SKOR.id - Musim 2023-2024, Girona masih menjadi salah satu kejutan yang menarik perhatian di liga top Eropa, tepatnya di La Liga (Liga Spanyol), di sisi lain, Bayer Leverkusen juga masih memimpin di Bundesliga.
Bayer Leverkusen kini memimpin di Bundesliga dengan 36 poin dari 14 laga, unggul atas Bayern (32 poin) yang baru tampil dalam 13 laga.
Girona secara mengejutkan tampil brilian di La Liga di bawah asuhan Michel, dan sementara ini mereka masih duduk di puncak klasemen dengan koleksi 41 poin, unggul dua poin dari Real Madrid.
Bahkan, pada laga jornada ke-16, Girona berhasil menundukkan raksasa Catalan, Barcelona, dengan skor 4-2, sehingga mereka mengamankan posisi puncak klasemen, setelah di laga sebelumnya Real Madrid bermain imbang 1-1 melawan Real Betis.
Meski kompetisi masih panjang, asa untuk Girona memenangi kompetisi teratas Liga Spanyol itu masih bisa terwujud, jelas mereka dituntut konsisten agar dapat meraih gelar tersebut.
Pada saat Girona membangun mimpi meraih gelar di La Liga, ada beberapa tim yang sudah berhasil membuat kejutan di liga top Eropa, berikut ini daftarnya:
1. Kaiserslautern (1997-1998)
Kompetisi Bundesliga (Liga Jerman) saat ini dikuasai oleh Bayern Munchen, yang musim lalu telah memastikan gelar ke-11 secara beruntun.
Namun, pada era 90-an persaingan juara Bundesliga tak melulu dimenangkan oleh Bayern Munchen, kejutan terjadi ketika Kaiserslautern memenangi musim 1997-1998.
Berstatus tim promosi setelah meraih peringkat pertama di kasta kedua Bundesliga musim sebelumnya, Kaisers Lautern yang ditangan Otto Rehhagel berhasil memenangi gelar Bundesliga, setelah unggul dua poin atas Bayern Munchen yang duduk di peringkat kedua.
2. Deportivo La Coruna (1999-2000)
Deportovo La Coruna menjadi tim kejutan yang berhasil memenangi Liga Spanyol musim 1999-2000, dan memutus dominasi Real Madrid dan Barcelona.
Keberadaan Roy Makaay dan Djalminha yang menjadi andalan kala itu, membuat tim dengan sebutan Super Depor itu langsung menjadi klub yang disegani di Spanyol.
Dua musim berikutnya mereka berhasil melaju ke perempat final Liga Champions, setelah kegagalan di musim 2022-2023, Deportovo La Coruna berhasil melaju ke semifinal sebelum dihentikan FC Porto yang akhirnya menjadi juara.
La Coruna menjadi kota terkecil kedua di Spanyol yang berhasil memenangi gelar La Liga, setelah San Sebastian (Real Sociedad).
3. Boavista FC (2000-2001)
Menurut sejarah sepak bola Portugal, hanya dua tim yang mampu mengganggu dominasi tiga klub paling dominan, Benfica, FC Porto, dan Sporting CP.
Boavista FC menjadi tim kedua di luar trio dominan Liga Portugal itu dengan memenangi gelar Liga Portugal pada musim 2000-2001, 55 tahun setelah Belenenses menjadi tim pertama.
Boavista FC yang kala itu dilatih oleh Jaime Pacheco berhasil merengkuh gelar Liga Portugal pertama dalam sejarah klub, setelah unggul 1 poin atas FC Porto.
4. Wolfsburg (2008-2009)
Bukan hanya Kaiserslautern, Wolfsburg juga pernah membuat kejutan dengan memenangi gelar Bundesliga pada musim 2008-2009, di bawah asuhan Felix Magath.
Duet maut di lini depan yang diisi Edin Dzeko dan Grafite, sukses menceploskan 54 gol yang membawa Wolfsburg memenangi gelar Bundesliga pertama dalam sejarah mereka.
Edin Dzeko dan Grafite kala itu mendapat dukungan dari Zvjezdan Misimovic, yang mengakhiri musim dengan total 20 assist, yang berperan membawa Wolfsburg unggul dua poin atas Bayern Munchen di klasemen akhir.
5. Montpellier (2011-2012)
Semua mata tertuju ke Paris Saint-Germain (PSG) pada musim 2011-2012, ketika mereka diambil alih oleh grup Qatar, tetapi mereka belum berhasil merengkuh gelar juara Liga Prancis.
Montpellier yang kala itu dilatih oleh Rene Girard akhirnya menjadi kampiun dan berhasil memencundangi PSG yang kala itu didukung dana besar.
Olivier Giroud menjadi pemain yang mencuri perhatian di musim tersebut, dengan torehan 21 gol yang membawa Montpellier meraih gelar Liga Prancis pertama mereka.
6. Leicester City (2015-2016)
Keberhasilan Leicester City menjadi juara Liga Inggris (Premier League) pada musim 2015-2016, menjadi salah satu kejutan terbesar di liga top Eropa.
Pada musim 2015-2016, Leicester City menjadi tim yang diprediksi akan terdegradasi, setelah musim sebelumnya mereka harus berjuang keras agar bertahan di kasta tertinggi Liga Inggris.
Diarsiteki Claudio Ranieri, penampilan Riyad Mahrez dan Jamie Vardy menjadi teror bagi lini pertahanan lawan, sedangkan N'Golo Kante menjadi penyeimbang yang hebat di lini tengah.