- Penyerang Bali United, Ilija Spasojevic, mengungkapkan kecintaannya terhadap Indonesia.
- Berasal dari Montenegro yang terpecah dari Yugoslavia, Spasojevic tak menemukan hal tersebut di Indonesia.
- Menurut Spasojevic, meski Indonesia memiliki keragaman dalam banyak hal, namun Bhinneka Tunggal Ika yang mempersatukan.
SKOR.id - Ilija Spasojevic menjelaskan alasan dirinya begitu kagum dengan Indonesia dan bersedia menjadi pemain naturalisasi.
Ilija Spasojevic lahir di Bar, Montenegro, pada 11 September 1987 alias 32 tahun silam.
Pertama kali Ilija Spasojevic merumput di Indonesia adalah pada 2011, kala itu ia membela Bali Devata.
Baru satu tahun berada di Indonesia, Spasojevic sudah berkeinginan untuk menjalani naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2012.
Alasan di balik kekagumannya kepada Indonesia adalah pengalaman di masa lalu yang kurang menyenangkan.
Spaso berasal dari Montenegro yang merupakan negara pecahan dari Yugoslavia.
Agaknya Spaso sangat menyesali perpecahan tersebut yang berdampak buruk bagi masing-masing negara.
"Saya datang dari negara yang terpecah karena perbedaan, tapi di Indonesia kita bisa lihat banyak agama, suku, pulau, bahasa. Tapi kita tetap satu, Indonesia," ujar Ilija Spasojevic dalam video di channel YouTube Bali United.
Di masa lalu, Yugoslavia terdiri dari enam negara yakni Serbia, Montenegro, Kroasia, Makedonia, Bosnia-Herzegovina, dan Slovenia.
Kemudian keenam negara tersebut pecah dan berdiri sendiri, Yugoslavia pun tak ada lagi.
"Jadi itu satu negara, banyak perbedaan. Tapi gara-gara politik Yugoslavia terpecah. Banyak perang saudara. Sekarang semua orang di sana menyesal," ucap Spaso.
Orang-orang di negaranya, kata Spaso, kurang memiliki persatuan karena masing-masing menganggap dirinya bagian dari suatu negara yang berbeda-beda.
"Jadi itu yang membuat saya sangat bangga menjadi orang Indonesia. Di Indonesia apapun yang terjadi, kita dalam satu Merah Putih," kata Spaso.
"Sekarang semua orang Yugoslavia menyesal, ekonomi negara tidak kuat. Bisa dibilang miskin untuk negara Eropa. Jika mereka masih bersama sampai sekarang, mungkin mereka akan lebih kuat," tuturnya.
Spaso pun berharap hal tersebut tak terjadi di Indonesia. Modal Bhinneka Tunggal Ika menjadi hal berharga menurut Spaso.
Mantan pemain Bhayangkara FC itu telah menjadi WNI sejak 2017, setelah memendam keinginan naturalisasi lima tahun lamanya.
Karena kecintaannya dengan Indonesia, Spaso juga mengarahkan kedua anaknya, Dragan dan Irina Spasojevic, untuk menjadi WNI di kemudian hari.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Bali United Lainnya:
Mimpi Bek Bali United, Ingin Terus Bermain hingga Usia 50 Tahun
Sesi Latihan Bali United Kental dengan Nuansa Lomba 17-an
Stadion Kapten I Wayan Dipta Direnovasi, Pelatih Bali United Sampaikan Dua Harapan