SKOR.id - Tak lama setelah mengumumkan pengunduran diri dari PSIS Semarang, Carlos Fortes sudah mendapatkan pelabuhan baru.
Striker asal Portugal itu akan melanjutkan karier di Liga Uni Emirat Arab (UEA) bersama Al Dhafra FC.
Fortes mengungkapkan kabar ini via Instagram pribadinya pada Sabtu (3/2/2024) sore WIB.
"Tantangan baru, ambisi tetap sama. Sangat senang mengumumkan bahwa saya kini adalah pemain Al Dhafra FC. Let's goooo," tulis bomber 29 tahun itu.
Di skuad Al Dhafra FC, Carlos Fortes akan bersaing dengan sederet penyerang lain, termasuk jebolan akademi Arsenal, Benik Afobe.
Striker yang juga pernah membela sederet klub Inggris macam Bournemouth, Wolverhampton Wanderers, hingga Stoke City itu merupakan top scorer sementara UEA First Division League 2023-2024.
Dia melesakkan 12 gol untuk membawa Al Dhafra FC bercokol di peringkat ketiga klasemen.
Kedatangan Carlos Fortes diharapkan bisa melengkapi ketajaman lini depan tim asuhan Paulo Comelli.
Sebelum hengkang ke Uni Emirat Arab, Carlos Fortes cukup sukses mengukir namanya sebagai salah satu striker asing paling gacor di Liga 1.
Pada musim debutnya, 2021-2022, bomber berciri khas rambut gimbal panjang itu mampu melesakkan 20 gol buat Arema FC, membawa Singo Edan finis di posisi keempat.
Musim berikutnya, Fortes hengkang ke PSIS Semarang. Sayang, hantu cedera mengganggu performanya sehingga cuma bisa menyumbang tiga gol dalam 17 laga.
Baru pada musim kedua di Kota Lumpia, Carlos Fortes memperlihatkan tajinya. Dua puluh laga dilakoni di Liga 1 2023-2024, dan 10 gol pun tercipta.
Namun, ketika PSIS Semarang baru menikmati kemampuan terbaiknya, sang bomber tiba-tiba pamit.
Lewat surat terbuka, Carlos Fortes menyebut keluarga sebagai alasannya pergi meninggalkan skuad Mahesa Jenar. Selain itu, tawaran yang dilempar Al Dhafra FC ternyata juga jauh lebih menggiurkan secara finansial.
PSIS pun dengan berat hati berpisah dengan pilar lini depan mereka tersebut.
Mengingat bursa transfer Liga 1 sudah ditutup, manajemen klub tak punya kesempatan mencari striker anyar.
Pelatih Gilbert Agius terpaksa memaksimalkan materi yang ada, mungkin mempromosikan beberapa pemain dari akademi PSIS.