- Diego Maradona meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020).
- Maradona wafat akibat serangan jantung, dua minggu setelah melakukan operasi otak.
- Ada banyak pemain di seluruh dunia yang pernah mendapat julukan Maradona baru, dari Amerika Latin, Eropa, hingga Asia.
SKOR.id - Diego Armando Maradona, salah satu pesepak bola terhebat dunia pergi untuk selama-lamanya pada usia 60 tahun, Rabu (25/11/2020).
Sang legenda Argentina itu mengembuskan napas terakhir setelah mengalami serangan jantung, dua minggu usai menjalani operasi otak di rumah sakit Buenos Aires.
Dunia pun secara kolektif meyatakan kesedihan dan kepedihannya atas kepergian salah satu pemain terhebat di sepak bola itu.
Mereka akan sangat kehilangan sosok yang terkenal dengan gol "Tangan Tuhan" pada Piala Dunia 1986 tersebut.
Mencuat pertanyaan apakah akan muncul lagi pesepak bola dengan kualitas seperti sang legenda berjulukan El Pibe de Oro (si Anak Emas).
Faktanya, sejak Maradona pensiun atau bahkan sebelum itu, sudah banyak pemain-pemain yang disebut-sebut bermain bak Maradona.
Kebanyakan label The Next Maradona memang berasal dari pemain asal Argentina tapi tidak sedikit yang juga muncul di benua Eropa bahkan Asia.
Paling lama mungkin adalah Ariel Ortega, junior Maradona di Tim Tango, juga ada Lionel Messi yang dalam sedekade terakhir terus dibandingkan dengan sang legenda.
Di Eropa ada Gheorghe Hagi, Dragan Stojkovic, dan Milan Baros. Sementara di Asia, khususnya Indonesia punya legenda yang penampilan juga mirip Maradona: Zulkarnain Lubis dan Tugiyo.
Berikut deretan pemain dari Argentina, Eropa, hingga Asia yang disebut-sebut "titisan" Diego Maradona:
Ariel Ortega
Pemain berjulukan El Burrito ini dianggap titisan pertama Maradona. Dia bermain di Piala Dunia 1994 tapi sinarnya baru terlihat di Prancis 1998, saat akhirnya mengenakan nomor punggung 10.
Kualitas dianggap sangat menyerupai Maradona, pun kelakuannya. Ia tampil memesona sejak awal turnamen hingga akhirnya diusir keluar lapangan karena menanduk Edwin van der Sar.
Kariernya di Italia lumayan bersinar, tapi berantakan lantaran kebengalan dan kecanduannya dengan alkohol.
Gheorghe Hagi
Maradona dari Carpathian, begitu publik menjuluki Gheorghe Hagi, bintang legendaris asal Rumania.
Semasa jayanya, Hagi merupakan jantung kreativitas timnas negaranya. Dia membawa Rumania bermain di Piala Dunia 1990, 1994, dan 1998, dan masuk dalam FIFA XI setelah membantu timnya ke perempat final.
Di level klub, Hagi memperkuat banyak klub besar dan meraih kesuksesan, termasuk saat bersama Barcelona dan Real Madrid.
Dragan Stojkovic
Legenda asal Yugoslavia ini sempat mendapat julukan Maradona dari Balkan lantaran kehebatannya sebagai gelandang serbabisa.
Tidak hanya sebagai playmaker, dia juga bisa mengisi pos gelandang serang, gelandang tengah, hingga penyerang. Jika saja dirinya tidak dibekap banyak cedera, Stojkovic diyakini bisa menjadi mega bintang.
Pria yang kini berusia 55 tahun itu ikut bermain di Piala Dunia 1990 dan 1998. Di level klub ia merasakan trofi Liga Champions 1993 bersama Marseille.
Juan Roman Riquelme
Ruquelme mendapat sebutan The Next Maradona meski gaya permainannya terhitung berbeda. Pengumpan wahid Argentina bermain dengan kecerdasan dan keanggunan sementara Maradona lebih agresif.
Karier Riquelme di Villarreal dan Boca Juniors terhitung luar biasa meski gagal merasakan trofi bersama Argentina. Pada 2006 ia sempat mencapai semifinal Liga Champions dengan Villareal, juga melaju ke perempat final Piala Dunia bersama Jose Pekerman.
Milan Baros
Milan Baros dijuluki The Ostravan Maradona lantaran punya kesamaan dalam cara menggiring bola dengan El Pibe de Oro.
Pemain Republik Ceko ini merasakan karier gemilang bersama Liverpool (2002-2005). Dia ikut membantu The Reds meraih Piala Liga 2002-2003 dan Liga Champions 2004-2005.
Baros merupakan langganan timnas Republik Ceko sejak 2001. Prestasi terbaiknya bersama timnas adalah peringkat ketiga Piala Eropa 2004.
Javier Saviola
Pemain kelahiran 1981 ini selintas mirip Maradona. Berpostur mungil, punya kecepatan luar biasa, dan kelincahan.
Berkat kualitasnya, Saviola merupakan favoritnya para pelatih. Namun, pemain berjulukan El Conejo atau Kelinci ini dianggap lebih seperti striker ketimbang pemain nomor 10.
Di level klub, dia memperkuat River Plate, Barcelona, Real Madrid, Monaco, Sevilla, hingga Benfica dan mengoleksi banyak trofi. Sementara di timnas Argentina, hanya ada medali emas Olimpiade 2004.
Pablo Aimar
Di awal 2000-an, Aimar adalah salah satu gelandang serang terbaik di Eropa. Tubuhnya yang pendek, mampu berlari kencang, dan cerdas dalam menguasai bola membuatnya dijuluki Maradona Baru.
Penampilannya menurun karena cedera meski sempat bangkit di Benfica. Kadang-kadang Aimar dijuluki El Payaso (badut). Dia terus-menerus bertarung dengan Riquelme untuk memperebutkan jersey nomor 10 selama karir mereka di level internasional.
Lionel Messi
La Pulga dianggap paling mirip dengan Maradona, baik dari sisi talenta, permainan, maupun fisik. Namun, dalam hal karier Messi dinilai masih berada di bawah seniornya.
Hingga saat ini, bintang Barcelona itu belum mampu mengantar Argentina meraih gelar, meski di level klub ia bergelimang trofi.
Bersama Argentina, hanya ada medali emas Olimpiade pada tahun 2008, dan runner-up Piala Dunia dan Copa America menjadi yang terbaik sejak itu.
Carlos Tevez
Saat memperkuat Manchester United publik Inggris menjuluki Tevez sebagai The New Maradona.
Keagresifan di depan gawang lawan ditopang teknik mumpuni membuatnya menjadi penyerang yang disegani dan digadang-gadang bakal menjadi pemain besar.
Secara umum, pemain kelahiran 1984 ini cukup sukses dalam setiap klub yang dibelanya. Teranyar Tevez berstatus pemain dengan bayaran tertinggi di Liga Cina dalam usia 35 tahun.
Zulkarnain Lubis
Indonesia juga memiliki pemain yang penampilannya mirip Maradona dalam diri Zulkarnain Lubis. Pesepak bola era 80-an itu punya kemampuan melewati lawan-lawannya dengan gocekan cantik.
Pemain yang beroperasi di lini tengah ini juga piawai melakukan dribbling sehingga memudahkannya tugas rekan-rekannya di sektor depan.
.
Mantan gelandang timnas Indonesia sempat membawa negaranya menembus semifinal Asian Games, juga sudah malang melintang di banyak klub.
Tugiyo
Satu lagi pemain Indonesia yang kehebatannya dianggap menyerupai Maradona adalah Tugiyo. Tubuhnya yang gempal tapi lincah membuatnya dipanggil Maradona dari Purwodadi.
Pemain kelahiran 13 April 1977 itu sukses mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia 1999-2000 bersama PSIS Semarang.
Setahun sebelumnya pelatih timnas Indonesia, Bernard Schumm memanggilnya, tapi cedera parah menggagalkan impian Tugiyo memperkuat skuat senior.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Daftar Lengkap 16 Tim yang Akan Bertarung di Valorant First Strike Indonesia https://t.co/k246rpBhHe— SKOR Indonesia (@skorindonesia) November 26, 2020
Berita Diego Maradona Lainnya:
Ungkapan Kesedihan Napoli Usai Diego Maradona Wafat
Pele Mengenang Diego Maradona: Kami Akan Bermain Sepak Bola di Langit