- Berikut adalah barisan gelandang yang tampil mengesankan dalam Piala Eropa.
- Dari Andres Iniesta yang menjadi motor serangan Spanyol 2008 hingga Kim Vilfort yang membawa Denmark mengejutkan.
- Kepemimpinan Theodoros Zagorakis pada Piala Eropa 2004 kunci sukses Yunani.
SKOR.id - Berikut ini adalah gelandang yang bermain cemerlang dalam sejarah Piala Eropa.
Mereka tidak hanya memberikan peran melalui kemampuannya dalam mengatur serangan tapi juga menjadi inspirator.
Mereka tidak selalu mencetak gol atau memberikan assist, melainkan dengan kemampuannya dalam mengatur permainan baik saat menyerang maupun bertahan.
Pada masanya, mereka adalah pemain yang luar biasa. Mereka ada dalam momen yang tepat, memberikan kontribusi dalam situasi yang tepat, dan menjadi inspirator pada momen yang tepat pula.
Intinya, mereka adalah pemain yang dalam momentumnya. Mereka, pada gelandang ini, memiliki multifungsi yaitu mengorganisasi, memimpin serangan, sampai memberikan assist.
Berikut 5 gelandang yang menurut UEFA.com tampil fenomenal dalam sejarah Piala Eropa:
1. Andres Iniesta (Rusia 0-3 Spanyol, 2008)
Andres Iniesta memperlihatkan kualitasnya sebagai gelandang serang dengan kemampuan memberikan umpan, menciptakan peluang, hingga membangun serangan timnas Spanyol.
Performa pemain yang kini masih aktif memperkuat klub Vissel Kobe (Jepang) tersebut tampil memesona. Andres Iniesta adalah "little guys" dengan kemampuan yang besar.
Pada semifinal Piala Eropa 2008, Andres Iniesta memberikan umpan silang yang membuat rekan setimnya, Xavi Hernandez membuka keunggulan Tim Matador.
Andres Iniesta juga memberikan assist bagi terciptanya gol ketiga Spanyol yang diciptakan David Silva.
Dengan kemenangan ini, Spanyol asuhan Luis Aragones pun ke final hingga akhirnya tampil sebagai juara setelah mengalahkan Jerman.
2. Theodoros Zagorakis (Yunani 1-0 Portugal, 2004)
Yunani salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Eropa. Tim dari Negeri Para Dewa ini memang telah menjungkirbalikkan prediksi pada Piala Eropa 2004.
Di final, Yunani asuhan Otto Rehhagel, membuat tuan rumah Portugal frustrasi ketika mereka mengalahkan bintang dunia sekelas Luis Figo, Cristiano Ronaldo, atau Ricardo Carvalho.
Sukses Yunani merengkuh gelar Piala Eropa ketika itu memang tidak terlepas dari strategi bertahan yang diterapkan Otto Rehhagel.
Namun, tanpa sosok Theodoros Zagorakis, belum tentu Yunani mampu mengakhiri laga dengan keunggulan 1-0.
Skor 1-0 sendiri "simbol" dari pertarungan dan mentalitas Yunani menghadapi tim yang sebenarnya sangat memiliki potensi mencetak banyak gol.
Theodoros Zagorakis adalah organisator ulung. Pada final itu pula, dia terpilih sebagai Pemain Terbaik.
"Yang paling penting adalah kami tidak panik," kata Theodoros Zagorakis, saat itu, kepada UEFA.com.
"Ketika kami mungkin kehabisan tenaga, kami justru malah mampu menguasai pertandingan dan itu membuat kami semakin ingin memenangkan pertandingan," dia menambahkan.
3. Pavel Nedved (Belanda 2-3 Rep. Ceko, 2004)
Sebuah tim membutuhkan figur yang mampu menghadapi situasi yang penuh tekanan.
Sosok yang bisa menghadapi kesulitan dan momen tersebut diperlihatkan oleh gelandang Republik Ceko, Pavel Nedved.
Dalam pertandingan menghadapi Belanda pada Piala Eropa 2004 dalam fase grup, Republik Ceko sudah tertinggal 0-2 setelah timnas Belanda mencetak gol melalui Wilfred Bouma pada menit ke-4 dan Ruud Van Nistelrooy menit ke-19.
Namun, Republik Ceko mampu membalikkan kedudukan tersebut, sebuah laga dramatis.
Dimulai oleh gol yang diciptakan Jan Koller menit ke-23, Milan Baros menit ke-71, dan gol ketiga diciptakan Vladimir Smicer.
Keajaiban tersebut karena kemampuan Pavel Nedved dalam membawa mengatur permainan timnya.
Bahkan, kemampuan tersebut sangat sulit untuk dihentikan oleh pemain Belanda yang menjaganya, John Heitinga, yang kemudian mendapatkan kartu merah karena melakukan pelanggaran terhadap Nedved pada menit ke-75.
4. Zinedine Zidane (Prancis 2-1 Portugal, 2000)
Semifinal Piala Eropa 2000 antara Prancis dan Portugal adalah panggung bagi dua gelandang terbaik pada masanya: Zinedine Zidane (Prancis) dan Luis Figo (Portugal).
Dan, pemenangnya adalah Zinedine Zidane yang mampu mengontrol permainan timnya sekaligus jalannya pertandingan. Zinedine Zidane memperlihatkan operan-operan yang brilian.
Bahkan, Zinedine Zidane mampu menginsiprasi rekan setimnya yang sebenarnya merupakan gelandang bertahan yaitu Patrick Vieira.
"Jika Anda bermain bersama dirinya, Anda akan memiliki keinginan untuk bermain seperti dirinya. Dia mampu mengangkat semua aspek dari tim kami," kata Patrick Viera.
5. Kim Vilfort (Belanda 2-2 Denmark, 1992)
Sukses Denmark ketika meraih gelar Piala Eropa 1992, di antaranya terlihat ketika mereka mampu menyingkirkan Belanda di semifinal lewat drama adu penalti yang berakhir 5-4.
Pada waktu normal, duel tersebut imbang 2-2. Belanda yang menjadi favorit mencetak gol lewat Dennis Bergkamp dan Frank Rijkaard pada menit ke-23 dan 86.
Sedangkan dua gol Denmark diciptakan Henrik Larsen pada menit ke-5 dan 33.
Denmark tidak kehilangan harapan ketika Belanda memaksa pertandingan dengan perpanjangan waktu hingga akhirnya adu penalti.
Sosok yang menginspirasi Tim Dinamit saat itu adalah gelandang mereka, Kim Vilvort.
Dialah pemain di balik sukses Denmark mengatasi perlawanan timnas Belanda dengan kemampuannya mengorganisasi lini tengah.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
H-6 Piala Eropa 2020!
Sejarah yang mungkin tak akan terulang kembali.
Apakah pada gelaran Piala Eropa 2020, keberuntungan juga akan menentukan siapa sang juara? pic.twitter.com/4q9vwhJdY0— SKOR.id (@skorindonesia) June 5, 2021
Berita Piala Eropa Lainnya:
Profil Tim Piala Eropa 2020 - Finlandia: Semangat Besar Pengalaman Pertama
Profil Tim Piala Eropa 2020 - Denmark: Sukses 1992 sebagai Inspirasi