- Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, menilai tatanan new normal sulit diterapkan dalam pertandingan sepak bola.
- Menurut Aji Santoso, tidak mungkin mengatur pemain untuk menghindari kontak fisik dalam pertandingan sepak bola.
- Aji Santoso pun mengusulkan kompetisi dilanjutkan saat kondisinya sudah benar-benar pulih.
SKOR.id - Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, menilai bahwa tatanan new normal atau kelaziman baru yang akan diterapkan oleh pemerintah sulit dijalankan dalam pertandingan sepak bola.
Dalam pertandingan sepak bola, selalu terjadi kontak antara kawan dan lawan di atas lapangan.
Menurut Aji Santoso, konsep new normal hanya bisa dilakukan untuk olahraga terpisah seperti tenis dan bulutangkis, tetapi tidak untuk sepak bola.
Berita Persebaya Lainnya: Aji Santoso Bersuara Soal New Normal dan Sepak Bola
"Sulit untuk menerapkan konsep new normal di sepak bola karena kawan dan lawan berbaur jadi satu di atas lapangan," kata Aji Santoso.
"Kalau untuk olahraga terpisah seperti tenis, bulutangkis dan lainnya mungkin bisa, tetapi untuk sepak bola sangat susah diterapkan," ia menambahkan.
Pelatih yang pernah menangani timnas Indonesia itu pun mengusulkan untuk melanjutkan kompetisi jika pandemi virus corona sudah benar-benar teratasi.
Menurutnya, akan terlalu riskan bagi pelaku sepak bola jika tetap bermain di tengah situasi yang belum kondusif dan membahayakan keselamatan pemain.
"Untuk melanjutkan kompetisi, virus corona harus benar-benar hilang, kalau tidak akan membahayakan pemain," kata Aji Santoso.
Fakta bahwa Provinsi Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, menjadi salah satu daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Indonesia, juga menjadi pertimbangan lain.
Pasalnya, para pemain tim berjulukan Bajul Ijo itu akan memiliki risiko infeksi lebih tinggi jika menggelar latihan dan pertandingan di Surabaya.
Berita Persebaya Lainnya: Yopie Saununu, Legenda Persebaya yang ''Diusir'' Bonek Saat Jadi Tukang Parkir
Oleh karena itu, Aji Santoso berharap PSSI dan PT LIB benar-benar mempertimbangkan semuanya dengan matang jika ingin melanjutkan Liga 1 2020 dengan protokol kesehatan.
Meski begitu, eks-pelatih Persela Lamongan dan PSIM Yogyakarta itu akan tetap mengikuti keputusan yang diambil oleh operator liga dan federasi.