- PT LIB belum memastikan kenaikan subsidi untuk klub ketika kompetisi kembali dilanjutkan Oktober 2020.
- Naik tidaknya subisidi dikatakan Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita, tergantung re-negosiasi dengan sponsor.
- Menurut Akhmad Hadian Lukita, para sponsor masih tertarik untuk mendukung jalannya kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
SKOR.id - PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum bisa memastikan apakah subsidi yang akan diterima klub Liga 1 dan Liga 2 akan mengalami kenaikan ketika kompetisi berlanjut.
Liga 1 dan Liga 2 akan kembali bergulir pada Oktober 2020, di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengatakan, bahwa besaran subsidi termin ketiga dan selanjutnya, tergantung hasil dari renegosiasi dan tanda tangan kontrak baru dengan sponsor.
Direktur Utama PT LIB Sebut Subsidi Klub Liga 1 dan Liga 2 Masih Abu-abuhttps://t.co/qO3m2jDJV9— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 30, 2020
Pada prinsipnya, dikatakan Akhmad, PT LIB ingin memenuhi permintaan klub terkait peningkatan besaran subsidi.
Sebab, pengeluaran klub bisa jadi juga meningkat jika kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi karena harus rutin melakukan pengetesan virus corona.
Akan tetapi, PT LIB harus melakukan renegosiasi dengan para sponsor tersebut terlebih dahulu sebelum memastikan.
Sebab dijelaskan Akhmad, kesepakatan sebelumnya sudah tidak berlaku karena adanya kondisi kahar atau force majeure yang memaksa kompetisi dihentikan sementara sejak Maret tahun ini.
"Saya pribadi mau jumlahnya naik seperti rencana. Namun, situasi pandemi Covid-19 ini membuat kami harus saling memahami," kata Akhmad.
"Bisa saja, pemasukan dari sponsor justru berkurang karena kondisi tidak normal," tuturnya menambahkan.
Satu yang pasti dikatakan Akhmad, PT LIB akan transparan soal keuangan karena mayoritas saham perusahaan dimiliki oleh klub Liga 1.
Lelaki yang dikenal dekat dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan saat menjabat di Lemhanas itu, mengatakan soal ketertarikan sponsor.
Para sponsor kompetisi, termasuk sponsor utama yang sudah menjalin kerja sama sejak musim lalu, diakui Akhmad masih tertarik untuk menyokong kelanjutan kompetisi musim 2020.
"Sebenarnya sponsor masih berminat, tetapi harus ada tanda tangan kontrak baru," Akhmad menjelaskan.
Sebelumnya, dalam pembicaraan antara PSSI, klub, dan PT LIB pada awal Juni 2020, muncul wacana untuk menaikkan jumlah subsidi jika Liga 1 dan 2 dilanjutkan saat new normal.
Saat itu muncul wacana, setiap tim Liga 1 akan mendapatkan subsidi sebesar Rp 800 juta.
Jumlah itu meningkat sebesar Rp 280 juta dari jumlah yang diterima sebelum pandemi yaitu Rp 520 juta.
Untuk musim 2020, klub Liga 1 baru dua kali menerima subsidi tepatnya sebelum kick-off pada Februari 2020 dan pertengahan Mei tahun setelah PT LIB menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
Sementara itu, tim Liga 2, besaran subsidi yang didapat bertambah bahkan hingga 100 persen menjadi Rp 200 juta.
"Pada prinsipnya, kami ingin persoalan terkait subsidi beres. Namun semuanya kembali lagi tergantung sponsor, karena kalau tidak, kami harus membayar subsidi dari mana?" ujar Akhmad.
Sebagai tambahan informasi, lewat surat keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi dalam Keadaan Luar Biasa tahun 2020, PSSI resmi memutuskan Liga 1, 2, dan 3 musim 2020 akan bergulir kembali mulai Oktober 2020.
Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pada Sabtu, 27 Juni 2020.
Lalu, disebarkan ke Komite Eksekutif (Exco) PSSI, PT Liga Indonesia Baru, Asosiasi Provinsi PSSI se-Indonesia, Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).
Berita PT LIB Lainnya:
Direktur Utama PT LIB Bicara Kans Yogyakarta Gelar Lanjutan Liga 1 2020
PT LIB Akan Rumuskan Landasan Kompetisi Berdasarkan SK PSSI