SKOR.id – Sejumlah hal menarik akan tersaji pada fase grup Liga Champions 2023-2024, saat dimulainya matchday 1, Selasa-Rabu (19-20/9/2023).
Sebut saja laga ulangan final 1999, persaingan sangat kompetitif di Grup F, dan sejumlah lawan berat yang langsung dihadapi para klub debutan. Berikut 4 hal yang wajib disorot pada fase grup Liga Champions musim ini:
Finalis 1999 perbarui rivalitas
Kembali ke Liga Champions setelah absen satu tahun, Manchester United menghadapi lawan yang sudah tidak asing lagi di Grup A setelah hasil undian mempertemukan mereka dengan juara enam kali FC Bayern Munchen.
Setan Merah menghasilkan salah satu comeback paling berkesan sepanjang masa melawan klub raksasa Jerman itu di final tahun 1999, mencetak dua gol di waktu tambahan.
Namun setelah laga tersebut, Man United hanya mampu sekali menang atas Munchen dalam delapan pertemuan berikutnya. Itu terjadi di perempat final musim 2009-2010. Total, dari 12 duel keduanya, Man United hanya mampu 2 kali menang dan 5 imbang.
Akuisisi kapten timnas Inggris Harry Kane pada musim panas lalu oleh Bayern menambah lapisan intrik pada pertandingan yang sudah menarik ini. Pemain berusia 30 tahun itu meninggalkan Tottenham sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub London utara itu, dengan 280 gol dalam 435 penampilan di semua kompetisi.
Jika awal kehidupan Kane di Munchen bisa dilalui, tim Bavaria itu mungkin akan menjalani musim yang mengesankan.
Undian bertabur bintang untuk Newcastle
Lebih dari 20 tahun telah berlalu sejak Newcastle United terakhir kali bermain di Liga Champions. Pendukung The Magpies pun berharap ini menjadi momentum bagi mereka untuk bisa berbicara lebih banyak di kompetisi Eropa di masa depan.
Namun, hasil undian menempatkan skuad Eddie Howe itu untuk menghadapi finalis Liga Champions 2020 Paris Saint-Germain (PSG), juara 1997 Borussia Dortmund, dan kampiun Eropa tujuh kali AC Milan di Grup F yang mencekam.
Kunjungan Newcastle ke San Siro khususnya pasti akan menarik hati sanubari penggemar Sandro Tonali, mantan bintang Milan yang memutuskan pindah menuju St James' Park pada musim panas lalu.
Dua lawan Newcastle lainnya terakhir kali bertemu di babak 16 besar tiga tahun lalu. Dua gol Erling Haaland membantu Dortmund unggul agregat 2-1 atas PSG. Upaya keras Juan Bernat dan Neymar membalikkan keadaan di duel kedua berhasil. Pelatih Paris saat itu Thomas Tuchel pun berhasil unggul agregat satu gol atas mantan klubnya.
Setelah musim lalu tersingkir dari kompetisi di babak 16 besar, kedua belah pihak akan sangat ingin maju lebih jauh kali ini.
Klub debutan hadapi pemenang terbanyak (14) Liga Champions
Setelah lolos ke Liga Konferensi Europa perdana dan melaju ke babak 16 besar Liga Europa musim lalu, Union Berlin terlibat di babak penyisihan grup Liga Champions untuk pertama kalinya pada musim ini.
Yang menarik, pada debutnya di kompetisi tertinggi Benua Biru itu, tim asuhan Urs Fischer tersebut akan diadu melawan finalis Liga Europa 2011 Braga, perempat finalis Liga Champions 2022-2023 SSC Napoli, dan juara Eropa 14 kali Real Madrid, di Grup C.
Ini merupakan peningkatan pesat bagi klub asal ibukota Jerman, yang finis kedelapan di divisi dua ketika Madrid meraih gelar ke-13 mereka melalui kemenangan melawan Liverpool di Kyiv, Ukraina, lima tahun lalu.
Setelah bertransformasi menjadi salah satu tim dengan serangan balik paling klinis di Bundesliga di bawah asuhan Fischer, Die Eisernen diperkirakan akan membuat lawan mereka di Grup C kehabisan uang – dan mungkin akan menyebabkan satu atau dua kejutan dalam prosesnya.
Striker veteran Kevin Behrens yang sudah mencetak empat gol dari empat kali diturunkan di Liga Jerman musim ini, bisa menjadi ancaman para pemain belakang Madrid, Braga, dan Napoli.
Musuh yang familiar
Seperti rival mereka di Manchester, juara bertahan Man City juga menghadapi lawan yang akrab dari Liga Jerman, RB Leipzig. Pada pertemuan terakhir kedua klub, Haaland mengukuhkan status kebintangannya.
Pada leg kedua 16 besar Liga Champions musim lalu, Haaland mencetak 5 gol dalam kemenangan Man City 7-0 atas Leipzig. Haaland menjadi pemain ketiga yang mampu mencetak lima gol dalam satu pertandingan Liga Champions.
Dua tim yang saling berhadapan di perempat final musim lalu, SL Benfica dan FC Internazionale bertemu lagi di Grup D. Kedua tim menampilkan salah satu pertandingan terbaik musim lalu pada bulan April, ketika bermain imbang 3-3 di leg kedua babak delapan besar yang menegangkan.
Baik Benfica maupun Inter tentu senang jika sama-sama mampu lolos ke 16 besar. Tetapi, itu akan membutuhkan kecerdasan mereka saat melawan tim Salzburg yang menghibur dan Real Sociedad, yang ambil bagian untuk pertama kalinya di Liga Champions dalam satu dekade.