- AC Milan telah menunjukkan sekilas kebangkitan di bawah Stefano Pioli.
- Rossoneri mulai rutin mengemas kemenangan dan memainkan sepak bola atraktif.
- Musim ini, setelah satu dekade lebih, AC Milan diramalkan bisa merebut gelar Scudetto.
SKOR.id - AC Milan mulai memperlihatkan kualitas tim jagoan dan diprediksi akan jadi kandidat kuat peraih gelar Liga Italia 2021-2022.
Setelah satu dekade sebelumnya tampil mengecewakan, AC Milan asuhan Stefano Pioli menunjukkan kebangkitan.
Dalam bimbingan Pioli yang ditunjuk menempati kursi sejak 2019, Milan kembali menjadi tim yang memainkan sepak bola menyerang dan berkualitas.
Di tahun pertamanya, Pioli yang menggantikan Marco Giampaolo per Oktober 2019 berhasil membawa Milan finis di posisi keenam, dan musim lalu naik ke peringkat dua, sekaligus posisi terbaik Rossoneri sejak 2012-2013.
Sayang, Milan mengalami kemunduran setelah paruh pertama sehingga kehilangan kesempatan merebut gelar yang diraih Inter Milan.
Belajar dari pengalaman musim lalu, Milan kini makin mantap. Mereka belum terkalahkan, menang 6 kali dan sekali seri dari 7 laga di Serie A.
Milan hanya kalah dari Napoli yang menempati puncak klasemen sementara berkat 7 kemenangan beruntun. Kendati begitu, Rossonerri sangat dijagokan bisa finis sebagai juara di akhir musim.
Ada lima alasan mengapa tim bermarkas di San Siro diyakini bisa merebut Scudetto 2021-22. Berikut penjelasannya:
5. Pertahanan yang Solid
Unit pertahanan AC Milan disebut salah satu yang terbaik di Serie A musim ini. Mereka berada di posisi kedua (5 kemasukan), di bawah Napoli (3), dan di atas Torino (7).
Fikayo Tomori tampil impresif di Italia dan mengontraknya secara permanen dari Chelsea merupakan keputusan tepat Milan.
Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer juga menambah kekuatan signifikan pada posisi bek tengah bersama Tomori.
Selain itu, Alessandro Florenzi dan Fode Ballo-Toure dapat dianggap sebagai pilihan bagus dengan Theo Hernandez dan Davide Calabria untuk posisi full-back.
Pioli lebih menyukai sistem 4-2-3-1 dan sumber daya yang dimilikinya untuk musim ini sesuai dengan rencana allenatore 55 tahun itu.
4. Kekuatan Serangan
Kedatangan Olivier Giroud dianggap sebagai aksi cerdas Milan. Striker gaek ini menjadi opsi saat Zlatan Ibrahimovic berhalangan.
Mantan penyerang Chelsea ini acap keluar dari bangku cadangan dan mencetak gol yang dibutuhkan tim.
Dalam beberapa kesempatan, Pioli bisa dikatakan kerap kesulitan menemukan finisher di timnya. Namun, dengan Ibrahimovic dan Giroud menjadi ujung tombak serangan, itu tidak mungkin terjadi.
Mengingat Giroud cukup tajam, Milan berharap bisa mencuri poin dengan gol-gol pemain 35 tahun itu di menit-menit akhir.
Dalam jangka panjang, kemenangan maupun hasil imbang seperti ini dapat mengimbangi aspirasi gelar mereka dan akhirnya membawa pulang gelar Serie A.
3. Awal Musim Ciamik
AC Milan telah mengawali musim 2021-2022 dengan sangat mengesankan. Rossoneri berhasil memenangkan enam dari tujuh pertandingan pembuka, dan seri melawan Juventus.
Il Diavolo (Iblis Merah) hanya kalah dari Napoli yang mencatatkan rapor 100 persen di liga. Meski begitu, AC Milan jauh lebih baik dari Juventus, Atalanta, Roma, dan juara bertahan Inter Milan.
Selain itu, jika melihat lawan-lawan Milan di awal musim start ini jadi sangat penting. Mereka mengalahkan Atalanta, tim yang sangat konsisten dan juga bermain imbang melawan Juventus.
Oleh karena itu, melihat tren, dapat diprediksi bahwa mereka telah memulai musim dengan baik untuk finis sebagai juara.
2. Kekuatan para Pesaing Menurun
Alasan kunci lain untuk mendukung harapan gelar Rossoneri musim ini adalah penurunan kualitas klub Serie A lainnya.
Sementara AC Milan juga kehilangan pemain, terutama Gianluigi Donnarumma dan Hakan Calhanoglu, hal ini lebih kecil dibandingkan para rival.
Di Atalanta contohnya, mereka kehilangan Cristian Romero yang hijrah ke Tottenham. Tanpa bek andalannya itu, skuad asuhan Gianpiero Gasperini sudah kebobolan 9 gol, dan kalah 2 kali.
Juara bertahan Inter juga mengalami perubahan signifikan. Mereka tidak hanya kehilangan Romelu Lukaku dan Achraf Hakimi tetapi tanpa pelatih juara Antonio Conte, tim ini akan sulit mempertahankan gelar.
Sementara Juventus yang kembali diasuh Max Allegri sempat memprihatinkan sejak ditinggal pergi Cristiano Ronaldo. Mereka baru mencetak 11 gol dan berada di pos ketujuh.
AS Roma, meski sudah mendatangkan Jose Mourinho, dan sempat menjalani start apik mulai terlihat kendur dan butuh banyak polesan untuk menjadi penantang juara.
1. Pelajaran dari Musim Lalu
Sejujurnya, AC Milan sangat dekat dengan gelar juara pada musim lalu. Namun, mereka akhirnya harus mengaku keunggulan rival sekota, Inter Milan.
Di akhir musim, Milan terpaut 12 poin dari Inter. Ini sebagian karena penurunan performa Rossoneri pasca-musim dingin yang membuat mereka semakin terpuruk dalam hal poin.
Kali ini, Pioli akan memikirkan hal ini. Tim ini kemungkinan akan mengalami masa sulit lagi, dengan Franck Kessie dan Ismael Bennacer berangkat ke Piala Afrika pada Januari.
Di sini, Pioli bisa mengandalkan kekuatan para pemain mudanya. Selain Sandro Tonali yang sudah mempertontonkan potensi bintangnya, pemain muda lain juga bisa membuat terobosan di tim.
Pemain seperti Brahim Diaz dan Rafael Leao bisa berguna dan menyelamatkan pertandingan Milan. Selain itu, kompatibilitas Mike Maignan di bawah gawang jadi senjata lain dalam tim ini.
Pengganti Donnarumma itu mampu memperlihatkan dirinya juga kiper mumpuni, dengan mengemas tiga clean sheet dari kebobolan tujuh gol dari tujuh laga.
Joan Laporta Sempat Berharap Lionel Messi Mau Main secara Gratis di Barcelona https://t.co/hzb9i4jNlV— SKOR.id (@skorindonesia) October 9, 2021
Baca AC Milan Lainnya:
Wonderkid: Francesco Camarda, Bocah 13 Tahun yang Sukses Tekuk-tekuk Catatan Zlatan di AC Milan