SKOR.id – Laga Manchester City melawan Inter Milan mungkin bukan pertandingan klasik sarat sejarah yang ditunggu oleh banyak orang.
Kedua tim sebelumnya tidak pernah bertemu dalam berbagai kompetisi resmi, kecuali dua pertandingan persahabatan. Itu pun sudah lama, lebih dari 10 tahun yang lalu.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada fakta-fakta menarik yang akan terjadi ketika kedua tim ini berjumpa dalam final Liga Champions 2022-2023 akhir pekan mendatang.
Dikutip dari UEFA.com, inilah hal-hal menarik jelang final Liga Champions 2022-2023 di Stadion Olimpiade Ataturk Istanbul, Turki, Minggu (11/6/2023) dini hari WIB.
1. Final Pertama di Istanbul Sejak Laga Dramatis 2005
Final Liga Champions terakhir yang digelar di Istanbul masih dikenang oleh penggemar sepak bola meski sudah 18 tahun berlalu.
Pada malam drama yang luar biasa itu, Liverpool asuhan Rafa Benitez sukses melakukan comeback luar biasa.
Sempat tertinggal tiga gol, The Reds berhasil menyamakan kedudukan 3-3 dan kemudian mengalahkan Milan asuhan Carlo Ancelotti melalui adu penalti untuk merebut mahkota Liga Champions.
Filippo Inzaghi, kakak kandung pelatih Inter saat ini Simone Inzaghi, ketika itu sebenarnya masih bermain untuk AC Milan.
Namun, Inzaghi tidak diturunkan dan hanya bisa sedih menyaksikan rekan-rekannya kehilangan kesempatan meraih trofi Liga Champions dengan keunggulan tiga gol mereka.
"Hanya dalam enam menit kami kebobolan tiga gol pada babak kedua, dan itu membuat kami kehilangan trofi," kata Filippo, mengenang final yang pahit itu.
"Saya tidak bisa membantu rekan setim saya menghindari kekalahan malam itu karena masih cedera, kenyataan itu membuat saya frustrasi," ia menambahkan.
Kini, setelah membawa Inter melewati mantan klub Filippo di semifinal, Simone memiliki kesempatan menciptakan kenangan indah dari ibu kota Turki itu untuk keluarga Inzaghi.
Menariknya, pada 2005 laga Liverpool dan AC Milan juga merupakan pertemuan pertama kedua tim dalam laga resmi, seperti halnya Manchester City dan Inter tahun ini.
2. Pep Berpeluang Samai Rekor Ancelotti, Zidane, dan Paisley
Setelah kemenangan Manchester City di semifinal melawan Real Madrid, pelatih City Pep Guardiola merasakan kelegaaan luar biasa.
Pep sempat berbicara tentang "tahun penderitaan" yang harus dialami para pemainnya sejak kalah dari tim asuhan Carlo Ancelotti itu pada fase yang sama 12 bulan lalu.
Kini The Citizens akan mencari penebusan serupa sejak kekalahan menyakitkan dari Chelsea asuhan Thomas Tuchel di Stadion Dragao pada final Liga Champions 2021.
Pep yang saat melatih Barcelona pernah kalah dari Inter di semifinal Liga Champions 2009/10, ingin mengakhiri penantian 12 tahunnya untuk mengklaim mahkota Liga Champions ketiga.
Sebelumnya ia pernah menggenggam trofi bergengsi itu dua kali saat menangani Barcelona, yakni pada 2008/09 dan sekali lagi pada 2010/11.
Dia akan menjadi manajer keempat yang mengangkat trofi dalam tiga kesempatan atau lebih setelah Ancelotti, mantan manajer Liverpool Bob Paisley, dan mantan pelatih Madrid Zinedine Zidane.
3. Laga Emosional bagi Edin Dzeko
Final Liga Champions musim ini juga akan menjadi peristiwa sangat emosional bagi Edin Dzeko, yang mencatat 72 gol dalam 189 penampilan untuk City antara 2011-2016.
Dzeko yang kini berseragam Inter juga menjadi bagian dari tim Manchester City yang mengakhiri penantian 44 tahun usai meraih gelar Liga Inggris pada 2012 lalu.
Penyerang veteran ini akan menghadapi mantan klubnya untuk kali pertama di ibu kota Turki tersebut, atau tujuh setengah tahun setelah ia hengkang ke Serie A.
Gol keempat pemain 37 tahun itu di Liga Champions musim ini juga turut membantu kemenangan agregat 3-0 Inter atas rival sekota AC Milan pada semifinal lalu.
Satu hal lagi, jika berhasil mencetak gol ke gawang City, striker Bosnia dan Herzegovina itu akan mencatatkan diri sebagai pencetak gol tertua dalam sejarah final Liga Champions.
Dzeko bisa melampaui rekor Paolo Maldini yang berusia 36 tahun 333 hari ketika membuka skor di Stadion Olimpiade Ataturk pada 2005.
4. Manchester City Calon Raja Baru di Eropa
Kemenangan bagi City akan menjadikan mereka klub ke-23 yang memenangkan Liga Champions sepanjang sejarah.
The Citizens beberapa kali masuk empat besar bahkan nyaris juara dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak pernah melangkah lebih jauh.
Mereka hanya mencapai empat semifinal (2015/16, 2020/21, 2021/22 dan 2022/23) dan satu final (2020/21).
Sebaliknya, juara tiga kali Inter Milan terakhir mengangkat trofi pada 2010, ketika masih ditangani Jose Mourinho.
Waktu itu Inter berhasil mengakhiri penantian 45 tahun untuk meraih gelar tertinggi Eropa tersebut usai mengalahkan Bayern Munchen di Madrid.
Sukses I Nerazurri sebelumnya dalam kompetisi kasta tertinggi antarklub Eropa itu datang di bawah asuhan pelatih Helenio Herrera pada 1964 dan 1965.
Ini berarti Simone Inzaghi bisa menjadi pelatih asal Italia pertama yang memimpin Inter menuju kejayaan Eropa.