SKOR.id – Real Madrid tidak terlalu aktif di bursa transfer musim dingin. Tidak banyak yang mengetahui bila ada alasan mengapa Los Blancos tak mau agresif di bursa transfer musim dingin, utamanya dalam beberapa tahun terakhir. Mereka pernah mengalami kesalahan merekrut pemain pada bursa musim dingin.
Bursa transfer musim dingin 2024-2025 di Eropa akan dibuka pada 1 Januari 2025 dan ditutup pada 3 Februari 2025. Transfer musim dingin dimanfaatkan tim-tim yang ingin mengubah perencanaan awal musim panas mereka atau merekrut pemain karena berbagai gangguan cedera.
Dalam kasus Madrid, tampaknya tahun ini mereka tidak punya pilihan selain menggunakan bursa transfer musim dingin, menyusul cedera serius yang dialami Eder Militao dan Dani Carvajal yang akan absen sampai sisa musim.
Belum lagi pemain pilar Madrid lainnya seperti David Alaba, Aurelien Tchouameni, dan Vinicius Jr yang juga mengalami cedera.
Real Madrid sepertinya harus move on dari trauma dan kenangan buruk saat melakukan transfer musim dingin. Berikut tujuh pemain yang dibeli Madrid pada musim dingin namun membawa mimpi buruk. Apakah Anda setuju bahwa tidak ada satupun dari mereka yang berkinerja sesuai harapan?
Second striker asal Italia itu dibeli dari AS Roma pada bursa transfer musim dingin 2005-2006 seharga 5,50 juta euro. Casano, yang saat itu baru berusia 23 tahun, memiliki banyak talenta. Namun, ia tidak disiplin sehingga tidak pernah bisa mendapatkan bentuk tubuh yang ideal (cenderung besar).
Casano mendarat di saat-saat terakhir era Los Galacticos di Madrid. Mungkin itu juga yang membuatnya agak terabaikan. Alhasil, ia hanya mampu mencetak empat gol dalam 29 pertandingan.
Casano langsung dipinjamkan ke UC Sampdoria pada musim berikutnya dan dipermanenkan klub asal Genoa, Italia, itu pada 1 Juli 2008.
2. Thomas Gravesen
Pemain Denmark itu datang dari Everton FC pada musim 2004-2005 dengan banderol 3,40 juta euro untuk mengisi posisi gelandang bertahan yang kosong beberapa bulan sebelumnya karena kepergian Claude Makelele.
Bisa ditebak, Gravesen gagal total mengisi posisi yang ditinggalkan pemain Prancis itu dan justru tercatat dalam sejarah karena “Gravesinha” yang terkenal, sebuah dribel yang masih menimbulkan ejekan di kalangan penggemar Madrid. Gravesen pun hanya bertahan 18 bulan di Madrid.
3. Julien Faubert
Mungkin Julien Faubert inilah yang menjadi paradigma tentang betapa buruknya penandatanganan yang dilakukan Madrid di bursa musim dingin.
Faubert tiba dengan harga 1,5 juta euro pada musim dingin 2009 dengan status pinjaman dari West Ham United dan kelebihan berat badan. Ketika dia dimasukkan ke lapangan, semua orang memperhatikan bahwa dia tidak akan mampu berada untuk level Real Madrid.
Faubert adalah seorang pesepak bola yang bermain secara internasional untuk tim nasional Prancis, tapi dia menjadi “keajaiban satu musim” bersama Madrid.
4. Lucas Silva
Di usia yang baru 21 tahun, gelandang bertahan asal Brasil itu tiba sebagai bintang pada bursa transfer musim dingin 2014- 2015 dengan mahar 13 juta euro.
Didatangkan dari salah satu klub elite Brasil, Cruzeiro Esporte Clube, Lucas Silva ternyata hanya memainkan sembilan pertandingan untuk Real Madrid dan gagal menyampaikan apa pun kepada penggemar.
Karena menandatangani kontrak hingga 2019, sisa karier Lucas Silva bersama Madrid disimpulkan dengan pinjaman ke Olympique de Marseille dan Cruzeiro. Setelah itu, ia tidak pernah mengenakan seragam Real Madrid lagi.
5. Cicinho
Cicinho menjadi korban lain dari pertandingan terakhir Madrid di era Galacticos. Didatangkan pada musim dingin 2005-2006, Cicinho—yang dibeli 4 juta euro dari Sao Paulo—bisa saja bermain bagus seperti bek sayap asal Brasil lainnya, Marcelo.
Namun, Cicinho melakukannya dengan buruk dan sering keluar jalur di sayap kanan. Ia tidak pernah memenuhi ekspektasi Madrid meskipun sudah menjadi bintang di Sao Paulo.
Cicinho hanya memainkan total 32 pertandingan untuk Real Madrid dalam satu setengah musim. Namun, Madrid mendapatkan kembali investasi mereka ketika melepas Cicinho ke Roma.
6. Perica Ognjenovic
Penyerang sayap kanan itu tiba di Madrid pada bursa transfer musim dingin 1999, dari Red Star Belgrade. Namun, Perica Ognjenovic benar-benar mengecewakan mereka yang percaya pada bakatnya, hanya bermain 22 pertandingan dalam dua musim dan hanya mencetak satu gol dan tiga assist.
Bermain untuk Los Blancos memberinya kontrak berikutnya di Cina, Malaysia, Ukraina, dan Yunani.
Fernando Gago tiba di Real Madrid bersamaan dengan Marcelo dan Gonzalo Higuain pada musim dingin 2007 dan dalam beberapa pertandingan pertamanya tidak ada yang bisa meramalkan bahwa dia akan menjadi pemain terburuk di antara ketiganya yang datang ke Los Blancos.
Gelandang bertahan asal Argentina itu berubah dari peran vitalnya untuk Madrid hingga menjadi pemain biasa, setelah menelan biaya lebih dari 20 juta euro saat didatangkan dari Boca Juniors.
Mereka yang percaya dia akan menjadi Fernando Redondo yang baru pasti sangat kecewa. Apa lagi, hingga kini nilai transfer 20,5 juta euro milik Gago masih berada di posisi ketiga tertinggi dalam sejarah transfer musim dingin Real Madrid—di bawah Reinier (30 juta euro) dan Klaas-Jan Huntelaar (27 juta euro).