- Wacana pemotongan gaji ditentang para pemain Liga Italia, kecuali pesepak bola Juventus.
- Padahal gaji mencapai 80 persen dari total pengeluaran klub setiap musim.
- Jika kebijakan tersebut diterapkan maka pengeluaran bisa hemat antara 200-400 juta euro (sekitar Rp3,9-7,8 triliun).
SKOR.id – Wacana pemotongan gaji masih menjadi masalah pelik dalam sepak bola Liga Italia. Timbul friksi antara pemilik klub dan pesepak bola terkait hal ini.
Contoh yang diberikan para pemain Juventus dengan merelakan dua sampai empat bulan gajinya, rupanya tidak juga menggerakkan hati kolega mereka.
Bahkan Asosiasi Pesepak Bola Italia (AIC) selaku corong para pemain, menyebut pemilik klub yang berniat memangkas pengeluaran gaji hingga 30 persen, sangat memalukan.
Jika tidak kunjung sampai pada titik temu, kasus ini mungkin saja diselesaikan lewat jalur hukum. Yang jelas, kebijakan penyelamatan sepak bola itu akan memberatkan mereka yang bergaji kecil.
Baca Juga: Presiden Sampdoria Ingin Liga Italia Musim 2019-2020 Diakhiri
Perlu diketahui, ketika Liga Italia musim ini tidak dilanjutkan lagi akibat pandemi Covid-19, maka keuangan semua klub akan berdarah-darah.
Tanpa pendapatan dari stadion, tanpa siaran pertandingan dan sponsor, serta biaya operasional tinggi diperkirakan jumlah kerugian bisa tembus 400 juta euro (sekitar Rp6,9 triliun).
Seandainya turnamen dimulai lagi awal Juni, maka angka itu bisa ditekan hingga separuhnya.
Salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari neraca minus pada akhir musim adalah dengan memotong gaji. Pasalnya, porsi bayaran pemain mencapai 80 persen dari pengeluaran.
Sebagai informasi, total anggaran yang dialokasikan untuk bayaran pemain Liga Italia musim 2019-2020 mencapai 1,33 miliar euro.
Memang tidak sebanyak nilai yang dikeluarkan Liga Spanyol, sebesar 2,94 miliar euro atau Liga Inggris 2,9 miliar poundsterling (sekitar Rp57 triliun), namun tetap saja membebani klub.
Apalagi para pemain tidak bekerja secara penuh selama 1,5 bulan. Lalu berapa yang bisa dihemat klub kasta elite Italia setelah menjalankan kebijakan tersebut?
Seperti dilansir Corriere dello Sport, Juventus setiap musim menggelontorkan 274 juta euro untuk staf teknik dan pemain.
Mereka dapat menghemat 35 juta euro kalau Liga Italia dilanjutkan dan 90 juta euro jika disetop.
AS Roma bisa membatasi kerugian dari pos gaji sebesar 30-60 juta euro. Setiap tahun, Presiden James Pallotta mengeluarkan 180 juta euro untuk pemain.
Kalau Samir Handanovic dan kawan-kawan setuju menerima bayaran lebih sedikit, maka Inter Milan bisa menyimpan 22-44 juta euro dari 180 juta euro.
Sedangkan seteru abadinya AC Milan akan irit 17-34,1 juta euro dari 102,2 juta euro. Napoli dapat menyimpan 18,3-36,7 juta euro dari 110 juta euro.
Baca Juga: 5 Pertukaran Pemain Potensial di Bursa Musim Panas
Lazio yang menerapkan operasi mercato murah akan menghemat 13,3-26,7 juta euro dari 80 juta euro.
Dibandingkan dengan angka-angka tersebut, penghematan sederet tim gurem mungkin tidak seberapa bagi klub-klub papan atas. Namun, itu sangat berarti bagi mereka.
Bologna bisa menahan dana antara 10-20 juta euro dari 60 juta euro untuk gaji, sedangkan Cagliari irit 7,7-15,3 juta euro dari 46 juta.
Fiorentina bisa irit 7,3-14,7 juta euro dari sektor gaji 44 juta euro dan Torino hemat 7-14 juta euro dari 42 juta euro.
Genoa (total gaji 32,6 juta euro) bisa mengurangi 5,4-10,9 juta euro, Sassuolo (30,3) menekan 5,1-10,1 juta euro dan Sampdoria (29,2) sama seperti Atalanta (29) memotong 4,9-9,7 juta euro.
Parma dan SPAL yang mengeluarkan 27 juta euro untuk bayar pemain, akan menghemat 4,5-9 juta euro. Lalu Udinese dengan besaran gaji 25 juta euro dapat memangkas 4,2-8,3 juta euro.
Baca Juga: Gelandang Lazio Ingin Liga Italia Diselesaikan
Hellas Verona (23,2 juta euro) menekan outcome 3,9-7,7 juta euro, Lecce (22,4) sebesar 3,7-7,5 juta euro.
Sementara Brescia yang paling sedikit membayar pemain 14,48 juta euro, akan irit 2,4-4,8 juta euro.
Berbeda dengan para pemain, pelatih bersedia menerima pemasukan lebih sedikit. Hanya saja belum ditentukan besarnya potongan.
Saat ini ada 34 juru taktik yang terikat kontrak dengan klub-klub Liga Italia dengan total bayaran 60 juta euro.