SKOR.id - Carlo Ancelotti untuk kali kedua dalam hidupnya menerima gelar Doktor Kehormatan. Rabu (11/10/2023) pagi waktu Italia, pelatih Real Madrid tersebut menerima gelar tersebut dari Universitas Parma.
Hari itu, Don Carlo mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa (Doktor Kehormatan) untuk Sciences and Techniques of Preventive and Adapted Motor Activities, atau Ilmu dan Teknik Aktivitas Motorik Pencegahan dan Adaptasi.
Bagi Carlo Ancelotti, ini bukan kali pertama dirinya mendapatkan gelar dari sebuah universitas. Sebelumnya, pada 2007 silam, dirinya bahkan sudah menerima gelar ini ketika masih menangani AC Milan.
Saat itu, 12 November 2007, sebuah univeristas di Belgia, yaitu Universitas Plovdiv, memberikan gelar Doctor Honoris Causa kepada Carlo Ancelotti Comunicazione e Sport atau Komunikasi dan Olahraga.
Gelar Doktor Kehormatan ini tentu saja kembali menegaskan bahwa Carlo Ancelotti, melalui olahraga dalam hal ini ilmu, pengalaman, serta kemampuannya dinilai telah berjasa dan luar biasa untuk ilmu pengetahuan dan juga kemanusiaan.
Untuk diketahui, gelar Doktor Kehormatan adalah gelar yang diberikan kepada seseorang (tanpa melewati pembelajaran akademik) karena sesuatu yang dilakukannya berguna bagi kehidupan.
Inilah yang menjadi dasar Universitas Parma memberikan gelar tersebut kepada pelatih Real Madrid yang kini telah berusia 64 tahun tersebut.
Berbeda dengan gelar yang diterimanya pada 2007 silam, gelar yang diberikan Universitas Parma ini tampaknya sangat berarti bagi pelatih yang kerap dipanggil dengan Don Carlo.
Menurut pers Spanyol, as.com, Carlo Ancelotti sempat menitikkan air mata ketika menerima dan memberikan ucapan di atas podium setelah resmi mendapatkan gelar tersebut.
"Sepak bola telah memberikan saya banyak pembalaran, bagaimana membuat hubungan yang baik, menghormati antarsesama, dan mentaati peraturan," kata Carlo Ancelotti dengan nada penuh emosi, saat berbicara di podium di hadapan para pelajar atau mahasiswa yang menghadiri acara tersebut.
Tidak lupa pula, Carlo Ancelotti menyebutkan beberapa nama mereka yang telah ikut berjasa dalam kariernya baik ketika sebagai pemain maupun sebagai pelatih, seperti Arrigo Sacchi dan Ariedo Braida (legenda pelatih AC Milan).
"Saya terima gelar ini," kata Carlo Ancelotti lagi. Sambil tersenyum dan dengan nada bercanda, Carlo Ancelotti menyampaikan bahwa gelar ini diterima setelah dia menjalani beberapa ujian.
"Saya justru menghadapi banyak ujian, mungkin satu kali setiap tiga hari. Ada ujian di saat saya mendapatkan penilaian sehingga saya harus selalu siap setiap hari," kata Carlo Ancelotti menambahkan.
"Sekarang, saya sudah sah meminta pemain saya agar memanggil saya dengan 'doctor'," Ancelotti menambahkan sambil tertawa yang juga disambut dengan tawa yang hadir.
Lalu, Carlo Ancelotti kembali serius ketika dirinya menjawab tentang makna sepak bola bagi dirinya.
"Sepak bola adalah sebuah sekolah, kita belajar untuk bersaing, untuk melampaui kemampuan. Dan, kekalahan adalah bagian dari olahraga, seperti halnya kehidupan ini," kata Carlo Ancelotti.
Ancelotti juga menyampaikan bahwa sepak bola adalah bagaimana seseorang mau belajar. Bagi seorang pelatih, menurutnya ada momen ketika dirinya tidak mungkin untuk mengembangkan bakat pemain ketika pemain tersebut justru sudah memiliki segalanya dalam level terbaik.
"Anda tidak mungkin mengajari Diego Maradona bagaimana menggiring bola, karena dia sudah memiliki kemampuan itu. Yang bisa Anda berikan pelajaran baginya adalah bagaimana mengatur kemampuan tersebut," kata Carlo Ancelotti, mengibaratkan.
"Setelah hampir 44 tahun berada di bidang ini, sepak bola bagi saya bukanlah sebuah pekerjaan, melainkan semangat atau gairah."