SKOR.id - Penyelenggaraan Liga TopSkor sudah merambah belasan daerah. Mulai Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua, kompetisi usia muda ini terus menjaga eksistensinya.
Misi Liga TopSkor adalah ikut memberi wadah bagi para pemain muda berkembang, melalui pengalaman bermain. Tidak sekadar turnamen, tetapi berkompetisi dengan format liga.
Liga TopSkor juga mendukung sekaligus bersinergi dengan proses pembinaan yang dilakukan PSSI, sebagai induk organisasi sepak bola di Tanah Air. Pembinaan yang dilakukan PSSI itu lewat penyelenggaraan Piala Soeratin.
Manajemen Liga TopSkor telah menekankan kepada seluruh operator kompetisi ini di berbagai daerah, agar jangan sampai mengganggu agenda yang diselenggarakan PSSI. Dalam hal ini penyelenggaraan yang dilakukan asprov, askab, maupun askot.
“Pertandingan Liga TopSkor sebaiknya tidak mengganggu agenda Piala Soeratin atau liga-liga yang diselenggarakan PSSI. Liga TopSkor yang harus menyesuaikan waktu penyelenggaraannya,” kata Bung Yuke, atau M. Yusuf Kurniawan, Direktur Liga TopSkor.
Manajemen Liga TopSkor juga telah menetapkan kelompok umur yang boleh dipertandingkan untuk musim 2024. Ada empat periode kelahiran pemain yang bisa dipertandingkan.
Keempat kelahiran pemain itu adalah 2011-2012, 2010-2011, 2009-2010, dan 2008-2009.
Operator kompetisi di daerah juga boleh memutar mulai akhir tahun ini, tetapi berakhirnya harus menyeberang ke 2024.
“Urutan usia pemain itu mengacu kepada tahun kelahiran yang akan diputar untuk seri nasional. Rencananya seri nasional digelar pada Juli-Agustus 2024 di Jakarta,” kata Bung Yuke.
Setiap operator Liga TopSkor pun diharapkan memutar kompetisi lebih dari satu kelompok usia. Artinya minimal operator memutar dua kelompok usia.
Kebijakan itu diharapkan bisa untuk menjaga jenjang usia pemain di Liga TopSkor. Terutama bagi pemain yang musim sebelumnya sudah ikut Liga TopSkor.