- Hanya soal waktu bagi Inter Milan untuk mewujudkan gelar Liga Italia 2020-2021.
- Antonio Conte berhasil membentuk Inter Milan menjadi mesin kemenangan.
- Ada enam faktor yang membuat I Nerazzurri hingga kini ada di puncak klasemen sementara Liga Italia.
SKOR.id - Inter Milan berpeluang menuntaskan misi mereka meraih gelar Liga Italia 2021.
Pasukan Antonio Conte berpeluang mewujudkan mimpi mereka menjadi kenyataan, meraih scudetto dan mengakhiri penantian panjang selama 11 tahun tanpa gelar tertinggi kompetisi domestik sepak bola Italia.
Gelar Liga Italia 2020-2021 sejatinya sudah berada di tangan skuad Antonio Conte. Jika mereka menang atas Crotone malam ini dan Atalanta gagal meraih tiga poin saat lawan Sassuolo, Minggu (2/5/2021), mereka juara.
Mereka tinggal meraih tiga poin malam ini lalu pulang, dan esok hari menunggu hasil yang diraih Atalanta.
Hasil imbang Atalanta memang sudah cukup membuat I Nerazzurri merayakan gelar Liga Italia ke-19 dalam sejarah mereka sejak sukses treble winners pada 2009-2010.
Kalaupun tidak pekan ini, peluang tersebut ada di pekan selanjutnya karena scudetto musim ini memang sudah sangat dekat dengan mereka.
Yang pasti, sejak 11 tahun silam, memang tidak ada pelatih yang mampu membawa kembali Inter Milan ke puncak prestasi di Liga Italia.
Total, 11 pelatih pula datang dan pergi untuk membawa Inter kembali meraih scudetto namun mereka gagal.
Hingga akhirnya, momen yang telah dinantikan tersebut akan datang pada musim ini, bersama sosok pelatih Antonio Conte.
Perjalanan Inter Milan musim ini dalam menguasai puncak klasemen terbilang luar biasa.
Mereka mampu tampil konsisten dalam meraih tiga poin. Sejak kekalahan dari Sampdoria pada 6 Januari 2021 lalu, Inter Milan tidak pernah lagi mengalami kekalahan.
Romelu Lukaku dan kawan-kawan tidak terkalahkan dalam 17 pertandingan terakhir sebelum lawan Crotone malam ini, dengan 13 laga di antaranya menang.
Namun, apa sebenarnya rahasia Inter Milan asuhan Antonio Conte sehingga mereka mampu memimpin klasemen Liga Italia dan di ambang meraih scudetto?
Skor.id mencoba merangkum setidaknya enam keistimewaan I Nerazzurri, atau sebut saja "rahasia" Inter memimpin klasemen hingga saat ini. Berikut enam kata kunci rahasia tersebut:
1. Reaksi
Untuk faktor ini, Inter Milan adalah tim yang mampu mengatasi tekanan ketika mereka tertinggal lebih dulu dalam sebuah pertandingan.
Ya, sepanjang musim ini di Liga Italia, Inter merupakan tim yang paling sering berhasil meraih poin ketika mereka sempat tertinggal.
Total, ada 16 poin yang berhasil mereka raih dalam situasi tersebut. Yang menarik, 16 poin dari situasi tertinggal hingga akhirnya menang atau imbang tersebut juga jumlah yang sama diraih oleh Sassuolo.
Reaksi ketika tertinggal untuk kemudian menang atau imbang sudah mereka perlihatkan sejak pekan pertama, tepatnya saat menjamu Fiorentina.
Pada laga tersebut, Inter Milan sempat tertinggal dari gol Christian Kouame ketika laga baru berjalan tiga menit.
Namun, mereka berhasilk menyamakan kedudukan melalui Lautaro Martinez, menit ke-45, lalu unggul setelah lawan mencetak gol bunuh diri pada menit ke-53.
Fiorentina kembali menyamakan kedudukan memalui gol Gaetano Castrovilli, bahkan Fiorentina kembali unggul melalui gol Federico Chiesa (kini di Juventus).
Tertinggal 2-3, mentalitas juara Inter Milan terlihat di pekan ini ketika mereka dalam dua menit mencetak gol tambahan, Romelu Lukaku menit ke-88 dan Danilo D'Ambrossio menit ke-89. Inter pun akhirnya menang 4-2.
Situasi seperti ini mereka hadapi di sejumlah laga seperti lawan Parma di pekan ke-6, namun mereka mampu membuat kedudukan imbang 2-2.
2. Kesabaran
Faktor "kesabaran", demikian bisa disebut apa yang telah diperlihatkan Inter Milan sepanjang musim ini.
Jika melihat statistik gol-gol Inter Milan sepanjang musim ini, hampir 65 persen gol-gol mereka justru terjadi pada babak kedua.
Ya, dari 72 gol total yang diciptakan Inter Milan di Liga Italia jelang menghadapi Crotone, 49 gol di antaranya tercipta pada 45 menit babak kedua.
Jumlah tersebut enam gol lebih banyak dibandingkan dengan klub-klub lainnya yang mencetak gol di babak kedua.
Boleh jadi, mereka telat panas, namun fakta bahwa dari gol yang banyak tercipta di babak kedua, memperlihatkan Inter Milan asuhan Antonio Conte memiliki kemampuan dalam menentukan laga setelah mereka menghadapi situasi di babak pertama.
3. Sinis
Sinis atau mematikan. Ketika mereka mendapatkan peluang, gol akan selalu tercipta. Inilah salah satu kekuatan dari Inter Milan asuhan Antonio Conte.
Faktor ini tentu saja tidaklah mengejutkan karena mereka memiliki duet lini depan yang memang produktif.
Romelu Lukaku contohnya yang telah mencetak 21 gol di Liga Italia sebelum menghadapi Crotone. Sedangkan Lautaro Martinez total menorehkan 15 gol.
Kedua pemain ini total telah memberikan 36 gol untuk Inter Milan. Di sisi lain, gol juga tercipta dari para pemain tengah seperti Achraf Hakimi yang mencetak 6 gol, lalu Alexis Sanchez dengan 5 gol.
Menurut Sky Sports Italia, persentase gol Inter Milan di Liga Italia musim ini mencapai 15 persen.
4. Disiplin
Ya, disiplip adalah kata kunci keempat dalam kamus Antonio Conte. Pelatih yang memang sangat detail dalam menjaga pertahanan timnya.
Jika melihat statistik sebelum menghadapi Crotone, gawang Samir Handanovic hanya kemasukan 49 gol. Itu merupakan jumlah kemasukan paling sedikit di antara kontestan Liga Italia.
Dengan pola tiga bek (3-5-2), trio di jantung pertahanan Inter Milan yaitu Stefan De Vrij, Milan Skriniar, atau Alessandro Bastoni, menjadi trio yang sangat sulit untuk ditembus.
Dalam 17 laga terakhir tanpa terkalahkan, mereka hanya kemasukan delapan gol.
5. Tandukan
Kuasai bola-bola udara, salah satu kunci sukses pula bagi Inter Milan pada musim ini. Gol-gol Inter Milan pada musim ini faktanya memang cukup mengagumkan.
Dari 72 gol yang telah ditorehkan Inter sebelum menghadapi Crotone, 14 gol di antaranya mereka ciptakan dari tandukan.
Mereka lebih banyak gol dengan tandukan dibandingkan dengan tiga tim di bawah mereka.
Dengan Atalanta contohnya. La Dea total telah mencetak 78 gol tapi hanya 7 gol di antaranya dari tandukan.
Lalu dibandingkan dengan Napoli, yang mencetak lima gol dari tandukan, Juventus lebih banyak dari Atalanta dan Napoli, 12 gol tandukan.
Atau dibandingkan dengan Milan yang mencetak hanya delapan gol dari tandukan.
6. Pengorbanan
Serangan balik, strategi yang menuntut konsentrasi dan mencoba membendung serangan lawan lebih dulu. Ini jelas bukan strategi yang mudah untuk dijalankan.
Sebuah tim harus menderita lebih dulu dengan strategi ini. Mereka harus "berkorban" untuk berada dalam tekanan. Faktor ini menjadi yang terakhir dari sukses Inter Milan berada di papan atas.
Faktanya, Inter merupakan tim yang lebih banyak meraih kemenangan di Liga Italia musim ini ketika mereka justru kurang dalam penguasaan bola, kurang dari 50 persen.
Menurut Sky Sports, itu terjadi 13 kali sepanjang musim ini ketika mereka tidak unggul dalam possession (penguasan bola).
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Gelandang Yokohama F. Marinos Resmi Dipermanenkan Tim Bundesliga https://t.co/cydDySCX2i— SKOR Indonesia (@skorindonesia) April 30, 2021
Berita Inter Milan lainnya:
Inter Milan Bisa Putus Rentetan Scudetto Juventus Akhir Pekan Ini, Begini Skenarionya
Prediksi Crotone vs Inter Milan: Bisa Jadi Laga Terakhir Penentu Juara