SKOR.id – Derby della Madonnina antara Inter Milan melawan AC Milan pada Sabtu (16/9/2023) malam akan menjadi laga yang paling menyita perhatian di pekan keempat Liga Italia 2022-2023.
Salah satu yang paling disorot pada duel nanti adalah persaingan antara dua striker andalan — Lautaro Martinez dari Inter dan Olivier Giroud dari AC Milan.
Milan sempat khawatir Giroud akan absen setelah menarik diri dari timnas Prancis karena cedera pergelangan kaki. Namun, ia kembali berlatih pada hari Kamis dan kini bersiap untuk menjadi starter dalam derbi.
Lautaro tampil di kedua laga Argentina pada kualifikasi Piala Dunia 2026 di jeda internasional kali ini. Namun, ia hanya bermain lima menit di laga kedua melawan Bolivia, membuatnya bisa beristirahat sejenak menjelang laga penentu di San Siro.
Kedua pemain telah memulai musim dengan baik di Liga Italia 2023-2024. Lautaro telah mencetak lima gol dalam tiga pertandingan Inter, sementara Giroud telah mencetak empat gol dan memberikan satu assist dalam tiga pertandingan pertama Milan, yang menunjukkan pentingnya gol tersebut bagi tim masing-masing.
Lautaro dan Giroud sama-sama penting dan akan memimpin lini depan dalam derbi kali ini, namun angka-angka yang ada menunjukkan bahwa Giroud akan memiliki sedikit keunggulan dibanding Giroud.
Musim lalu, striker asal Argentina itu rata-rata mencetak 4,37 tembakan per 90 menit dan berkontribusi langsung pada 0,94 gol/90 menit. Sementara, pemain Prancis itu hanya mencatatkan rata-rata 3,24 tembakan dan 0,76 kontribusi gol langsung. Angka-angka ini langsung menyoroti rendahnya ancaman serangan Giroud.
Keduanya melepaskan jumlah umpan yang sama per 90 menit, yaitu 23,8 untuk Lautaro dan 23,5 untuk Giroud. Namun, Lautaro lebih berhasil dengan 17,6 penyelesaian per 90 menit dibanding Giroud yang 14,7. Ini sebuah tanda meningkatnya kemampuan Lautaro dalam mengintegrasikan rekan satu timnya.
Pemain Inter ini juga memainkan peran yang lebih besar dalam membangun serangan dengan 2,9 operan progresif per 90 menit, jauh lebih tinggi daripada striker Milan yang 1,51. Namun hal ini disebabkan oleh peran mereka masing-masing dalam pergerakan menyerang.
Giroud menerima lebih banyak umpan progresif per 90 menit dibanding Lautaro — 6,39 hingga 6,01 — dan melakukan lebih banyak sentuhan di area penalti menyerang per 90 menit — 6,64 hingga 5,98 — yang menggarisbawahi bagaimana ia duduk lebih dekat ke gawang lawan, dibanding Lautaro yang sering ikut membangun serangan.
Giroud juga memberikan ancaman yang lebih besar di udara, memenangi 4,24 duel udara per 90 menit dibanding Lautaro yang 1,40.
Namun, Lautaro melakukan lebih banyak menerima pelanggaran dibanding rivalnya di Milan, dengan rata-rata 2,2/90 menit berbanding 1,01/90 menit. Ini pertanda bahwa striker Inter itu memiliki dribel yang rumit dan kenyamanan dalam penguasaan bola.
Singkatnya, statistik menunjukkan bahwa Lautaro Martinez akan memainkan peran yang lebih krusial bagi Inter dibanding Olivier Giroud di Milan. Lautaro memainkan peran yang lebih besar dalam membangun serangan serta menjadi ancaman yang lebih besar di depan gawang.
Giroud akan duduk lebih jauh di lini depan dan dominasinya di udara akan memungkinkan Rossoneri memainkan gaya yang lebih langsung, memberi mereka lebih banyak pilihan jika mereka kesulitan melewati lini tengah Nerazzurri.
Komparasi Para Pendukung
Sejumlah pemain Inter maupun Milan lainnya juga patut disorot karena bisa menjadi pendukung. Karena lebih sering bermain dengan formasi 3-5-2 flat, Inter bakal mengandalkan Hakan Calhanoglu jika membangun serangan dari lini tengah.
Adapun Milan yang meskipun memakai 4-3-3, terkadang memanfaatkan kreatifitas kedua sayapnya — Christian Pulisic di kanan dan Rafael Leao di kiri — untuk membangun serangan.
Dari tiga kali dimainkan di Liga Italia musim ini, Calhanoglu sudah mencetak satu gol dengan Expected Goals (xG) — ekspektasi gol. Kualitas peluang mencetak gol dan kemungkinan peluang tersebut menjadi gol — 1,12. Angka ini di atas Pulisic (0,99).
Calhanoglu rata-rata menyentuh bola 76,3/laga yang juga lebih tinggi daripada Pulisic yang hanya 38,3. Akurasi operan Calhanoglu, yakni 57,7 (95%) per laga lebih baik ketimbang Pulisic (24,3/89%).
Namun, Pulisic lebih mematikan dan efektif karena sudah mencetak dua gol meskipun tembakannya per laga hanya 1,7 berbanding satu gol milik Calhanoglu dari 2,3 tembakan/laga.
Selain kedua nama di atas masih ada Marcus Thuram di Inter dan Rafael Leao di Milan. Thuram sudah terlibat dalam tiga (1 gol, 2 assist) dari delapan gol I Nerazzurri sedangkan Leao dua (1 gol, 1 assist) dari delapan gol I Rossoneri
Angka-angka di atas bisa dilihat Milan memiliki tiga pemain depan haus gol yang akan menghadapi tantangan berat menembus pertahanan Inter yang hingga kini belum kebobolan.
Baik Inter maupun Milan sama-sama memiliki lima pemain yang sudah membuat assist. Selain Thuram (2), Inter masih memiliki Federico Dimarco (2), Denzel Dumfries (1), Juan Cuadrado (1), dan Marko Arnautovic (1).
Di Milan, lima pemain masing-masing baru membuat satu assist, yakni Giroud, Leao, kapten Davide Calabria, Ruben Loftus-Cheek, dan Tijjani Reijnders. Dua nama terakhir merupakan pemain baru Milan — seperti Pulisic — yang juga berpotensi membuat kejutan pada laga Sabtu malam nanti.