- Sepak bola Olimpiade menampilkan sejumlah bintang dalam sejarah ajang ini digelar.
- Mereka dapat ditempatkan dalam Best XI sebagai pemain yang sukses di masing-masing posisi dan perannya.
- Berikut adalah 11 pemain yang pantas ditempat dalam Best XI Pesepak Bola Sukses dalam Olimpiade.
SKOR.id - Sejak sepak bola menjadi cabang yang dipertandingkan pada Olimpiade 1896, sejumlah pemain bintang tampil dalam ajang terbesar olahraga di dunia ini.
Untuk menjaga kualitas Piala Dunia, FIFA kemudian membatasi pemain dengan kategori senior (maksimal tiga pemain) untuk masing-masing tim yang tampil di Olimpiade.
Namun, pembatasan tersebut justru menjadikan Olimpiade ajang yang memberikan kesempatan bagi pemain bintang, khususnya pemain muda, untuk berkembang dan meraih prestasi.
Olimpiade juga tempat bagi pemain senior untuk mengaktualisasi karier mereka. Roberto Ayala contohnya yang termasuk sudah senior meraih medali emas bersama timnas Argentina, pada Olimpiade 2004 contohnya.
Hi Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Dalam skuad Argentina saat itu pula, da Javier Mascherano yang masih 20 tahun. Lalu nama Neymar yang semakin cemerlang ketika membawa timnas Brasil meraih emas Olimpiade 2016, emas pertama dalam sejarah timnas Brasil.
Skor.id merangkum 11 pemain dalam sejarah sepak bola Olimpiade untk ditempatkan di posisinya masing-masing dalam Best XI. Berikut ulasannya:
Kiper
Lev Yashin adalah satu dari kiper terbaik sepanjang masa. Penjaga gawang timnas Uni Soviet ini memenangkan medali emas Olimpiade pada 1956.
Timnas Uni Soviet pada saat itu sangat kuat dan medali emas tersebut hanya salah satu dari sukses yang diraih Lev Yashin selain gelar Piala Eropa 1960.
Dia hanya kemasukan dua gol ketika membawa Uni Soviet meraih gelar pertama di kancah internasional.
Belakang
Di posisi bek kanan ada Pablo Zabaleta yang telah bermain dalam 75 pertandingan di tingkat junior dan menjadi bagian dari timnas senior sejak 2005.
Dia tampil dalam enam pertandingan ketika membawa Argentina meraih medali emas Olimpiade pada 2008 sebgai bek kanan.
Pada saat itu pula, Pablo Zabaleta bergabung ke Manchester City dengan kontrak lima tahun.
Untuk bek tengah ada Marqunho (Brasil) dan Roberto Ayala (Argentina). Marqhinhos bagian dari sukses Brasil meraih medali emas Olimpiade 2016.
Sedangkan Roberto Ayala adalah kapten ketika membawa Argentina meraih emas di Olimpiade 2004.
Ketika itu, Roberto Ayala sudah berusia 31 tahun. Sebelumnya, Roberto Ayala bagian dari klub Valencia yang berhasil ke final Liga Champions.
Dalam kariernya, Roberto Ayala salah satu bek tengah terbaik. Lewat kepimpinannya, dia membawa Argenitna meraih 63 kemenangan secara beruntun.
Di posisi bek kiri ada generasi tim Nigeria yang juara Olimpiade 1996 (Atlanta): Celestine Babayaro. Pada Olimpiade 1996 tersebut, Nigeria mematahkan semua tim kuat seperti mengalahkan Argentina di final, Celestine Babayaro mencetak gol pertama.
Sejak 1995 hingga 2004, Celestine Babayaro bagian dari timnas Nigeria yang tampil di dua periode Olimpiade.
Tengah
Untuk posisi gelandang bertahan, pantaslah ditempatkan Javier Mascherano. Gelandang asal Argentina ini termasuk pemain yang membawa Tim Tango meraih medali emas pada 2004 dan 2008.
Ketika tampil dalam Olimpiade pertama dalam kariernya yaitu 2004, Javier Mascherano masih berusia 20 tahun.
Bersama Javier Mascherano, Argentina meraih emas di Beijing (2008) yang membuatnya menjadi atlet kedua asal Argentina yang meraih medali emas setelah atlet polo, Juan Nelson.
Di lapangan tengah pula dapat ditempatkan Josep Guardiola. Peran gelandang ini sangat kruasial ketika membawa Spanyol meraih medali emas Olimpiade untuk kali pertama pada 1992.
Tengah Depan
Lionel Messi menjadi bintang muda yang tampil di Olimpiade 2008. Ketika itu, klub Lionel Messi yaitu Barcelona, sempat tidak mengizinkan pemain mereka ini bermain di Olimpiade tersebut.
Namun, Josep Guardiola secara personal meminta klub untuk mengizinkan Lionel Messi.
Messi berhasil mencetak dua gol pada Olimpiade 2008 tersebut, satu saat lawan Pantai Gading di fase grup dan satu di perempat final lawan Belanda.
Depan:
Ferenc Puskas bersama pemain seperti Zoltan Czibor, Sandor Kcsis, Jozsef Bozsik, atau Nandor Hidegkuti, merupakan bagian dari Golden Team ketika Hungaria tidak terkalahkan dalam 32 pertandingan.
Pada Olimpiade 1952, mereka membawa Hungaria meraih medali emas setelah mengalahkan Yusoglavia 2-0 di final yang digelar di Helsinki.
Ferenc Puskas ketika itu mencetak empat gol di Olimpiade 1952 tersebut, termasuk satu gol yang diciptakannya di laga pertama.
Baca Juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2020: Jonatan Christie Amankan Tiket 16 Besar
Nwankwo Kanu pantas pula dimasukkan dalam Best XI di lini depan, penyerang yang menjadi bagian timnas Nigeria meraih medali emas Olimpiade 1996.
Salah satu momen terbaiknya ketika mencetak gol penentu kemenangan dalam semifinal lawan Brasil (4-3).
Di lini depan pula Neymar mendapatkan satu tempat setelah membawa Brasil meraih emas pada 2016. Neymar mencetak empat gol, termasuk gol ke gawang Jerman.
Ketika itu, medali emas Olimpiade satu-satunya gelar yang belum pernah diraih dalam sejarah sepak bola Brasil dan Neymar menjadi bintang pada masa itu yang mewujudkannya.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di: Instagram, Facebook, Twitter,Youtube, Linkedin, TikTok, dan Helo.
Dari J.League, untuk Olimpiade
Ada beberapa stadion milik klub @J_League_En yang digunakan laga sepak bola Olimpiade Tokyo 2020. Stadion mana saja?
Selengkapnya: https://t.co/AQF53tAUzx pic.twitter.com/eMlbkrv6G3— SKOR.id (@skorindonesia) July 26, 2021
Berita Olimpiade Lainnya:
Hasil Sepak Bola Putra Olimpiade Tokyo Grup D: Brasil Juara Grup, Jerman Tersingkir Dini!