- KH Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI, mengidentifikasi lima teladan Nabi Muhammad SAW yang perlu ditiru.
- Menurut Skor.id, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menerapkan lima teladan Nabi Muhammad SAW.
- Lima teladan Nabi Muhammad yang ditiru Shin Tae-yong antara lain disiplin, mental, kesetaraan, dan keadilan.
SKOR.id - Shin Tae-yong, pelatih timnas Indonesia, membawa perubahan fundamental dalam timnas U-19. Ia melawan tabu dan juga mendobrak kekakuan.
Jika dikaitkan dengan hari ini, perayaan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, ada refleksi hal positif kenabian yang diterapkan Shin Tae-yong untuk timnas U-19.
Dalam catatan Skor.id, sedikitnya ada lima hal yang bisa menjadi teladan dari sistem yang dibangun Shin Tae-yong untuk Garuda Muda, sebutan timnas level usia Indonesia.
Lima hal ini mengutip dari lima tauladan Nabi Muhammad yang diterangkan KH Ma'ruf Amin, Wakil Presiden RI, dalam esai yang terbit di Jawa Pos, Kamis (29/10/2020).
Bukan untuk menyamakan Shin dengan nabi, tetapi semata-mata untuk menegaskan bahwa ada teladan kenabian yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Lima teladan tersebut adalah perbaikan disiplin dan mental, menolak ketabuan keturunan, menentang dikotomi PSSI, penegakan kesetaraan, dan merombak sistem.
Disiplin dan Mental
Sejak latihan perdana bersama timnas Indonesia pada Januari 2020, Shin menyatakan bahwa disiplin dan mentalitas pemain Indonesia tidak menonjol.
Dampaknya, kebugaran pemain timnas Indonesia, termasuk timnas U-19, dinilai tak sanggup main dalam 90 menit. Disiplin memengaruhi mentalitas.
Disiplin yang dimaksud Shin tak semata-mata dalam latihan dan pertandingan, melainkan di luar sepak bola. Mental atlet pemain Indonesia sangat lemah.
Perbaikan disiplin dan mental pemain timnas U-19 tergambar dalam pemusatan latihan, tepatnya dalam 11 laga uji coba. Pemain tak lagi bermental pecundang.
Menolak Tabu Keturunan
Sejak bergeloranya timnas U-19, setelah menjadi juara Piala AFF 2013, seperti ada tabu pemain keturunan dipanggil membela timnas U-19, juga usia di bawahnya.
Memang sempat ada pemanggilan atau seleksi, tetapi pada akhirnya tak diloloskan. Kualitas pemain keturunan, meski latihan di Eropa, dianggap tak terlalu menonjol.
Begitu Shin datang, segala tabu didobrak. Selama ada darah Indonesia dan punya rasa cinta Tanah Air, setiap pemain, termasuk keturunan, dianggap sama.
Bahkan, Shin berencana memantau 30 pemain keturunan. Ini sinyal bagi pemain langganan timnas untuk terus berkembang karena saingan mereka berpengalaman di Eropa.
Menentang Dikotomi PSSI
Tak banyak pelatih timnas Indonesia yang berani melawan dikotomi PSSI. Maksudnya, Shin rela bersitegang dengan PSSI jika program-programnya tak dipenuhi.
Itulah yang tergambar dalam pemusatan latihan periode Juli dan Agustus 2020. Saat itu Shin bersikeras ingin timnas Indonesia dan U-19 latihan di Korea Selatan.
Ini jadi pilihan karena di Indonesia kasus Covid-19 tinggi dan sulit dapat lawan bagus. Shin akhirnya melunak sejenak asal timnas U-19 harus berlatih di Eropa.
Penentangan dikotomi PSSI berbuah pemusatan latihan di Kroasia. Tak tanggung-tanggung selama dua bulan pemusatan berlangsung dengan anggaran yang tinggi.
Penegakan Kesetaraan
Dalam asuhan mantan pelatih Korea Selatan dalam Piala Dunia 2018 itu, tak ada istilah pemain inti atau cadangan. Semuanya dalam posisi yang sama dan netral.
Saat pemain berlatih dengan serius dan berkembang saat latihan, niscaya kepercayaan untuk tampil dalam laga uji coba akan diberikan. Ia mendobrak tradisi.
Buktinya, pemain-pemain langganan timnas U-19 era sebelumnya, misalnya Brylian Negiehta Aldama, tak melulu jadi gelandang utama di lini tengah timnas U-19.
Saat ada pemain yang menunjukkan penampilan lebih baik dan matang, pemain tersebut pun langsung digantikan. Shin membangun kompetisi di internal timnas U-19.
Merombak Sistem
Setiap pelatih punya cara, filosofi, dan gaya masing-masing. Begitu juga dengan Shin, membawa gaya yang ia anggap paling baik untuk timnas Indonesia.
Nahasnya, filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) dengan gaya baku 4-3-3 untuk pemain usia muda, termasuk timnas U-19, tak diterapkan. Ini bukan pilihan Shin.
Mantan pelatih terbaik Liga Champions Asia 2010 ini tak ingin diganggu dengan penggunaan formasi 4-4-2. Gaya ini pun dianggap sesuai dengan karakter Indonesia.
Sebagai pelatih yang diberi target untuk mencapai sejumlah pencapaian, perombakan sistem ini jadi hal mutlak dan tak bisa diganggu. Namun, Shin harus terus dikritisi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Timnas U-19 Indonesia Lainnya:
Pratama Arhan Enggan Terbuai Puji-pujian Timnas U-19 Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Bagus Kahfi Gabung Timnas U-19 Indonesia
Dua Bulan TC di Kroasia, Shin Tae-yong Punya Gambaran Lengkap Timnas U-19 Indonesia