- Pebasket putri Amerika Serikat, Brittney Griner, divonis 9 tahun penjara.
- Atlet 32 tahun itu dibawa ke meja hijau setelah tertangkap basah menyelundupkan ganja di Moskow.
- Penjara paling kejam ala kamp kerja paksa sudah menunggu Brittney Griner.
SKOR.id - Setelah melewati persidangan panjang, pebasket Amerika Serikat, Brittney Griner, akan memasuki ‘neraka’ dunia di Rusia.
Gegara menyelundupkan ganja yang dianggap ilegal di Rusia, karier wanita 32 tahun itu tamat. Ia divonis sembilan tahun penjara.
Belum jelas ke mana dia akan dikirim, tapi menurut pengacaranya, itu adalah salah satu penjara wanita paling kejam. Sembari menunggu penentuan, Griner tinggal di sebuah sel yang sangat sempit dibagi dengan dua wanita lain berbahasa Inggris.
Dalam kunjungannya, jurnalis Ekaterina Kalugina, menceritakan bahwa tempat tidur Griner terlalu kecil untuk postur yang mencapai 2,09 meter. Narapidana hanya boleh mandi dua kali sepekan. Temperatur dalam ruangan berubah secara drastis tergantung musim.
Ia bisa menikmati dunia luar hanya satu jam per hari. Kondisi itu tak pelak membuat fisik dan mental pebasket yang bermain di posisi center terganggu. Kepalanya sering sakit.
Namun, penderitaan itu masih relatif lebih ringan jika dibanding apa yang akan ditemui ke depannya.
Anggota band punk Rusia, Pussy Riot, Maria Alvokhina memberikan gambaran. Dia ditahan dua tahun dalam penjara koloni usai mengutarakan protes.
Aktivis itu menyebut penjara tersebut seperti gulag atau kamp konsentrasi era Uni Soviet.
“Tentu kondisi sekarang lebih baik daripada sistem gulag sebelumnya di era ’50-an. Tapi, intinya tetap sama. Itu kamp kerja paksa,” ucapnya dilansir NPR.org.
Tidak ada jeruji besi, hanya sebuah barak yang ditinggali 80-100 wanita dengan toilet sangat terbatas. Mereka harus melakukan pekerjaan kasar.
Wanita yang pernah ditahan dalam penjara yang terletak di Pegunungan Ural mengungkapkan, “Untuk 100 wanita, hanya ada tiga toilet dan tanpa air panas. Mandi hanya satu kali sepekan.
“Ini adalah institusi sangat buruk yang kami dapatkan dari Uni Soviet. Ini jelas tidak manusiawi. Yang menyedihkan, salah satu pekerjaan yang diberikan kepada tahanan adalah menjahit seragam untuk polisi dan tentara Rusia.
“Ini perbudakan legal tak ada hubungannya dengan memperbaiki tingkah laku seseorang.”
Alvokhina menyarankan agar keluarga Griner menulis surat dan selalu memberi dukungan moral. Mereka mesti terus berkoordinasi dengan pengacara.
Saat ini, pengacara peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeira 2016 dan Tokyo 2020 terus mendorong pemerintah AS agar turun tangan. Mereka sudah mengajukan pertukaran tahanan Juli silam, tapi belum ada jawaban dari pemerintah Rusia.
Berita Brittney Griner Lainnya
Baca Juga: Pengadilan Rusia Mendukung Hukuman Britney Griner
Baca Juga: Joe Biden Terus Perjuangkan Pembebeasan Britney Griner dari Penjara Rusia