- Mario Jardel berkesempatan untuk menjalani ibadah puasa Ramadan di rumah setelah skuad Persib diliburkan.
- Jardel berkesempatan untuk berbuka puasa bersama keluarga dan membantu orang tuanya di rumah.
- Dua hal tersebut yang membuat Ramadan tahun ini istimewa bagi Mario Jardel.
SKOR.id - Tahun ini bulan Ramadan dilalui Mario Jardel bersama keluarganya, sebuah momen yang jarang didapatkan saat kompetisi berjalan.
Setengah jalan menuju kursi utama skuad Robert Alberts sudah dilalui Mario Jardel. Dia tinggal menunggu momentum terbaik untuk merumput di kompetisi Liga 1.
Pasalnya di saat Robert melepas banyak pemain muda yang sudah semusim bersama Maung Bandung, Jardel bersama Beckham Putra Nugraha justru dinominasikan jadi peluru anyar di musim ini.
Berita Persib Lainnya: Loyalitas Dadang Hidayat, 11 Musim Berseragam Persib dan 5 Tahun Jadi Cadangan
"Sekarang saya sudah bersama Persib. Jelas senang, ini lompatan prestasi yang tinggi dalam karier sepak bola saya,"ujar Jardel kepada Skor.id, Selasa (28/4/2020).
"Tapi ini baru awal. Saya tidak boleh berpuas diri. Perjalanan saya masih panjang. Harus terus bekerja keras," ujar bek sayap kanan Maung Bandung itu.
Itu dibuktikan pria kelahiran Bogor, 7 November 2000, tersebut. Jardel sangat antusias menjalani semua kewajiban sebagai pesepak bola profesional.
Di tengah pandemi Covid-19 dan bulan Ramadan, latihan mandiri tetap digeber Jardel. Semua program wajib yang disuntikkan pelatih dilahap tuntas olehnya.
"Hanya waktunya saja yang bergeser ke sore hari menjelang buka puasa. Waktunya orang-orang ngabuburit, saya pakai buat latihan," ujar pemilik nomor punggung 66 itu.
Tapi satu yang paling dirindukan pemain jebolan Diklat Persib itu di bulan Ramadan, yakni kesempatan kumpul bersama keluarga saat berbuka.
"Ini momen bulan puasa yang paling menyenangkan. Apalagi baru tahun ini saya berkesempatan lagi puasa sebulan penuh di rumah," kata Jardel yang dikontrak hingga 2021.
"Biasanya saya kan di Bandung bersama Persib. Makanya sepanjang hari saya menyibukkan diri membantu kerjaan orang tua," Jardel melanjutkan ceritanya.
Momen itu, dalam skala kecil adalah darma bakti Jardel pada kedua orang tuanya yang sudah bersusah payah mengantarkannya jadi pesepak bola profesional.
Berasal dari keluarga yang kurang mapan, Jardel harus bisa menahan banyak keinginan. Bahkan saat mengawali karier dengan Diklat Persib, hidupnya tidak berjalan mudah.
"Saat diterima dan akan bergabung dengan Diklat Persib, tidak ada ongkos untuk ke Bandung. Bapak terpaksa banting tulang kerja, dan juga pinjam uang supaya saya tetap bisa berangkat ke Bandung," kata Jardel di laman klub.
Berita Persib Lainnya: Memori Ligina: Dominasi Pelita Jaya Atas Persib Dihentikan Gol Munir
Kerja keras dan pengorbanan keluarga, terutama sang ayah, membuatnya mampu bertahan dalam merintis karier sepak bola. Motivasinya selalu menyala hingga bisa masuk skuad Robert.
"Saya berharap bisa membalas kebaikan dan mewujudkan impian keluarga dengan berhasil menjadi pesepak bola profesional," ucapnya.