- Direktur Teknik AC Milan, Paolo Maldini, punya preferensi tersendiri soal peraih scudetto musim ini.
- Ia lebih menjagokan Lazio ketimbang sang juara bertahan, Juventus.
- Relasi klan Maldini dan AC Milan tidak mungkin berakhir.
SKOR.id – Direktur Teknik AC Milan, Paolo Maldini, termasuk golongan yang bosan melihat Juventus jadi juara Liga Italia. Ia memiliki jagoan sendiri untuk penghuni podium tertinggi musim ini.
Pada program Che tempo che fa, di Raidue, mantan kapten Milan tersebut mengutarakan, “Siapa juara? Untuk alasan angka-angka hebat, saya pilih Lazio.”
“ Juventus sudah merampok (gelar) selama delapan tahun terakhir, cepat atau lambat akan tiba momentum untuk Lazio.”
Berita Paolo Maldini Lainnya: Paolo Maldini Hanya Mau Bekerja untuk AC Milan
Kendati menyukai tim lain jadi kampiun Liga Italia, bukan berarti ia berpaling dari I Rossoneri. Maldini realistis karena skuat asuhan Stefano Pioli mustahil bersaing di posisi puncak saat ini.
“Kisah keluarga saya dengan Milan sudah sangat lama dan tak mungkin berakhir,” katanya.
Milan masih punya 12 pekan lagi untuk mengejar tiket ke Eropa. Saat ini mereka bertengger di peringkat ketujuh dengan selisih tiga poin dari Napoli, penghuni ranking keenam.
Paolo Maldini mendukung rencana Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) melanjutkan turnamen mulai 13 Juni. Ini sangat penting bagi pundi-pundi tim.
“Kompetisi sepak bola harus coba dituntaskan karena sepak bola sebuah bisnis yang memiliki aktivitas hingga lima miliar euro. Liga penting tidak hanya secara ekonomi tapi juga sosial,” ujarnya.
“Kita harus memastikan keamanan para pesepak bola dan siapapun yang bekerja dengan mereka.”
Mantan bek andal AC Milan tersebut menentang ide pemusatan latihan di tempat tertentu, seperti yang biasa dilakukan semua tim saat pramusim.
Berita AC Milan Lainnya: Cinta Frankfurt Bersambut, Striker AC Milan Juga Ingin Bertahan
Kondisi terisolasi di hotel dan lapangan akan menimbulkan trauma setelah menjalani lockdown akibat pandemi Covid-19.
“Setelah 60 hari jalani lockdown, mengirim satu grup yang terdiri dari 25-30 orang untuk retret selama dua bulan, akan menciptakan cedera. Kesehatan mental para pemain harus dipertimbangkan,” ia menuturkan.