SKOR.id - Crystal Palace, Arsenal, Newcastle United, dan Brighton & Hove Albion. Empat tim inilah lawan yang akan dihadapi Manchester United dari sisa laga Liga Inggris 2023-2024.
Di antara keempat lawan tersebut, Arsenal tentunya yang paling bagus posisinya, sebagai pemimpin sementara klasemen Liga Inggris 2023-2024 ini.
Sedangkan yang paling rendah adalah Crystal Palace. THe Eagles yang berada di bawah asuhan Oliver Glasner, saat ini ada di peringkat ke-14 klasemen sementara dengan 40 poin.
Namun, meski merupakan tim yang posisinya tidak lebih bagus, Crystal Palace justru menjadi ancaman paling serius yang sudah di depan mata pasukan Erik ten Hag.
Malam ini atau Selasa (7/5/2024) pukul 02.00 WIB, Crystal Palace akan mengadang langkah Manchester United di Stadion Selhurst Park.
Jika Marcus Rashford dan kawan-kawan menilai karena posisi Crystal Palace yang ada di papan bawah sehingga laga nanti akan lebih mudah, tentu keliru.
Saat ini, Crystal Palace justru tengah menjadi perhatian. Kehadiran Oliver Glasner sebagai pelatih sejak Februari lalu memberikan perubahan positif yang besar.
Crystal Palace-lah yang mengalahkan Liverpool di kandang The Reds, Stadion Anfield, pada pekan ke-33 lalu, atau di laga 14 April 2024.
Crystal Palace memiliki peluang untuk kembali memberikan kejutan dalam laga nanti. Kemenangan atas Manchester United, akan membuat mereka mencatat tiga kemenangan beruntun di kandang.
Kemenangan atas Liverpool memperlihatkan bagaimana Oliver Glasner meraih hasil yang sebelumnya dinilai nyaris tidak mungkin. Mengalahkan Liverpool di Stadion Anfield merupakan pencapaian luar biasa.
Kini, Crystal Palace akan mencoba untuk memberikan kejutan lainnya kepada Manchester United.
"Bukan rahasia bahwa kami tidak memiliki kekuatan finansial untuk bersaing dengan tim-tim top di Inggris. Tapi, jika memang itu satu-satunya jawaban semuanya menjadi sudah ditentukan, kami tidak punya peluang," kata Oliver Glasner, dalam konferensi pers jelang laga lawan Manchester United.
Setelah kemenangan atas Liverpool, The Eeagles tidak terbendung. Mereka kembali meraih kemenangan yaitu saat menjamu West Ham United, 5-2.
Kemenangan di kandang tersebut kembali mereka raih di laga selanjutnya saat menekuk Newcastle United, 2-0.
Dan, terakhir, meski tidak menang, namun Crystal Palace berhasil meraih satu poin dalam laga tandang lawan Fulham yang berakhir 1-1, akhir pekan lalu.
Hasil itulah yang kemudian membuat Oliver Glasner berhasil menjauhkan timnya dari ancaman degradasi. Kini, Crystal Palace sudah aman dari aancaman degradasi.
The Eagles tetap bermain di Liga Inggris pada musim 2024-2025 nanti. Dan, semua itu karena kehadiran Oliver Glasner sebagai pelatih baru sejak 19 Februari 2024 lalu.
Datang Menggantikan Roy Hodgson
Ketika Crystal Palace kalah 1-3 di kandang pada pekan ke-24, 12 Februari 2024 lalu, manajemen langsung melakukan pergantian pelatih.
Mereka mengangkat Oliver Glasner menggantikan Roy Hodgson. Ketika itu, posisi Crystal Palace memang berada di peringkat ke-14, namun jarak mereka dengan tim batas zona degradasi sangat dekat.
Mereka hanya unggul 7 poin atas Nottingham Forest yang ketika itu ada di zona degradasi yaitu posisi ke-18 dengan 17 poin.
Kini, Crystal Palace telah membuat jarak yang sangat jauh yaitu 14 poin dengan Luton Town yang ada di posisi ke-18 dengan 26 poin.
Dengan hanya dua laga sisa bagi Luton Town (6 poin), posisi Crystal Palace sudah tidak terkejar lagi oleh ancaman degradasi.
Sukses tersebut memang tidak terlepas dari peran Oliver Glasner. Pelatih berusia 49 tahun ini telah melakukan perubahan terkait taktik. Perubahan ini disambut antusias oleh pemain Crystal Palace.
Menurut analis sepak bola Inggris, Adrian Clarke, Oliver Glasner membuat timnya bermain dengan pola 3-4-2-1.
Dengan perubahan itulah, Crystal Palace meraih 4 kemenangan, 3 kali imbang, dari 10 laga Liga Inggris di bawah asuhan Oliver Glasner.
"Strategi sepak bola dengan permainan menekan yang tinggi intensitasnya, bermain dengan lebih banyak memanfaatkan lebar lapangan merupakan permainan yang kini terlihat dari Cyrstal Palace," kata Adrian Clarke di laman Premierleague.com.
Oliver Glasner juga memaksimalkan pemain seperti Eberechi Eze dan Michael Olise sebagai dua pemain "kembar" dengan fungsi sebagai pemain dengan karakter 10 (playmaker).
"Transformasi itulah yang menjadi perhatian besar dan menarik bagi fans Crystal Palace," kat Adrian Clarke lagi.
Di bawah asuhan pelatih asal Austria ini pula, Crystal Palace memiliki permainan dengan melakukan tekanan yang lebih besar dan intens.
Pemain bertahan proaktif ketika mereka dalam posisi tanpa bola. Salah satu contoh dari sistem pressing ini terlihat dalam kemengan 5-2 atas West Ham United.
Ketika itu, Eberechi Eze memang mencetak gol spektakuler lewat tendangan salto atau tendangan gunting.
Gol itu boleh jadi akan menjadi salah satu gol indah di Liga Inggris musim ini.
Namun, gol itu bisa terjadi salah satunya karena aksi pemain bertahan Crystal Palace, Chris Richards, yang melakukan tekanan dengan memotong arah bola lawan sebelum kemudian langsung mengopernya ke depan.
Peran para pemain bertahan dalam melakukan tekanan, salah satu yang menjadi "tema" dari perubahan yang dilakukan oleh Oliver Glasner.