- Aremanita asal Gondanglegi, Kabupaten Malang, Nuranisa, berharap dualisme, Arema Indonesia dan Arema FC segera berakhir.
- Perempuan kelahiran 21 April 1998 itu berharap momen peringatan 33 tahun berdirinya Arema pada tanggal 11 Agustus 2020 menjadi titik balik menuju Arema Bersatu.
- Kubu alm Ir. Lucky "Sam Ikul" Adriana Acub Zaenal-HM Nur dan kubu Rendra Kresna satu sama lain kubu saling mengklaim menjadi pemilik sah Arema.
SKOR.id - Perpecahan Arema memasuki usia ke sembilan tahun pada ini, tepatnya tanggal 4 September 2020.
Meski tak tepat lagi jika disebut dualisme, lantaran kedua kubu, Arema Indonesia dan Arema FC, kini berjalan sendiri-sendiri.
Perpecahan dipicu dua kubu yang saling mengklaim menjadi pemilik sah Arema, yakni kubu alm Ir. Lucky "Sam Ikul" Adriana Acub Zaenal-HM Nur dan kubu Rendra Kresna.
Itu terjadi setelah kevakuman kepengurusan yayasan sejak PT Bentoel Investama melepas kepemilikan atas Arema tanggal 3 Agustus 2009 dan Pembina Yayasan, Darjoto Setyawan, mundur dari klub.
Disusul kemudian kubu alm Ir. Lucky "Sam Ikul" Adriana Acub Zaenal-HM Nur tetap mengusung nama Arema Indonesia berikut PT Arema Indonesia dan berlaga di Liga 3 Jawa Timur.
Sedangkan kubu Rendra Kresna didukung Iwan Budianto memilih nama baru Arema FC sejak tahun 2017 (sebelumnya Arema Cronus 2012-2016, red) dan mendirikan badan hukum baru PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI) yang berkompetisi di Liga 1.
Namun tidak di mata Aremanita (supoter wanita Arema), Nuranisa, yang justru menilai sembilan tahun dualisme kedua kubu masih berlangsung dan tak kunjung bersatu.
Pemilik akun Instagram @anisaappril itu menyebut harapan Aremania-Aremanita adalah kedua kubu sama-sama legawa duduk satu meja dan kembali bersatu menjadi Arema Malang.
"Saya tak berhenti dan sangat berharap, baik Arema Indonesia maupun Arema FC bisa menjadi satu lagi seperti awal klub ini berdiri dengan nama Arema Malang. Dualisme di mata saya masih ada, buktinya Arema Indonesia ada di Liga 3 Jawa Timur dan Arema FC di Liga 1, kan masih sama-sama mengklaim berdiri tanggal 11 Agustus 1987, berjulukan Singo Edan, kostum biru-biru, dan nama suporter yang sama," kata Nuranisa.
"Sudah 11 tahun dualisme ini tak kunjung usai, saya berharap secepatnya selesai," ujar Aremanita asal Gondanglegi, Kabupaten Malang, itu.
Peremuan kelahiran 21 April 1998 yang juga staf di sebuah perusahaan swasta nasional itu, optimistis kekuatan Arema jika disatukan akan lebih dahsyat dalam banyak sisi.
Bahkan penyuka bakso dan milkshake itu berharap momen peringatan 33 tahun berdirinya Arema pada tanggal 11 Agustus 2020 nanti menjadi titik balik untuk mengakhiri dualisme.
"Ya semoga secepatnya kedua kubu bersatu kembali. Tak masalah meski yang satu ada di Liga 3 dan satunya di Liga 1, selalu ada solusi terbaik untuk bersatu, tak ada kubu yang merasa paling benar atau salah. Alhamdulillah itu tak terjadi di supoter, Aremania-Aremanita sejak Arema berdiri sampai saat ini tetap bersatu, kompak, dan terbaik," ucapnya.
"Kami bangga dengan slogan Aremania tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Saya juga berharap, semoga wabah virus corona cepat berlalu. Semoga pada lanjutan Liga 1 2020 Arema menjadi juara dan tampil di kompetisi Asia tahun 2021," tutur pengidola Hamka Hamzah, Johan Ahmad Alfarizi, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, dan Dendi Santoso tersebut.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Arema FC Lainnya:
Arema FC Siap Promosikan Pemain dari Tim U-20
Charis Yulianto Minta Pemain Arema FC Abaikan Isu Miring dan Fokus di Timnas Indonesia
HUT Ke-33 Arema FC: Official Store Gelar Gebyar Diskon hingga 33 Persen