- Ada beberapa pesepak bola yang meninggalkan kesan luar biasa di klub tempat mereka pernah bermain.
- Hal itu membuat para penggemar masih menghormati mereka di setiap pertandingan LaLiga.
- Beberapa klub LaLiga masih memberikan penghormatan kepada para mantan pemain mereka melalui nyanyian, tepuk tangan, dan bahkan karangan bunga.
SKOR.id - Ada beberapa pesepak bola yang meninggalkan kesan luar biasa di klub tempat mereka pernah bermain, sehingga membuat para penggemar masih menghormati mereka di setiap pertandingan LaLiga (Liga Spanyol).
Dalam beberapa kasus, momen penghormatan ini terjadi di setiap pertandingan kandang karena pemain meninggal di usia muda. Di klub lain, para pendukung hanya ingin mengingat masa-masa indah.
Berikut adalah beberapa contoh penghormatan yang berlangsung di LaLiga setiap pekannya:
Juanito (Real Madrid)
Tidak ada yang memperlihatkan sikap pantang menyerah Real Madrid seperti Juan Gomez Gonzalez, lebih dikenal sebagai Juanito.
Bahkan 30 tahun setelah kematiannya yang tragis dalam kecelakaan lalu lintas, gelandang yang dikenal berkat tekel tangguhnya ini masih melambangkan kemampuan luar biasa Real Madrid untuk bangkit di panggung Eropa.
Setelah kekalahan 2-0 dari Inter Milan di leg pertama semifinal Piala UEFA, Juanito dengan terkenal memperingatkan tim asal Italia tersebut, bahwa: "90 menit di Santiago Bernabéu adalah waktu yang sangat lama."
Kata-katanya terdengar benar saat Real Madrid memenangkan leg kedua di ibukota Spanyol dengan skor 3-0. Sejak saat itu, setiap kali Los Merengues tertinggal dalam pertandingan Eropa, media lokal berbicara tentang memanggil 'semangat Juanito'.
Warisan Juanito tetap hidup di antara para penggemar, yang meneriakkan “Illa Illa Illa, Juanito Maravilla” (“Illa Illa Illa, Juanito yang luar biasa”) di menit ke-tujuh setiap pertandingan di Bernabéu untuk menghormatinya.
Mengingat nama-nama seperti Raul dan Cristiano Ronaldo yang juga pernah mengenakan nomor punggung 7 setelah Juanito, fakta bahwa dia adalah orang yang mendapat tepuk tangan meriah di setiap pertandingan menyimpulkan betapa tinggi respek para penggemar Real Madrid kepada dirinya.
Antonio Puerta (Sevilla FC)
Pemain sayap lincah itu adalah simbol dari tim Sevilla FC yang luar biasa. Lahir di Sevilla, Puerta bergabung dengan tim junior Sevilla FC pada usia sembilan tahun.
Ketika ia masuk ke tim utama, ia segera membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain paling berbakat dan menentukan dengan mencetak gol penting melawan Schalke di semifinal Piala UEFA, membantu klub memenangkan trofi Eropa pertama mereka di 2005-2006.
Dia juga mencetak gol dalam kemenangan adu penalti atas RCD Espanyol di final tahun berikutnya untuk mengangkat Piala UEFA lainnya.
Namun, karier dan kehidupan Puerta yang menjanjikan pupus dengan sangat menyakitkan. Pada Agustus 2007, di usia 22 tahun, ia mengalami serangan jantung saat bertanding melawan Getafe CF dalam sebuah insiden yang menggemparkan dunia sepak bola. Namun, legenda Puerta tetap hidup di kota Sevilla dan sekitarnya.
Pendukung klub tidak hanya memberikan tepuk tangan di menit ke-16, mengikuti nomor punggungnya di setiap pertandingan kandang, tetapi kematiannya juga membuat otoritas sepak bola Spanyol mewajibkan klub memasang defibrillator di stadion.
Hal ini akhirnya menyelamatkan nyawa pemain Salamanca Miguel García ketika ia pingsan saat pertandingan pada tahun 2010.
Dani Jarque (RCD Espanyol)
Kapten RCD Espanyol juga meninggal karena serangan jantung pada tahun 2009, dalam usia 26 tahun. Dia telah bermain untuk tim utama RCD Espanyol selama tujuh tahun, bergabung dengan akademi klub pada usia 12 tahun, dan telah dianugerahi ban kapten satu bulan sebelum kematiannya.
Tapi, namanya tetap terikat dengan klub, membuat pendukungnya bertepuk tangan selama satu menit di menit ke-21 setiap pertandingan kandang. Tempat latihan klub dan stadion tim cadangan mereka juga telah diganti namanya dengan nama pemain tersebut.
Teman dekatnya, Andres Iniesta, juga memastikan seluruh dunia tahu tentang mendiang pemain RCD Espanyol. Ketika dia mencetak gol kemenangan untuk Spanyol di final Piala Dunia 2010, dia mengangkat bajunya untuk menampilkan kaos bertuliskan “Dani Jarque - Always With Us”.
Milinko Pantic (Atletico Madrid)
Gelandang Serbia ini mendapat penghormatan unik dari salah satu pendukung Atletico Madrid: Margarita Luengo. Pemegang tiket musiman Los Rojiblancos tersebut menyukai Pantic saat ia bergabung, mengagumi kemampuannya dalam mengambil tendangan bebas dan tendangan sudut.
Sebelum pertandingan melawan Athletic Bilbao pada Januari 1996, Luengo meletakkan bunga di dekat bendera pojok sebagai bentuk dukungan kepada pemain tersebut.
Langkah tersebut berhasil dengan baik saat Atletico Madrid menang dan mencetak gol dari tendangan sudut lainnya, jadi Luengo mengulangi tradisi tersebut di setiap pertandingan.
Bunga-bunga itu terbukti menjadi jimat keberuntungan yang nyata, saat Atleti memenangkan gelar ganda musim itu.
Luengo melanjutkan tradisi itu lama setelah Pantic meninggalkan klub dan bahkan setelah klub pindah ke Stadion Metropolitano pada 2017. Bahkan pandemi virus corona tidak menghentikan kebiasaan itu.
Meskipun tidak ada pendukung yang diizinkan masuk ke pertandingan, kapten klub Koke malah meletakkan bunga di dekat bendera sudut, dengan Luengo membimbingnya melalui proses melalui panggilan video.
Baca Juga Berita Liga Spanyol Lainnya:
Real Madrid Sepakat untuk Melepas Messi Jepang ke Real Sociedad
Masuk Skuad Pramusim Barcelona, Isyarat Frenkie de Jong Batal Hengkang?