- Program Head To Head Liga Topskor mendatangkan si kembar Bagas-Bagus pada Senin (4/5/2020).
- Bagas-Bagus menceritakan banyak hal yang menyangkut pengalamannya menjadi pesepak bola.
- Ternyata, walaupun kembar, Bagas-Bagus memiliki perbedaan mencolok pada gaya bermainnya.
SKOR.id – Amruddin Bagas Kaffa dan Amiruddin Bagus Kahfi boleh saja kembar. Tapi, mereka tak melulu satu pendapat jika sedang berargumen.
Keseruan adu argumen keduanya terlihat saat menjadi bintang tamu dalam program Head To Head (H2H) kanal Youtube Liga TopSkor, Senin (4/5/2020).
Berita Timnas Indonesia Lainnya: Analisis Luis Milla Mengapa Timnas Indonesia Lemah di Pentas Asia
Salah satu momen terseru saat dua pemain jebolan Liga Topskor U-17 ini berargumen tentang perbedaan Garuda Select angkatan pertama dan angkatan kedua.
Seperti diketahui, Bagus saat ini berada di Inggris mengikuti program Garuda Select angkatan kedua, sekaligus menjalani perawatan cedera.
“Ya sebenarnya sama saja, apa yang diterapkan pelatih di angkatan pertama dan kedua itu sama saja," Bagus membuka analisisnya.
Program sama semua, hanya beda lapangan saja. Oh iya, anak-anak yang sekarang itu lebih serius semua,” Bagus menambahkan.
Terkesan tak terima, Bagas pun langsung menyambar pendapat adik kembarnya itu. “Oh, berarti yang dulu (edisi pertama) ga serius ya?” ucap Bagas.
“Ya, serius, cuma ada bercandanya sedikit. Saya kan tidak bilang tidak serius juga,” jawab Bagus sambal melempar senyum simpul.
Perbedaan pendapat kedua pemain ini dirasa biasa. Selain contoh di atas, ternyata Bagas-Bagus punya perbedaan mencolok soal gaya bermain favorit mereka.
Berdasarkan posisi, tentu saja gaya bermain keduanya sangat berbeda. Bagas bermain sebagai bek sayap, sementara Bagus merupakan predator lini depan.
Bagas yang saat ini bermain di Barito Putera, mengaku lebih suka bermain sabar, bermain dengan membangun serangan dari bawah.
"Ya, saya lebih suka main sabar, build-up play dulu dari bawah, jangan buru-buru (gaya Italia)," Bagas menjelaskan.
Berita Timnas Indonesia Lainnya: Timnas Indonesia Gagal Lolos ke Piala Asia 1984, Penyebabnya Setengah Matang
Sementara itu, Bagus Kahfi mengaku tidak suka bermain dengan gaya permainan Bagas. Alasannya pun cukup menggelitik.
“Jika main build-up saya jarang dapat bola di depan, yang ada saya cuma geser ke kiri geser ke kanan," ucap Bagus sambal tertawa.