SKOR.id – Mantan pebasket NBA Desmond Mason saat ini menekuni hari-harinya sebagai seniman, khususnya bidang seni studio, termasuk lukis dan pahat.
Pebasket yang pensiun pada tahun 2009 ini juga pernah menjajal karier sebagai penyanyi hip-hop, namun tidak terlalu sukses.
Passion Mason memang dalam bidang seni lukis, yang bahkan sudah ditekuninya sebelum ia menjalani karier sebagai pemain basket.
Karya-karyanya memang sudah diakui oleh banyak pencinta seni. Bahkan diapresiasi juga oleh petinggi NBA saat Mason masih memperkuat Seattle Supersonics antara 2000-2003.
Hal tersebut ia ceritakan dalam wawancara dengan New York Post beberapa waktu lalu.
Mason mengisahkan, ketika masih menjadi rookie NBA musim 2000-2001, dia dipanggil ke kantor liga di Midtown untuk pertemuan mendadak dengan komisaris David Stern.
Dengan gugup, pemain Seattle SuperSonics setinggi 6 kaki itu berjalan menuju ke kantor tersebut.
Ternyata, Stern tertarik dengan perkembangan karier seni sang pebasket dan telah membaca artikel Sports Illustrated tentang Mason.
Artikel itu dimuat saat Desmond Mason masih menjadi senior di Oklahoma State, di mana dia bermain sebagai small forward dan belajar seni studio.
“Saya benar-benar satu-satunya seniman sekaligus atlet saat itu. Menurut Stern ini menarik,” kata pria asal Texas ini, yang kemudian memenangkan kontes Slam Dunk pada 2001.
Stern kemudian meminta untuk membeli salah satu lukisan karyanya yang ditampilkan di majalah, yakni potret Al Pacino dalam Carlito’s Way.
“Apakah dia petugas keluarga Gambino (keluarga mafia Italia)? Apa yang sedang terjadi?" kata Mason, mengingat pemikirannya saat itu.
Stern kemudian membayar 500 dolar AS (Rp7 jutaan) untuk pekerjaan tersebut. Mason mengaku sangat tersanjung, dan jika itu terjadi sekarang ia akan memberikannya secara gratis.
“Saya sekarang mengingatnya kembali dan berpikir, ‘Tidak apa-apa.' Tetapi saat itu saya mengira saya adalah Picasso,” kata Mason tentang karya awalnya yang dibeli Stern itu.
Sementara banyak orang kaya yang mengumpulkan karya seni, pria berusia 45 tahun ini justru menciptakannya.
Bertahun-tahun sejak itu, Mason telah menjual karyanya kepada orang-orang terkenal.
Contohnya seperti bintang film George Clooney, penyiar olahraga Joe Buck, pakar kehidupan malam Rande Gerber, dan CEO Starbucks Howard Schultz.
Seni abstraknya yang penuh warna telah dipamerkan di Art Basel di Miami, dan ayah dua anak ini pernah menjual lukisannya kepada pengusaha Chicago, David Gupta, seharga 60.000 dolar AS (Rp938,5 jutaan).
Karyanya dipamerkan di New York untuk pertama kalinya dalam pertunjukan Athletes for Art Renaissance di Chelsea pada 2015.
Hasil yang lumayan untuk seseorang yang tumbuh besar di kehidupan Kota Dallas yang keras.
“Ketika saya tumbuh di lingkungan yang buruk dengan narkoba dan kekerasan, seni adalah tempat pelarian saya,” kata Mason.
Ia mengambil keramik di sekolah dan menggunakan kantong kertas coklat yang menutupi buku pelajarannya sebagai kanvas murahnya.
Dan ketika mendaftar di Oklahoma State, dia tidak puas dengan jurusan seni liberal yang lebih disukai oleh atlet pelajar lainnya.
Karena jadwalnya yang melelahkan, Mason memilih belajar seni studio, yang mengharuskannya akrab dengan peralatan memahat.
“Beberapa rekan satu tim saya yang sekamar dengan saya tidak terlalu menyukainya. Mereka selalu mengolok-olok saya.”
“Entah itu, atau mereka ingin aku menggambar sesuatu untuk asrama mereka. Mereka seperti, 'Bung, bisakah kamu menggambar Barry Sanders?'” Mason tertawa, mengingat permintaan foto pemain tersebut.
Mason dipilih oleh Sonics pada putaran pertama draft NBA tahun 2000 dan terus membawa portofolionya.
Saat bersama Sonics, ia mengadakan pertunjukan seni pertamanya pada tahun 2002, yang mendapat pujian dari kritikus luar kota.
“Saat itulah saya tahu ini adalah sesuatu yang bisa saya lakukan untuk mencari nafkah,” katanya. Meski demikian, dia terus bermain NBA.
Setelah menyaksikan Pollock, film biografi tentang pelukis abstrak besar Amerika Jackson Pollock, dia mengubah fokusnya dari realisme ke ekspresionisme abstrak.
“Saya keluar dan membeli gulungan kanvas, mengecat, dan menghancurkan halaman rumput saya,” kata Mason, yang memasang kuda-kuda di depan rumahnya.
“Saya melukis selama tiga jam dan itu mengubah saya. Saya beralih dari realisme hitam putih ke lukisan abstrak berskala besar.”
Saat bermain untuk Milwaukee Bucks pada tahun 2006, dia membeli rumah di Cabo San Lucas, Meksiko.
Itulah tempat dia bergaul dengan para tetangganya yang terkenal, seperti George Clooney dan Alex Rodriguez, yang banyak di antaranya membeli karya seninya.
Faktanya, Rodriguez-lah yang menurut Mason memengaruhinya untuk menunjukkan karyanya di Art Basel Miami selama dua tahun terakhir.
“A-Rod (sapaan Rodriguez) membuatku terpesona. Saya sangat terkesan dengan pengetahuannya tentang seni. Itu membuatku sedikit lengah.”
Setelah 10 tahun di liga, Mason pensiun dari dunia basket, dan saat ini, dia sangat fokus pada kerajinannya di studionya di Oklahoma City, tempat dia melukis segala sesuatu mulai dari tas Celine hingga kanvas berukuran besar.
“Saya bukan Hall of Famer dan saya juga bukan All-Star,” kata Mason. “Saya pernah memenangkan kontes dunk. Dengan seni, saya merasa seperti saya bekerja sangat keras dan menjadi lebih baik.”