- Ferrari menjadi salah satu kandidat konstruktor terbaik pada F1 2022.
- Sayang, pada pertengahan musim, langkah mereka tersendat akibat banyak melakukan kesalahan teknis dan strategi.
- Bos Ferrari, Mattia Binotto, menyebut timnya seharusnya bisa memenangi delapan balapan pada paruh pertama musim 2022.
SKOR.id - Ferrari bak raksasa yang bangun dari tidur pada seri-seri awal F1 2022.
Setelah dua musim penuh tak mencicipi kemenangan, Tim Kuda Jingkrak langsung meroket lewat Charles Leclerc di seri perdana, GP Bahrain.
Leclerc lalu mengulang sukses di Sakhir dengan memenangi balapan ketiga di Melbourne, Australia, setelah pada GP Arab Saudi dipaksa finis kedua di belakang Max Verstappen.
Setelah kemenangan di GP Australia, Leclerc mampu unggul hingga 46 poin atas Verstappen, yang kembali mengalami masalah teknis di Melbourne dan gagal finis.
Tetapi dalam 10 balapan berikutnya, Verstappen mampu merebut poin jauh lebih banyak dari total raihan duo Ferrari, hingga akhirnya memimpin 80 poin atas Leclerc saat paruh musim.
Salah satu penyebabnya adalah kesalahan demi kesalahan yang dibuat sendiri oleh Ferrari, sehingga kedua pembalap mereka gagal tampil maksimal.
Leclerc retired di GP Spanyol dan Azerbaijan saat tengah memimpin balapan akibat kendala teknis pada power unit yang dialaminya.
Setelah itu, Leclerc membuat kesalahan sendiri di Prancis, juga saat memimpin lomba.
Satu lagi masalah terjadi di GP Monako. Kesalahan dalam memilih taktik membuat Ferrari tidak mampu memenangi balapan di sirkuit jalan raya Monte Carlo tersebut.
"Jika Anda start dari grid pertama dan kedua di Monako tetapi hanya finis P2 dan P4, sudah pasti ada kesalahan di sana," ucap Binotto, bos Ferrari, dikutip dari Motorsport.
Lebih lanjut, Binotto tidak menyembunyikan fakta bila dari sisi jumlah kemenangan, Red Bull (9) unggul jauh atas Ferrari (4).
Namun, ia ogah mengakui jika angka-angka itu berarti Ferrari F1-75 lebih buruk daripada Red Bull RB18.
Justru, Binotto meyakini Ferrari F1-75 mampu lebih cepat 0,1 detik per lap atas Red Bull RB18 dari sisi race pace, meskipun desain underbody kedua mobil terlihat serupa.
"Dari 13 balapan yang sudah digelar musim ini, kami hanya menang empat. Red Bull terbukti lebih efisien daripada kami," ujar Binotto.
"Jika tidak mengalami masalah, seharusnya kami mampu memenangi delapan balapan. Red Bull juga mengalami masalah keandalan mobil tetapi itu tak pernah terjadi saat mereka memimpin lomba."
"Sementara, apa yang kami alami sebaliknya. Itu terjadi di Spanyol, Azerbaijan, dan Prancis," tuturnya menambahkan.
Dengan demikian, empat kemenangan yang lepas dari genggaman Ferrari menurut Binotto adalah GP Azerbaijan, GP Spanyol, GP Prancis, dan GP Monako.
Artikel ini telah tayang di Motorsport Indonesia dengan judul "Ferrari Seharusnya Mampu Menangi 8 Balapan".
Berita Formula 1 lainnya:
Fernando Alonso Disebut Masih Punya Kans Menangi Titel Juara Dunia Ketiga di F1
Skorpedia: Selebrasi Sampanye F1 Diiringi Lagu Klasik, Begini Asal-usulnya