- Pembinaan pemain usia dini salah satu amanat yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No.3 tahun 2019.
- Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, menjelaskan bahwa implementasi Inpres ini, utamanya berkaitan dengan pembinaan usia dini.
- PSSI turut mengusulkan pembinaan pemain usia sekolah yang akan disinergikan dengan turnamen Piala Soeratin.
SKOR.id – Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, memastikan bahwa pembinaan pemain sepak bola usia dini menjadi salah satu fokus utama dalam melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) No.3 tahun 2019.
Hal itu disampaikan Zainudin Amali pada agenda Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepak Bolaan Nasional di Yogyakarta.
Dia mengatakan, sosialisasi bertajuk Industri Sepak Bola untuk Indonesia Maju ini bertujuan untuk membangun sinergi dengan sejumlah lembaga terkait.
Setidaknya, ada sepuluh kementerian yang mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo melalui Inpres tersebut. Salah satu di antaranya ialah Kemenpora.
Dalam Inpres tersebut, ada sepuluh tugas yang diinstruksikan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga.
Menpora menyebut, salah satu hal yang menjadi perhatian penuh dalam Inpres ini ialah melakukan pembinaan usia dini dan usia muda secara berjenjang.
“Dalam inpres tersebut ada penugasan untuk masing-masing kementerian dan lembaga, khusus kepada kami (Kemenpora), setidaknya ada sepuluh tugas,” kata Zainudin dalam sesi konferensi pers, Jumat (11/6/2021) malam hari WIB.
“Salah satu tugasnya ialah melaksanakan kompetisi berjenjang, dari usia bawah hingga usia tertentu,” ia melanjutkan.
Selain itu, Menpora turut menjelaskan bahwa pihaknya akan mempercayakan implementasi Inpres tersebut kepada PSSI.
Nantinya, PSSI bakal menjadi eksekutor program-program yang muaranya ialah mewujudkan cita-cita Inpres yang telah diterbitkan sejak 25 Januari 2019 ini.
“Tentu kami tidak bisa bekerja sendiri. Sebab, kami harus bekerja bersama-sama dengan banyak pihak, terutama salah satunya federasi,” kata Zainudin Amali.
“Secara teknis nantinya seperti apa, itu nanti menjadi kewenangan PSSI. Kami akan mendukung bahwa satu tugas itu bisa dilakukan dengan baik,” ia melanjutkan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto menjelaskan, bahwa pihaknya menyambut baik penerapan Inpres ini.
Menurut Iwan Budianto, hal ini adalah bentuk kehadiran pemerintah dalam memajukan dunia kulit bundar di Indonesia.
Dia menjelaskan, PSSI telah mengusulkan sejumlah ide untuk melaksanakan amanah Inpres tersebut, utamanya yang berkaitan dengan poin kedua mengenai pembinaan pemain usia dini.
Iwan menjelaskan, PSSI mengajukan pembinaan pemain di usia sekolah yang nantinya disinergikan dengan turnamen tahunan yang sudah ada, yaitu Piala Soeratin.
“Usulan dari PSSI ialah menggelar kompetisi yang ujungnya nanti akan disambut oleh turnamen usia dini yang digelar setiap tahun, yakni Piala Soeratin U-17 dan U-19,” kata Iwan.
Menurut dia, pemain-pemain muda yang saat ini masih duduk di bangku SMP bakal menjadi pemain yang mengisi skuad timnas Indonesia pada Olimpiade 2032.
Sebab, Olimpiade 2032 memang menjadi target yang dipatok oleh Presiden Joko Widodo dalam percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.
“Kami mengusulkan agar memutar pertandingan yang digelar dari tingkat Kabupaten/Kota di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ujarnya.
“Pemain-pemain pada usia ini kami harapkan menjadi tulang punggung timnas Indonesia saat mengikuti Olimpiade 2032,” ucap Iwan Budianto melanjutkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Kemenpora lainnya:
Menpora dan KONI Jamin Keamanan dan Kesehatan selama PON Papua 2021
Gelar Pelatihan Tenaga Keolahragaan, Kemenpora Berharap Peningkatan SDM
Ambil Bagian dalam Piala Wali Kota Solo, Persib Ingin Lampiaskan Kegagalan di Piala Menpora