- Legenda tim Persib Bandung, Ajat Sudrajat, mempunyai prinsip bahwa pujian adalah cacian.
- Ajat Sudrajat masih memperhatikan Persib meski saat ini dirinya sudah tak lagi bermain sepak bola.
- Ajat juga sering melontarkan kepada Persib demi kemajuan tim kebanggaan warga Bandung itu.
SKOR.id - Ajat Sudrajat kerap melontarkan kritikan kepada Persib, namun hal itu semata-mata demi kemajuan mantan tim yang membesarkan namanya tersebut.
Ajat Sudrajat tak hanya dikenal sebagai legenda Persib. Ia pun dikenal sebagai pemain yang berwatak keras. Namanya begitu melejit di masa kejayaannya pada era 80-an.
Sosok Ajat jika bermain di zaman sekarang diyakini sudah mencapai miliyaran harganya.
Ia memiliki kelebihan dalam hal sundulan. Jika bola sudah melintas dan ia bisa menyundulnya, 99 persen tak ada yang meleset.
Berita Persib Lainnya: Regenerasi Lancar, Dedi Kusnanadar Akui Persib Tak Kehabisan Stok Gelandang Berkualitas
Penyelesaian akhir lewat kepalanya itu membuat bobotoh terkagum-kagum. Ya, berkat dia pula Persib terangkat.
Pujian adalah cacian. Begitulah filosofi bermain yang dipegang teguh oleh Ajat Sudrajat.
Karena itu, setiap kali ia mencetak gol dan pujian datang kepadanya, itu tak membuatnya bangga.
Namun bagi Ajat, pujian justru menjadi pelecut untuk bermain lebih baik.
Karena itu pula setelah pensiun seperti sekarang ini, ia kerap melontarkan kritikan terhadap tim yang pernah membesarkan namanya itu. Namun, kritikan merupakan hal positif menurut Ajat.
Ia ingin pemain Persib saat ini sama sepertinya ketika masih aktif bermain sepak bola di mana kritikan yang selalu ditujukan kepadanya dan rekan-rekan dianggap sebagai motivasi. Sebaliknya, pujian adalah cacian.
"Saya memang selalu mengkritik Persib, tapi bukan berarti apriori, itu semata-mata demi kemajuan Persib. Saya dengan teman-teman jika untuk Persib mati di lapangan pun saya siap pada saat itu, ini demi kejayaan Persib," Ajat menegaskan.
Meski demikian, Ajat tetap bangga terhadap tim Maung Bandung saat ini.
Ajat menilai, Persib saat ini semakin maju dan berkembang pesat, bahkan sudah hampir seratus persen klub profesional.
"Sebagai pemain yang pernah ikut membesarkan Persib, buat saya ini sangat membanggakan. Saat ini Persib semakin besar dan menjadi klub kaya," ucap Ajat.
Perjalanan Ajat Sudrajat bersama Persib sangat mulus. Ia meniti karier dari klub amatiran lalu terbidik oleh jajaran pengurus Persib untuk bergabung bersama pemain lain yang dibina pelatih Marek Janota.
Sejak dibina, Ajat muda sudah memperlihatkan karakter dan kualitasnya sebagai striker.
Ajat pun masuk The Winning Team Persib pada 1986 bersama Boyke Adam, Robby Darwis, Yana Rodiana, Suryamin, Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Suhendar, dan Adeng Hudaya.
Sebelas pemain inilah yang sebelumnya mendapat terpaan latihan secara profesional dari Marek Janota hingga membuahkan hasil juara kompetisi Perserikatan 1986.
Di masa pensiunnya, Ajat satu-satunya yang belum pernah mendapatkan kesempatan menjadi pelatih di bekas klubnya itu.
Namun, totalitas tanpa batas terhadap sepak bola tetap dijalankan oleh Ajat.
Berita Persib Lainnya: Usai Libur Idulfitri, Pemain Persib Langsung Digeber dengan Latihan Intensitas Tinggi
Ia pernah menjadi asisten pelatih di tim PON Jawa Barat pada 2012 lalu di Pelita Bandung Raya, klub yang juga pernah dia perkuat di era 1990-an.
Di sisa usianya, pensiunan Bank BJB ini memiliki sekolah sepak bola yang khusus mencetak calon-calon pemain andal seperti dirinya dan masuk Badan Tim Daerah (BTD) di Asprov PSSI Jawa Barat bersama para legenda lainnya.
"Meskipun saya sudah tak lagi menjadi pemain tetapi saya tetap tak jauh-jauh dari sepak bola. Apalagi sekarang saya sudah pensiun dari Bank BJB sehingga saya banyak waktu untuk kembali membangun sepak bola di Bandung," kata Ajat.