- Pelatih-pelatih muda menjadi salah satu sorotan sepanjang musim 2020-2021.
- Beberapa nama pelatih muda tampil dengan performa apik bersama tim asuhannya.
- Skor Indonesia merangkum 10 nama pelatih muda Eropa yang kiprahnya menjanjikan.
SKOR.id - Pelatih muda menjadi salah satu sosok yang banyak disorot di sepak bola Eropa pada musim 2020-2021.
Meski disebut "kurang pengalaman," namun para pelatih ini menjadi alasan di balik permainan impresif sebuah tim.
Bahkan, beberapa pelatih muda berhasil menunjukkan ambisi besar dan menjadi nama yang diperhitungkan, di samping sosok Carlo Ancelotti, Zinedine Zidane, Pep Guardiola, Antonio Conte dan lainnya.
Skor Indonesia merangkum beberapa nama pelatih muda yang patut diperhitungkan di kompetisi Eropa sepanjang musim 2020-2021.
Julian Nagelsmann (33 tahun)
Julian Nagelsmann memberi warna berbeda di kompetisi Eropa pada usianya yang baru 33 tahun.
Nagelsmann berhasil meloloskan Hoffenheim dan RB Leipzig ke Liga Champions bahkan mempercantik CV nya dengan melaju ke semifinal Champions bersama Leipzig pada musim 2019-2020.
Kepiawaian Nagelsmann di kursi pelatih tumbuh dari sejak menjadi asisten Thomas Tuchel saat masih menangani Augsburg.
Ruben Amorim (35 tahun)
Seperti Nagelsmann, Ruben Amorim disebut menjadi salah satu pelatih potensial pada dekade ini.
Masih berusia 35 tahun, Amorim disebut merevolusi sepak bola Portugal lewat Sporting Lisbon.
Amorim berhasil kembali membawa Sporting CP yang tenggelam dalam krisis dua tahun lalu untuk kembali menjadi pesaing utama gelar juara Liga Portugal.
Sebelumnya, Amorim mencuri perhatian setelah berhasil menjuarai Piala Liga bersama Sporting Braga, serta memoles sosok Francisco Trincao sebelum bergabung dengan Barcelona.
Domenico Tedesco (35 tahun)
Sosok Domenico Tedesco disebut salah satu "murid langsung" Julian Nagelsmann, meskipun berusia dua tahun lebih tua.
Pelatih berdarah Italia-Jerman ini turut berperan besar dalam langkah Hoffenheim ketika Nagelsmann melatih tim utama.
Sosok Tedesco lalu berlabuh bersama Schalke 04, namun Ia gagal untuk membawa tim bersinar dengan kontrak satu musim.
Kini, Tedesco menjadi sosok yang diperhitungkan setelah membawa Spartak Moscow kembali ke kompetisi elit Eropa pada musim 2019-2020, setelah absen lama,
Musim 2020-2021, Spartak Moscow sementara menempati peringkat kedua klasemen sementara dan menjadi kompetitor untuk gelar juara Liga Rusia musim ini.
Mikel Arteta (38 tahun)
Setelah dikenal besar sebagai legenda Arsenal, Mikel Arteta juga membesarkan namanya di dunia kepelatihan sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City.
Arteta lalu kembali ke Arsenal sebagai pelatih kepala pada Desember 2019, mendapat tugas untuk membenahi tim yang berada dalam masa-masa sulit.
Hampir setahun kemudian, pemain Spanyol itu telah mengembalikan identitas klub London dengan permainan yang penuh warna dan mengangkat Piala FA serta Community Shield, gelar yang kembali diraih Arsenal setelah puasa trofi sejak 2017.
Diego Martínez (39 tahun)
Lolosnya Granada ke kualifikasi Liga Europa adalah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah klub.
Diego Martinez, alias El Chaman, menjadi salah satu pelatih paling disorot di LaLiga meski masih muda karena berhasil membawa Granada ke level tersebut.
Musim ini, Granada sedang bercokol di pos keenam klasemen dengan angka yang lebih baik daripada musim 2019-20.
Rumor mengenai sosok Martinez sudah banyak bermunculan, bahwa dalam waktu dekat dia akan mengambil satu langkah lagi dalam karirnya dan pergi ke klub yang lebih besar.
Julian Stephan (40 tahun)
Nama Julian Stephan mengemuka setelah menjuuarai Piala Prancis bersama Rennes, dengan mengalahkan PSG dalam masa empat bulan setelah mengambil kendali tim sebagai pelatih utama.
Stephan membawa Rennes lolos ke Liga Champions musim berikutnya dan berhasil menbuat bakat seperti Edouardo Camavinga lebih besar.
Julian Stephan kini disebut punya masa depan cerah dalam dunia kepelatihan, dan telah dikaitkan dengan beberapa klub besar.
Roberto de Zerbi (41 tahun)
Sassuolo menjadi salah satu kejutan dalam Serie A musim ini, dan sosok Roberto de Zerbi adalah bagian dari kejutan tersebut.
Sassuolo sempat berada di urutan kedua dalam klasemen musim ini, setelah bermain kompetitif sepanjang musim 2019-2020
Arsitek yang membawa "anomali" pada musim ini adalah Roberto de Zerbi, sosok yang bahkan dikenal kurang menjanjikan.
De Zerbi hanya bertahan tiga bulan di Parma dan tidak bisa mempertahankan Benevento di kasta pertama. Namun, musim ini semuanya berubah bersama Sassuolo: tujuh laga tanpa kekalahan dan sempat menjadi tim paling produtif dengan catatan 18 gol dalam tujuh pekan awal.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Andrea Pirlo Yakin Juventus Punya Peluang Kalahkan Barcelona https://t.co/iPNL64in5I— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 8, 2020
Berita Lainnya:
5 Catatan Pertarungan Floyd Mayweather Jr vs Logan Paul: 6 Kali Batal Pensiun
Mengukur Kemampuan Mick Schumacher agar Sehebat Michael Schumacher di F1