- L'Équipe melakukan penyelidikan ekstensif untuk menemukan keberadaan Jean-François Hernández.
- Pria itu adalah ayah dari kakak beradik Lucas dan Theo Hernandez yang meninggalkan keluarganya sekitar 18 tahun lalu.
- Ada dugaan mantan pemai Rayo Vallecano dan Atletico Madrid itu dihalang-halang mantan pacarnya untuk bertemu anak-anaknya.
SKOR.id - Kebenaran yang tersimpan lama itu sedikit demi sedikit mulai terkuak.
Jean-François Hernández, mantan pemain Rayo Vallecano, Atlético Madrid dan Compostela, meninggalkan rumah 18 tahun silam, meninggalkan keluarganya dan menyebabkan kerusakan yang oleh putranya Lucas gambarkan sejak lama sebagai "tidak dapat diperbaiki".
"Saya tidak pernah mengerti dan tidak akan pernah mengerti bagaimana dia bisa begitu saja pergi, dalam semalam, meninggalkan kami, ibu saya, adik laki-laki saya (Theo) dan saya. Secara biologis dia adalah ayah saya, tetapi saya tidak akan pernah melihatnya seperti itu," ucap Lucas Hernandez, pemain Bayern Munchen dalam sebuah wawancara tahun lalu.
Namun, sekarang, berkat penelitian ekstensif oleh media Prancis, L'Équipe, reuni keluarga itu mungkin bisa terjadi lebih cepat dari sebelumnya.
Berkat kesaksian dari teman dan keluarga, L'Équipe berhasil merekonstruksi kehidupan Jean-François hingga menemukan keberadaannya.
Detail pertama jelas: dia tidak lagi tinggal di Thailand dan akan pindah kembali ke Prancis.
Parti à la recherche du père des frères Lucas et Théo Hernandez, un ancien pro porté disparu depuis dix-huit ans, @francefootball l'a retrouvé et a découvert une histoire familiale assez éloignée des récits initiaux. https://t.co/ea7MI5T5PG pic.twitter.com/wCpoHXaQEw— L'ÉQUIPE (@lequipe) November 12, 2022
Dari sana pria itu berharap anak-anaknya akan menghubunginya. Mungkin dengan begitu dia dapat menjelaskan kepada mereka mengapa ia pergi, karena orang-orang di sekitarnya membela bahwa itu tidak pernah menjadi niatnya dan bahwa selama bertahun-tahun ia telah difitnah karena pada kenyataannya itu akan menjadi kesalahan ibu Theo dan Lucas.
“Kebenaran tentang Jean-François akhirnya akan diketahui. Selama bertahun-tahun, apa pun telah dikatakan tentang dia, telah menodai namanya tanpa mengatakan yang sebenarnya,” kata salah satu sepupunya, Bruno Saliba, untuk media yang bersangkutan.
“Dia tidak pernah meninggalkan anak-anaknya. Itu karena dia, mantan pacarnya (mengacu kepada Laurence Py, ibu dari Lucas dan Theo) yang memisahkannya (Jean-François) dari mereka," BrSaliba menambahkan.
Sejalan dengan itu, seorang putri dari sang mantan pemain, Lauris, berbicara: "Ayah saya telah terlalu lama difitnah."
Sementara itu, pelatih Paris Saint-Germain (PSG) saat ini, Christophe Galtier, juga telah ikut meyakinkan L'Équipe bahwa Jean-François "adalah orang yang luar biasa, sangat bertolak belakang dengan apa yang saya baca atau dengar soal dia dalam beberapa tahun terakhir".
Menurutnya, "dia adalah orang yang sangat keluarga yang selalu mencintai anak-anaknya."
“Dia Menunggu Anak-anaknya Memanggilnya”
Sonia Moldes, mantan pacar Jean-François, juga membela sang mantan pesepakbola dengan mengingat detail tentang apa yang terjadi di tahun-tahun pertama abad ini.
"Kami mencoba melawan pengacara mereka, tapi itu adalah sebuah neraka," kata Moldes, mengacu pada dugaan upaya Jean-François untuk mendapatkan hak asuh atas anak-anaknya.
“Dengan putus asa, dia lalu pergi ke Thailand. Saya tahu dia mencoba beberapa kali untuk berbicara dengan mereka dari sana, tetapi wanita itu tidak pernah mempertemukannya dengan anak-anak. Dia akhirnya menyerah. Ini adalah versi yang harus diketahui Lucas dan Theo. Jean-François mencintai mereka lebih dari nyawanya sendiri.”
Lucas dan Theo telah dipanggil oleh Didier Deschamps untuk Piala Dunia di Qatar, dan Jean-François tidak akan melewatkan satu pertandingan pun: “Dia melihat mereka sendirian, karena dia menangis hampir dari awal hingga akhir. Ini sangat sulit baginya. Jean-François sangat merindukan anak-anaknya, dia sangat menderita."
"Kami tidak peduli dengan uang Theo dan Lucas. Yang kami inginkan hanya melihat mereka lagi, terutama ayah saya. Saya tahu dia diam-diam berharap anak-anaknya akan meneleponnya. Dia sangat mencintai mereka... Saya tidak bisa membayangkan betapa bahagianya dia jika itu terjadi," Lauris menyakinkan L'Équipe.
View this post on Instagram
Perlu diingat bahwa Lucas Hernández pernah berucap bahwa dia bersedia bertemu dengan ayahnya: “Jika suatu hari dia mengungkapkan keinginan untuk bertemu dengan saya, saya akan setuju untuk bertemu dengannya. Kalau mau memberi penjelasan lalu pergi, tidak ada masalah,” dia meyakinkan dirinya sendiri tahun lalu.
Peran Ibu dan Kakek-Nenek
Dalam awancara eksklusif kepada DAZN setelah teken kontrak dengan Bayern, Lucas pernah merinci awal mula perjalanannya di sepak bola dan bagaimana ia mencapai elite setelah masa kecil yang rumit dengan kepergian Jean-François Hernández.
"Kami tidak pernah mengerti mengapa dia pergi, jadi kami tumbuh bersama ibu kami. Ibu hidup, bekerja, dan memberi kami segalanya. Kami tidak melewatkan apa pun. Sekarang Theo dan saya telah menjadi pemain profesional, jadi dia bisa duduk dan menikmati sedikit dari hidupnya," Lucas menegaskan.
Terhadap wanita yang memberinya kehidupan, Lucas hanya memiliki kata-kata terima kasih yang menunjukkan betap penting sosok sang ibu, terlebih sejak ayahnya pergi.
"Ibu saya, adik saya, dan saya segera menjadi trio yang dekat setelah perpisahan. Theo dan saya selalu bermain sepak bola bersama: pagi, siang dan malam. Kami bermain bersama sepanjang waktu. Adik saya adalah sahabat saya, kami sangat kompak."
Ibunya adalah orang yang memberi tahu kedua kakak beradik Hernández apa yang terjadi ketika mereka masih anak-anak.
View this post on Instagram
"Dia memberi tahu kami apa yang terjadi, mereka putus. Suatu hari ayah saya tiba-tiba pergi dan kami tidak pernah mendengar kabar darinya lagi. Tentu saja agak sulit tidak memiliki ayah di sisi kami. Tetapi ibu saya telah sangat berhasil memenuhi peran ibu dan ayah. Saya dan adik saya punya masa kecil yang rumit tapi indah,” jelasnya.
Lucas tidak berusaha menemukannya dan tidak tahu apakah dia masih hidup
"Saya tidak pernah mencoba menghubunginya. Tentu saja ketika saya masih muda, saya memikirkan di mana dia bisa berada dan saya ingin tahu lebih banyak tentangnya."
"Namun, semakin banyak waktu berlalu, semakin sedikit dia dalam pikiran saya. Saya pikir lebih banyak tentang diri saya dan hidup saya ketika saya dewasa."
"Akhirnya jelas bagi saya bahwa dia pergi karena dia tidak mencintai kita. Dan jika dia tidak mencintai kami, lebih baik dia pergi. Saya 23 sekarang, saya masih 5 atau 6 tahun ketika ayah pergi. Sudah sekitar 16 atau 17 tahun sejak dia pergi. Kami tidak mendengar apa-apa lagi tentang dia," katanya, menekankan dia bahkan tidak tahu apakah dia masih hidup.
"Saya tidak tahu di mana dia, apa yang dia lakukan, lalu apakah dia masih hidup atau tidak. Sementara itu, saya telah mendirikan keluarga kecil saya sendiri."
Selain ibunya, di masa kecilnya Lucas dan Theo menerima dukungan tanpa batas dari kakek-neneknya, yang membantunya menerima pendidikan dan mencapai elite sepak bola.
“Kakek-nenek saya mendukung kami secara finansial sehingga kami bisa tinggal di rumah dan pergi ke sekolah. Itu sebabnya saya selalu mengatakan kakek saya seperti ayah saya dan nenek saya seperti ibu kedua saya. Mereka sudah maksimal dalam hal usaha ekonomi dan telah banyak membantu kami dalam segala hal," katanya.***
Berita Lucas Hernandez dan Theo Hernandez Lainnya:
VIDEO: Momen Terbaik Lucas Hernandez di Bayern Munchen
Hansi Flick Sebut Lucas Hernandez Petarung Sejati Bayern Munchen
Paolo Maldini Anggap Theo Hernandez seperti Anak Sendiri
Theo Hernandez dan Pacar Tidak Sabar Menantikan Kelahiran Anak Mereka