- Dalam bursa transfer sejumlah klub dinilai telah melakukan kekeliruan yang fatal.
- Beberapa klub juga tidak dapat memanfaatkan hasil penjualan bintang mereka dengan membeli pemain yang justru gagal bersinar.
- Penjualan Paul Pogba oleh Manchester United dan membelinya salah satu contoh kegagalanTim Setan Merah dalam menjaga sang pemain tersebut.
SKOR.id - Dalam bursa transfer seringkali ditandai dengan sejumlah keputusan yang keliru oleh beberapa klub besar di Eropa.
Memburu pemain tertentu namun setelah mendapatkan pemain tersebut, hasilnya justru di luar dari harapan.
Ada pula ketika pemain yang berhasil mereka dapatkan tidak mampu dimaksimalkan dan ketika menjual pemain tersebut, sang pemain justru malah memperlihatkan potensinya yang luar biasa.
Beberapa klub telah melaukan kesalahan, bukan hanya dalam soal kebijakan atau keputusan membeli pemain tertentu melainkan juga mengatur pemain tersebut dalam mendapatkan kemampuan terbaiknya.
Pembelian Manchester City terhadap Eliaquim Mangala dengan nilai 42 juta pound dari FC Porto pada 2014, salah satu contoh dari kegagalan sang pemain beradaptasi di kompetisi baru.
"Saya menyadari bahwa Liga Inggris sangat keras. Sangat berbeda dengan apa yang saya tahu selama ini," kata Eliaquim Mangala sebelum akhirnya dia dilepas dengan status bebas transfer ke Valencia.
Keputusan Manchester City era Josep Guardiola saat itu memperlihatkan sebagai pembelian yang gagal total.
Di sisi lain, ada momen ketika sebuah klub juga gagal membuat pemainnya tampil mengesankan meski sebenarnya memiliki potensi.
Kasus tersebut dapat dilihat di Chelsea ketika mereka melepas Kevin De Bruyne dan Mohamed Salah. Kini, mereka dalam sorotan terkait pembelian dua bintang Jerman, Timo Werner dan Kai Havertz.
Atau ketika Manchester United melepas Paul Pogba tapi kemudian membelinya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Skor.id mencoba merangkum 5 kebijakan atua keputusan transfer terburuk dalam sejarah klub Eropa, berikut kelima kebijakan transfer tersebut:
5. Totteham Tak Efektif Belanjakan Hasil Penjualan Gareth Bale
Tottenham Hotspur melepas Gareth Bale ke Real Madrid pada 2013. Penjualan sayap asal Wales ini memberikan sekitar 85,3 juta pound (ketika itu nilainya sekitar Rp1,4 triliun) ke dalam kas klub asal London tersebut.
Meski demikian, jumlah tersebut mereka belanjakan untuk pemain seperti Roberto Soldado, Paulinho, Etienne Capoue, Vlad Chiriches, Nacer Chaldi, Erik Lamela, dan Christian Eriksen.
Setelah melepaskan Gareth Bale, Tottenham Hotspur justru gagal meraih tiket Liga Champions untuk tiga musim beruntun selanjutnya.
Dari sederetan pembelian tersebut, hanya Christian Eriksen yang dapat dikatakan sebagai pembelian yang bagus. Erik Lamela baru mendapatkan momen terbaiknya belakangan ini.
4. Pembelian Madrid terhadap Eden Hazard
Melepas Cristiano Ronaldo ke Juventus pada 2018 memang memberikan ancaman bagi Real Madrid kehilangan mesin gol utamanya.
Namun, saat itu, Cristiano Ronaldo sudah berusia 33 tahun dan penjualannya membuat Los Merengues mendapatkan 100 juta euro (saat itu sekitar Rp1,70 triliun).
Dengan pemasukan tersebut, mereka pun akhirnya mendapatkan target nomor 1 yang mereka inginkan: Eden Hazard dari Chelsea dengan nilai pembelian yang sama.
Masalahnya kemudian, Real Madrid tidak mempertimbangkan aspek kondisi Eden Hazard yang kemudian sayap asal Belgia ini justru lebih banyak berkutat dengan cedera.
Eden Hazard pun kini masuk dalam predikat "pembelian termahal yang keliru". Situasi ini tidak berbeda ketika Real Madrid mendatangkan sejumlah bintang namun tidak maksimal performanya.
Mereka adalah James Rodriguez, Luka Jovic, Asier Illarramendi, Mariano Diaz, Brahim Diaz, Lucas Silva, dan Nuri Sahin.
3. Paris Saint Germain, 222 Juta Euro untuk Neymar
Nilai yang dikeluarkan Paris Saint Germain sebesar 222 juta euro pada 2017 mendapatkan perhatian besar dalam sepak bola Eropa.
Banyak yang menilai, mengeluarkan 222 juta euro (saat itu sektiar Rp3,5 triliun) hanya untuk seorang pemain merupakan keputusan atau kesepakatan yang ironis.
Ya, kehadiran Neymar memang membuat Paris Saint Germain meraih tiga gelar Liga Prancis dalam tiga musim beruntun.
Namun, dengan pembelian tersebut, tidak cukup pula membawa Paris Saint Germain meraih gelar Liga Champions.
Ironisnya, selalu ada isu terkait keinginan Neymar untuk kembali lagi ke Barcelona. Kebijakan transfer yang tidak bagus juga dilakukan Paris Saint Germain di tahun sebelumnya.
Mereka mendatangkan Julian Draxler, Goncalo Guedes, Grzegorz Krychowiak, Jese, dan Hatem Ben Afra. Deretan pemain tersebut faktanya bukan pembelian yang sukses.
Pada tahun itu pula, Paris Saint Germain kemudian memutuskan melepaskan Zlatan Ibrahimovic ke Manchester United.
2. Manchester United: Jual Paul Pogba dan Membelinya Kembali
Jika ada sebuah kesalahan dalam era kepelatihan Sir Alex Ferguson di Manchester United, tiada lain adalah keputusannya membiarkan klub menjual Paul Pogba ke Juventus pada 2012.
Keputusan tersebut kabarnya hanya dilatarbelakangi ketidaksukaan Alex Ferguson kepada sejumlah agen pemain, Mino Raiola salah satunya yang merupakan agen dari Paul Pogba.
Ketika itu, Manchester United hanya mendapatkan kompensasi sebesar 800 ribu pound.
Namun, kemudian mereka membelinya kembali dengna harga 89,3 juta pound dari Juventus, empat tahun kemudian (2016) (sekitar Rp1,6 triliun).
Ada sejumlah kebijakan transfer buruk lainnya yang pernah dilakukan Manchester United dan semuanya untuk mendapatkan sosok pengganti peran Ryan Giggs.
Mulai dari Wilfried Zaha, Angel Di Maria, Memphis Depay, Alexis Sanchez.
Ya, keputusan Manchester United memberikan Henrikh Mkhitaryan ke Arsenal demi Alexis Sanchez merupakan keputusan yang buruk.
1. Chelsea: Melepas De Bruyne dan Mendatangkan Mo Salah
Chelsea mendatangkan Kevin De Bruyne pada Januari 2012 dengan nilai hanya 7 juta pound, namun kemudian mereka meminjamkan ke Werder Bremen pada 2012-2013.
Setelah performa yang mengesankan di Bundesliga, dia kembali lagi ke Liga Inggris bersama Chelsea.
Namun, ironisnya, Chelsea yang saat itu di bawah asuhan Jose Mourinho tidak dapat memaksimalkan potensi sang pemain.
Chelsea kemudian memutuskan untuk melepas Kevin De Bruyne ke Wolfsburg dengan niai 18 juta pound.
Hanya 18 bulan kemudian, Manchester City justru yang membawanya dengan nilai 55 juta pound.
Selanjutnya, sudah diketahui bahwa Kevin De Bruyne menjadi salah satu gelandan terbaik di Liga Inggris bersama The Citizens.
Ironisnya, Chelsea tidak mengambil pelajaran dari kasus Kevin De Bruyne.
Pada Januari 2014, mereka mengumumkan telah mendatangkan bintang asal Mesir bernama Mohamed Salah dengan nilai hanya 11 juta pound dari FC Basel.
Tapi, setelah tiga tahun, Mo Salah hanya tampil dalam 19 pertandingan untuk kemudian dipinjamkan ke Fiorentina. Chelsea menjual Mo Salah ke AS Roma dengan nilai 12 juta euro.
Kisahnya pun sudah diketahui kemudian, Liverpool yang mengambil Mo Salah dari Roma dengan nilai 36,9 juta pound. Dia kemudian menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia.
Bayangkan, Chelsea akan memiliki kekuatan yang dahsyat jika mereka ketika itu mempertahankan Kevin De Bruyne dan Mohamed Salah.
Chelsea juga dinilai melakukan kesalahan ketika mereka membeli kiper dengan nilai 71,6 juta pound: Kepa Arrizabalaga pada 2018, nilai yang membuat pemain ini sebagai kiper termahal dunia.
Tapi, performanya justru di luar harapan dan membuat Chelsea kemudian harus mengeluarkan 20 juta pound untuk mendatangkan kiper Rennes, Edouard Mendy, untuk menggantikan Arrizabalaga.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Karim Benzema Segera Diadili Terkait Skandal Rekaman Seks Valbuena https://t.co/4qqWqDO4s5— SKOR Indonesia (@skorindonesia) January 8, 2021
Baca Juga:
5 Tantangan Mauricio Pochettino sebagai Pelatih Paris Saint Germain
5 Tim Pemutus Hegemoni Real Madrid dan Barcelona di Liga Spanyol