SKOR.id – Pelatih Manchester City Josep “Pep” Guardiola sempat dibuat pusing menyusul cedera yang dialami sang playmaker yang tak tergantikan, Kevin De Bruyne (disingkat KDB).
Namun, pelatih yang musim lalu mengantar Man City merebut treble — dengan memenangi Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions — tersebut kini bisa bernapas lega karena sudah menemukan calon paling pas untuk menjadi KDB baru versi 2.0, yakni Julian Alvarez.
Ketika Alvarez pertama kali didatangkan dari River Plate pada Januari 2022, pemain Argentina itu langsung dipinjamkan kembali ke klub hingga musim panas.
Namun, pada Juli 2022, Alvarez keluar dari skuad River Plate untuk bergabung dengan lini serang baru Man City. Namun, tidak banyak yang mengharapkan dia mendapatkan banyak waktu bermain atau memberikan pengaruh yang besar, mengingat Man City telah mengontrak Erling Haaland pada musim panas yang sama.
Pada musim pertamanya, Alvarez memainkan 49 pertandingan di semua kompetisi, bermain lebih dari 2.500 menit, mencetak 17 gol dan memberikan empat assist saat Man City memenangkan treble. Tentu saja, Alvarez juga menambahkan Piala Dunia 2022 ke dalam lemari trofinya yang sudah penuh untuk menutup musim yang mengesankan.
Namun masih ada keraguan tentang waktu bermain Alvarez di musim baru. Lagi pula, tidak ada yang benar-benar akan bersaing dengan Haaland untuk mendapatkan peran sebagai striker striker. Namun, Alvarez sudah menggantikan orang lain.
Dengan hilangnya Ilkay Gundogan dari Man City di musim panas, Guardiola memulai pertandingan liga pertamanya dengan KDB di lini tengah yang lebih dalam bersama Rodr Guardiola tidak ingin terburu-buru memasukkan pemain baru Mateo Kovacic ke starting eleven.
Namun De Bruyne harus ditarik keluar pada pertengahan babak pertama karena kembali mengalami cedera.
Banyak yang mengharapkan Phil Foden menjadi orang yang mengisi posisi kreatif KDB di sistem Man City, terutama karena ia menjadi starter favorit dibanding Jack Grealish di sayap. Dan dalam kemenangan Man City atas Newcastle awal musim ini, pemain Inggris itu menciptakan tujuh peluang, memberikan assist untuk gol penentu kemenangan Alvarez.
Namun faktanya, Alvarez yang lebih pas menggantikan posisi KDB. Formasi 4-2-3-1 racikan Guardiola membuat Rodri lebih maju sehingga memungkinkan Alvarez mendapatkan keseimbangan antara kreativitas, menciptakan peluang, dan pergerakan tanpa bola (off-the-ball) yang lebih berbahaya di belakang Haaland.
Saat menang 3-1 di kandang West Ham United, Man City harus bangkit dari ketertinggalan dan Alvarez menjadi jantungnya. Pemain berusia 23 tahun itu memberi umpan kepada Jeremy Doku untuk menyamakan kedudukan dan kemudian memberikan assist lainnya untuk Bernardo Silva untuk membawa Man City unggul.
Setelah gagal mencatatkan assist dalam 31 pertandingan Liga Inggris musim lalu, Alvarez telah mencatatkan tiga assist hanya dalam lima pertandingan pertamanya musim ini.
Hingga lima pertandingan liga musim ini, hanya Pedro Neto (Wolverhampton Wanderers) yang menciptakan peluang lebih banyak (17) dibanding Alvarez, yang menyamai Bruno Fernandes (Manchester United) dan Pascal Gross (Brighton & Hove Albion) dengan 16 peluang.
Faktanya, pemain Man City sebelum Alvarez yang menciptakan 16 atau lebih peluang di lima pertandingan pertama liga dalam satu musim adalah KDB, yang mencetak 19 peluang pada musim 2019-2020.
Terkait keseimbangan yang sudah disebut di atas, selain membuat peluang Alvarez juga melepaskan 16 tembakan. Bruno Fernandes dan Iago Aspas (Celta Vigo di La Liga Spanyol) adalah dua pemain lain di lima liga besar Eropa yang mampu membuat 15+ tembakan dan 15+ peluang sejauh musim ini berjalan.
Yang membuatnya lebih mengesankan, empat peluang diciptakan Alvarez setelah dirinya belum lama kembali dari tugas internasional bersama Argentina di Bolivia yang pasti masih dalam kondisi jet lag.
Menariknya, La Arana juga memimpin Liga Inggris untuk statistik lay-offs — menahan operan untuk mengatur rekan satu tim untuk melakukan satu kali tembakan, umpan silang, atau umpan.
“Alvarez belajar banyak bagaimana cara bergerak. Dia kini menjadi ancaman lawan dengan gol dan assist-nya. Kami senang klub mendatangkannya tahun lalu,” kata Guardiola kepada wartawan usai kemenangan atas Red Star.
“Gundo (Ilkay Gundogan) pergi dan sayangnya Kevin cedera. Alvarez memiliki peluang dan mampu memanfaatkannya. Sekarang dia hampir tidak bisa digantikan.”
Pada tengah pekan kemarin, Julian Alvarez sekali lagi terlibat dalam comeback Man City. Kali ini dengan mencetak dua gol untuk menundukkan Crvena Zvezda 3-1 di Liga Champions.
Tidak hanya dua gol, Alvarez juga menciptakan tujuh peluang dan tidak ada pemain yang mampu melakukannya pada laga pertama Liga Champions.
Selain itu, Alvarez juga melepaskan delapan tembakan untuk menjadi pemain ketiga sejak 2003-2004 yang mampu membuatnya dalam satu pertandingan Liga Champions, setelah Karim Benzema dan Arjen Robben.
“Di setiap pertandingan dia bekerja keras, mencetak gol, membuat assist. Jadi, ketika itu semua terjadi, dia pantas mendapatkan buah dari hasil kerja kerasnya,” ucap Guardiola.
“Bermain di belakang Erling (Haaland) menjadikan Alvarez ancaman yang luar biasa buat lawan. Kami sangat senang dengan kemajuan yang dibuatnya.”
Ada bukti nyata bahwa Juan Alvarez kini makin sulit untuk dicadangkan. Di Liga Inggris dan Liga Champions, Alvarez telah bermain 539 menit untuk Man City musim ini, menjadi starter di setiap pertandingan dan hanya keluar saat melawan Fulham FC di masa tambahan waktu.
Hanya Ederson (540) yang memiliki menit bermain lebih banyak daripada Alvarez untuk Man City di kedua kompetisi, sedangkan Kyle Walker juga mencetak 539 menit sejauh ini.
Ketika Guardiola menyebutkan starting XI-nya untuk menghadapi Nottingham Forest pada akhir pekan ini, semua hampir bisa menjamin Juan Alvarez akan berada di sana.