- Ali Karimi, mantan bintang timnas Iran dan Bayern Munchen, pernah sempat dipecat oleh klubnya karena tidak berpuasa.
- Pada masanya, Ali Karimi merupakan pemain bintang di Asia yang berhasil bermain di Eropa.
- Ali Karimi disebut-sebut sebagai Maradona dari Asia.
SKOR.id - Nama Ali Karimi pernah berkibar di sepak bola Eropa. Pemain asal Iran ini sempat bermain di Bayern Munchen dan menjadi bagian dari klub Bavaria tersebut juara Bundesliga 2005-2006.
Kemampuan individunya dalam mengolah bola, bahkan membuatnya disebut-sebut dengan nama "Diego Maradona dari Asia".
Namun, siapa sangka bahwa Ali Karimi pernah mengalami persistiwa yang tidak mengenakan ketika dirinya memperkuat Steel Azin pada 2009-2011.
Mantan pemain timnas Iran ini pernah dipecat oleh klub tersebut gara-gara ketahuan tidak berpuasa.
Peristiwanya terjadi pada Agustus 2010 silam. Ketika itu, Ali Karimi ketahuan atau terlihat tengah minum setelah dirinya melakukan latihan.
Peristiwa tersebut kemudian membuat manajemen klub memutuskan memecat atau mencoret sang pemain.
Dalam pengumumannya, Steel Azin FC menyatakan bahwa mereka telah memecat pemain ini karena tidak berpuasa di bulan Ramadan.
"Steel Azin FC telah diminta untuk memecat salah satu pemainnya, Ali Karimi, karena dinilai tidak mengormati puasa Ramadan," demikian pertanyaan klub saat itu.
Ali Karimi sendiri kemudian melakukan protes terhadap sikap klub kepada dirinya dan sempat menyangkal. Namun, beberapa hari kontroversi itu berjalan, Ali Karimi dan manajemen akhirnya sepakat untuk sanksi denda.
Ali Karimi setuju membayar denda kepada klub atas peristiwa tersebut yang besarnya mencapai 40 ribu US dolar dan akhirnya dia kembali lagi menjadi bagian dari klub tersebut.
Pada masa kariernya, Ali Karimi merupakan pemain yang menonjol di Asia, khususnya bagi timnas Iran.
Total dalam kariernya, dia bermain 127 laga untuk timnas Iran dan mencetak 38 gol. Kehadirannya di Steel Azin pada 29 Juli 2009 pun membawa statusnya sebagai pemain yang pernah sukses di Eropa.
Ali Karimi langsung membuktikan pada musim pertamanya bersama Steel Azin dengan mencetak gol dalam empat laga beruntun pada awal musim.
Pada 14 Agustus 2009, dia mencetak gol kedua timnya dalam kemenangan 4-3 atas Saba, lalu dua gol lawan Shahin pada kemenangan 2-1.
Di negara Islam seperti Iran, soal puasa Ramadan tentu menjadi lebih ketat dibandingkan bagi pemain di Eropa tentunya.
Di Eropa, sejumlah pemain bebas memilih untuk menunda puasa dan menggantikannya di hari lain.
Meski demikian, tidak sedikit pemain muslim di Eropa yang tetap berpuasa baik saat latihan maupun bertanding.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Hasil Chelsea vs Manchester City: Gol Hakim Ziyech Pastikan The Blues ke Final Piala FA https://t.co/FN6Hlvtuqr— SKOR Indonesia (@skorindonesia) April 17, 2021
Berita Bola Internasional Lainnya:
CERITA RAMADAN: Ketika Barcelona Menyesuaikan Makanan untuk Ousmane Dembele