- Para suporter Liga Jerman kerap menyuarakan kebencian mereka terhadap bos Hoffenheim, Dietmar Hopp.
- Misalnya fans garis keras Bayern Munchen, yang sempat membentangkan spanduk bernada penghinaan terhadap Hopp dalam salah satu laga .
- Sang pengusaha dianggap menyalahi tradisi kepemilikan klub 50+1 di Liga Jerman.
SKOR.id - Sebagian suporter Liga Jerman, terutama dari kelompok garis keras, kerap menyuarakan kebencian terhadap pemilik klub Hoffenheim, Dietmar Hopp.
Tiga bulan lalu, tepatnya 29 Februari 2020, suporter garis keras Bayern Munchen sempat membentangkan spanduk yang mengandung kalimat penghinaan terhadap Hopp.
Spanduk yang memuat kalimat "Dietmar Hopp Anak Pelacur" itu, dibentangkan di sela pertandingan Liga Jerman antara Bayern dengan Hoffenheim yang berakhir 6-0.
Tindakan suporter Bayern itu seolah "menginjak" harga diri Hoffenheim lantaran dilakukan di Stadion Stadion PreZero Arena di kota Sinsheim.
Berita Liga Jerman Lainnya: Dari Model Lingerie hingga Juara Karate, Inilah Barisan WAGs Paling Top Liga Jerman
Karena aksi tak terpuji itu, para pemain Bayern sempat mogok bermain dan meninggalkan lapangan.
Begitu masuk kembali ke lapangan pada menit ke-77, para pemain Bayern dan Hoffenheim justru tidak bermain sepak bola. Mereka hanya saling mengumpan bola di tengah lapangan.
Pada akhir pertandingan, CEO Bayern Munchen Karl-Heinz Rummenigge bersama para pemain kedua tim bersalaman dengan Hopp di tengah lapangan. Mereka menggalang solidaritas.
Rummenigge pun berang terhadap sebagian suporter klubnya dan akan mencari para pelaku. "Aksi para idiot itu tidak bisa dimaafkan," kata mantan penyerang Jerman ini.
Sebenarnya apa pasal suporter Bayern bersikap sedemikian drastis terhadap Hopp?
Apalagi sebelumnya, suporter Borussia Dortmund pun melakukan hal serupa sehingga terkena sanksi larangan mengunjungi Hoffenheim selama dua musim.
Hopp, bagi sebagian suporter Liga Jerman, menyalahi tradisi kepemilikan klub di negara itu.
Jerman memiliki aturan 50+1 yang berarti saham mayoritas klub harus dikuasai para suporter.
Jadi, 50 persen saham klub harus dikuasai oleh suporter dan baru satu persen saham berikutnya boleh untuk pihak lain di luar fan atau anggota suporter tertentu.
Pengecualian hanya diberikan kepada Bayer Leverkusen dan VfL Wolfsburg dengan alasan historis. Leverkusen dimiliki oleh perusahaan farmasi Bayer dan Wolfsburg kepunyaan pabrikan mobil Volkswagen.
Namun, pada 2015, Hopp mendapat izin dari Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) untuk menanamkan modalnya di Hoffenheim.
Mitra pendiri perusahaan piranti lunak (software) SAP itu pun menjadi pemilik tunggal Hoffenheim hingga lebih dari 20 tahun ke depan.
Pada bagian ini, para penggemar Liga Jerman menilai ada yang salah. Mereka seolah mengulangi protes yang sama untuk Martin Kind, pengusaha yang pernah mengambil alih saham mayoritas Hannover 96 pada 2017.
Sejak saat itu, suporter Hannover terus memprotes Kind dengan spanduk bertuliskan "Kind Harus Mundur!".
Kind pada akhirnya melepaskan saham mayoritasnya pada Desember 2019. Namun langkah mundurnya lantaran ada jajaran direksi baru yang terpilih.
Bagi suporter Liga Jerman, suara protes mereka bukan terhadap Hopp pribadi. Mereka memprotes gagasan yang memberi keistimewaan kepada satu orang untuk menguasai saham mayoritas klub.
Hopp pun melawan. Dirinya menegaskan tidak akan mundur hanya karena ada protes dari sebagian suporter.
Berita Liga Jerman Lainnya: 24 Kartu Kuning, Liga Jerman Tetap ''Kasar'' di Tengah Wabah Corona
"Saya tak tahu mengapa para suporter membenci saya. Ini mengingatkan saya pada masa gelap," kata Hopp kepada Sport1.
"Saya tak mau membicarakan orang-orang ini, tak ada gunanya. Mereka hidup di dunia lain. Saya tak mau dan tak bisa bicara sama mereka," ujarnya menambahkan.
Hopp pun menegaskan bakal tetap datang ke stadion.
"Kenapa saya harus absen dari stadion? Justru mereka itu yang seharusnya tak boleh datang ke stadion," katanya seolah memberikan perlawanan.
*) Artikel ini pernah diterbitkan Skor.id pada 2 Maret 2020, pukul 07.00 WIB.