- Rivalitas Real Madrid kontra Barcelona sudah berlangsung lebih dari satu abad.
- Kedua tim sama-sama mengemas 96 kemenangan dari 244 laga El Clasico di ajang resmi.
- Barcelona pernah menelan kekalahan 1-11 dari Madrid saat rezim Francisco Franco.
SKOR.id – Pertandingan antara Real Madrid versus Real Madrid merupakan duel paling banyak digelar hingga saat ini. Laga bertajuk El Clasico tersebut jadi yang paling dinanti, bukan hanya di Spanyol tapi juga di seluruh penjuru dunia.
Dengan rata-rata pemirsa lebih dari 500 juta orang, El Clasico menjadi laga domestik paling banyak ditonton. Dalam beberapa tahun terakhir, satu-satunya event olahraga yang diklaim menandingi angka ini adalah final Piala Dunia.
Maka tidak mengejutkan jika majalah FourFourTwo memasukkkan El Clasico sebagai nomor dua dalam daftar “ "World Soccer’s 50 Greatest Derbies".
Uniknya, istilah El Clasico baru mulai digunakan secara umum di awal abad 21, ketika mulai jelas terlihat bahwa pertandingan dua tim terbesar dan tersukses di dunia ini melampaui rivalitas olahraga semata.
Alasan mengapa persaingan antara Barcelona dan Madrid begitu kuat bukan hanya melulu soal sepak bola. Kedua tim telah dipandang sebagai perwakilan dua wilayah terbesar di Spanyol, Castile dan Catalonia.
Namun, kemudian nuansa politik ikut merembet dalam rivalitas tersebut. Madrid dianggap sebagai simbol nasionalisme Spanyol sementara Barcelona digambarkan sebagai separatis.
Berita Real Madrid lainnya: 11 Pemain yang Dijual Pep Guardiola, Salah Satu Berkibar di Real Madrid
Adalah diktator Francisco Franco yang memicu permusuhan abadi Madrid dan Barcelona. Sang jendral yang memenangi Perang Sipil Spanyol pada 1936-1939 memanfaatkan sepak bola sebagai alat propaganda untuk memperkuat rezimnya.
Dia menginginkan sentralisasi kekuasaan yang ditentang bangsa Katalan. Franco juga yang dianggap aktor di belakang terbunuhnya presiden Barcelona, Josep Sunyol kala itu.
Pada 1939, Franco memaksa FC Barcelona mengubah namanya menjadi Barcelona CF agar lebih beraroma Spanyol. Dia juga menentang simbol-simbol yang terkait dengan Katalan, salah satunya penggunaan senyera –bendera Catalunya– di logo klub.
Empat tahun berselang, Franco mengancam para pemain Barcelona sebelum laga leg dua semifinal Copa del Generalisimo atau sekarang dikenal Piala Raja, sehingga Barca kala 1-11. Itu jadi skor kekalahan terbesar di El Clasico hingga saat ini.
Meski sang jenderal telah lama mangkat, permusuhan Madrid dan Barcelona terus hidup hingga saat ini. Latar perbedaan ideologi memang masih mendominasi laga, tapi rivalitas kian meruncing lantaran berebut pemain, transfer kontroversial, dan juga ambisi menjadi klub terhebat di dunia.
Laga El Clasico pertama sendiri digelar pada 1902 di ajang tidak resmi untuk menghormati raja Spanyol saat itu, Alfonso XIII. Artinya, rivalitas antara Madrid kontra Barcelona telah berlangsung lebih dari 118 tahun.
Total ada 244 pertandingan El Clasico resmi yang sudah dimainkan, di mana Madrid dan Barcelona sama-sama mengumpulkan 96 kemenangan, dan 52 laga sisa berakhir imbang.
Dari semua pertandingan tersebut, Skor.id mencoba mengerucutkan menjadi lima laga yang dianggap paling sulit dilupakan. Berikut daftarnya:
Berita Barcelona lainnya: 4 Pertimbangan Barcelona soal Beli Neymar atau Jadon Sancho
1. (29 November 2010), La Manita
Di Spanyol, istilah La Manita digunakan saat tim mengalahkan lawannya dengan selisih lima gol. Skor kemenangan seperti ini sangat berharga bagi tim-tim Spanyol, dan Barcelona mampu melakukannya tiga kali atas seteru abadi, Madrid.
Pesta lima gol ini teranyar terjadi pada 28 Oktober 2018 di pekan ke-10 LaLiga. Skor 5-1 berujung pemecatan pelatih Julen Lopetegui. Namun La Manita paling tak terlupakan saat menggasak Los Blancos terjadi pada 29 November 2010, juga di Camp Nou, mengulang prestasi yang sama pada 1994.
Di Camp Nou, Jose Mourinho dan pasukannya dibuat hancur lebur saat memainkan laga pekan ke-13 La Liga 2010-2011. Kurang dari sejam, gawang Iker Casillas kebobolan empat gol dan tambahan satu gol di injury time.
Meski tidak mencetak gol, Lionel Messi tampil sentral dengan membukukan dua assist untuk David Villa. Sementara tiga gol lainnya dicetak Xavi Hernandez, Jeffren Suarez, dan Pedro Rodriguez.
2. (7 Mei 2008), Penghinaan untuk Barcelona
El Clasico edisi 2008 akan selalu menjadi bekas luka yang sulit dilupakan fan Barcelona. Mereka menelan kekalahan memalukan di Santiago Bernabeu, skor 4-1.
Di duel jornada 36 tersebut, Los Blancos asuhan Bernd Schuster sudah memastikan gelar La Liga, sehingga tampil penuh percaya diri kala menjamu Barca.
Sebelum laga dimulai, Raul Gonzalez dan kawan-kawan bahkan mendapat guard of honour dari pemain Blaugrana sebagai bagian tradisi sepak bola Spanyol untuk tim juara.
Pertandingan baru berjalan 12 menit, Raul sudah membuka keunggulan lewat tembakan keras dari jarak 16 meter. Delapan menit berselang giliran tandukan Arjen Robben yang tak mampu dihalau kiper Victor Valdes.
Di babak kedua, Gonzalo Higuain yang tampil sebagai pemain pengganti menambah satu gol untuk menambah penderitaan Frank Rijkaard dan anak buahnya.
Belum puas unggul tiga gol, tuan rumah mendapat hadiah penalti setelah Carles Puyol memblok bola dengan tangannya. Ruud Van Nistelrooy tampil sebagai eksekutor.
Thierry Henry memperkecil ketinggalan Barca jelang akhir laga, tapi Blaugrana sudah terlanjur dibuat malu hari itu.
Berita Real Madrid lainnya: Skuad Real Madrid Bakal Latihan Kembali pada 11 Mei
3. (23 Maret 2014), Messi Hattrick
Pertandingan di tahun 2014 ini salah satu yang paling mendebarkan. Hattrick, tiga penalti, tujuh kartu kuning, plus satu kartu merah mewarnai duel di Bernabeu yang berakhir 3-4 untuk kemenangan tim tamu.
Madrid racikan Carlo Ancelotti dan Barca besutan Tito Martino sama-sama berhasil memperlihatkan penampilan terbaiknya dan memberikan hiburan bagi penonton.
Gol cepat Andres Iniesta membuka keunggulan Barca pada menit ketujuh. Namun, dua gol Karim Benzema lewat kerja samanya dengan Angel Di Maria membalikkan kedudukan.
Kendati demikian, Lionel Messi berhasil menyamakan kedudukan sebelum turun minum. Meski Cristiano Ronaldo menambah gol Madrid melalui tendangan penalti, Messi lah yang menjadi bintang pertandingan dengan mencetak dua gol dari titik putih.
4. (20 April 2011), Trofi Perdana Mourinho
Jose Mourinho akhirnya meraih trofi pertamanya sebagai pelatih Los Blancos dengan merebut gelar Copa del Rey 2011. Prestasi itu juga sekaligus memutus kemarau gelar Madrid di ajang Piala Raja selama 18 tahun.
Tampil di Stadion Mestalla, kandangnya Valencia, kedua tim tampil habis-habisan namun gagal mencetak gol di waktu normal.
Cristiano Ronaldo akhirnya memecah kebuntuan di menit 103. Crossing Angel Di Maria dimaksimalkan megabintang Portugal melalui tandukan keras yang menghujam gawang Jose Pinto.
Berita Real Madrid lainnya: Real Madrid dan Barcelona Ramaikan Perburuan Jadon Sancho
5. (16 April 2014), Bale bak Usain Bolt
Duel El Clasico di final Piala Raja 2013/14 jadi salah satu panggung Gareth Bale. Kala itu, winger asal Wales itu mencetak gol kedua yang penentu kemenangan timnya atas Barcelona.
Bale berlari bak sprinter dunia asal Jamaika, Usain Bolt. Ia memperlihatkan kecepatannya saat beradu lari dengan bek Barcelona, Marc Bartra.
Melalui sisi kanan pertahanan lawan, Bale melewati Bartra dan melesakkan bola lewat tendangan kaki kirinya.
Angel Di Maria lebih dulu membuat Madrid memimpin sebelum Bartra berhasil menyamakan kedudukan.
Namun, gol Bale cukup bagi Los Blancos membawa pulang Copa del Rey ke-14 ke Santiago Bernabeu. Gol itu juga menjadi salah satu gol terbaik sepanjang sejarah El Clasico.