- Persebaya Surabaya pernah punya sosok legenda yang setia mendampingi meski tim harus degradasi, yakni Mat Halil.
- Tak hanya sekali, Mat Halil tiga kali merasakan degradasi bersama skuad Persebaya Surabaya.
- Kepada Skor.id, Mat Halil menceritakan latar belakang mengapa dirinya bisa cinta mati dengan Persebaya.
SKOR.id - Loyalitas Mat Halil bersama Persebaya Surabaya sudah tak perlu diragukan lagi. Pasang-surut perjalanan tak memudarkan kecintaan Mat Halil untuk Bajul Ijo.
Jika di Juventus barangkali kisah Mat Halil sama dengan Alesandro Del Piero. Memilih tetap bertahan di klub, meskipun terdegradasi.
18 tahun lamanya Mat Halil membela Persebaya Surabaya. Kariernya diawali pada tahun 1999 ketika itu baru saja promosi dari klub amatir Persebaya, Sasana Bhakti (Sakti).
Menempati posisi bek kiri, Mat Halil saat itu menggantikan posisi Aji Santoso yang baru saja membawa tim juara. Halil mengorbit bersama beberapa pemain muda Persebaya lainnya. Sebut saja, Bejo Sugiantoro dan Uston Nawawi.
Selain senang, getir dan pahit sudah dirasakan Halil bersama Bajul Ijo, terutama ketika Persebaya terdegradasi. Tercatat tiga kali Bajul Ijo mengalami degradasi pada tahun 2002, 2006, dan 2010.
Pada 2002, Halil mengaku sebenarnya sudah mendapatkan tawaran pindah klub dengan gaji lumayan ke PSPS Pekanbaru.
"Waktu itu saya konsultasi dengan orang tua, ya diberi izin tetapi tetap saya pertimbangkan," ujarnya kepada Skor.id, Selasa (5/10/2021).
Meski sudah mendapatkan lampu hijau dari orang tua, Halil tetap merasakan kegamangan ketika itu.
Sehingga, dia perlu berkonsultasi dengan banyak pihak terutama seniornya di Persebaya.
"Akhirnya saya putuskan tetap bertahan. Waktu itu bersama dengan Mursyid (Effendi) dan Pace (Chairil Anwar)," ia menerangkan.
Saat itu Halil mengakui memang masih berada di usia emas, 22 tahun. Tapi hatinya tetap tak bisa berpindah ke tempat lain.
"Dari kecil saya itu sudah diajak menonton Persebaya sama Abah, istilahnya Mbonek. Dari situ saya cinta, mau bagaimana lagi?" ucap dia.
Selain itu yang membuat Halil tak bisa berpindah ke lain hati adalah dia sering mengalami homesick ketika jauh dari rumah. "Sering kangen orang tua," kata Halil.
Ketika kecil Halil mengaku adalah anak rumahan. Jalan hidupnya ketika kecil dan remaja lurus saja, yang pulang ke rumah tepat waktu ketika malam sebelum pukul 21.00 WIB.
Satu-satunya klub lain yang pernah dibela Halil adalah Persida Sidoarjo. Itu saat status Persebaya Surabaya dibekukan medio tahun 2014 hingga 2016.
Namun, Halil saat itu tetap meminta izin kepada pelatih maupun manajemen Persida ketika Persebaya ada pertandingan. "Istilahnya pertandingan keliling ngamen waktu itu," Halil melanjutkan.
Beruntungnya saat itu Halil terbantu dari segi ekonomi melalui bidang lainnya yakni dengan memiliki usaha rumah kost dan juga menjadi pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga, Pemkot Surabaya.
Terakhir Mat Halil harus rela melepas status sebagai pemain Persebaya ketika klub diaktifkan atau diakui kembali pada 2017. Berlaga di Liga 2 ketika itu Halil tak bisa lagi membela Persebaya karena terbentur usia.
"Sehingga saya memutuskan untuk pensiun saja," ucap pemain yang identik dengan nomor punggung 2 ini.
View this post on Instagram
Berita Persebaya Lainnya:
Statistik Gol Per Pekan Seri Pertama Liga 1 2021-2022, Keterlibatan Persebaya Besar
Hasil Persebaya vs PSIS Semarang: Menang, Laskar Mahesa Jenar Tempel Bhayangkara FC
Prediksi Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang: Ujian Berat Bagi Pertahanan Bajul Ijo