- Bayern Munchen mengunci gelar Liga Jerman 2021-2022 usai mengalahkan Borussia Dortmund, Sabtu (23/4/2022) malam WIB.
- Ini merupakan gelar ke-10 berturut-turut Bayern Munchen di Bundesliga.
- Berikut 10 momen penting yang mewarnai sukses Die Roten merajai Liga Jerman satu dekade terakhir.
SKOR.id - Setidaknya ada sepuluh momen penting yang mewarnai sukses Bayern Munchen meraih sepuluh gelar Liga Jerman beruntun.
Bayern Munchen baru saja memastikan diri menjadi juara Liga Jerman 2021-2022 usai menekuk Borussia Dortmund 3-1, Sabtu (23/4/2022) malam WIB.
Tambahan tiga poin membuat koleksi poin Bayern Munchen menjadi 75 dan tidak akan terkejar dengan hanya tiga pertandingan tersisa.
Gelar ini pun menjadi yang kesepuluh secara beruntun bagi tim berjuluk Die Roten itu di ajang Bundesliga.
Bayern Munchen semakin mengokohkan diri sebagai pemilik gelar Liga Jerman terbanyak dengan total 31 trofi.
Dilansir dari laman Bundesliga, ada pun sepuluh momen penting yang mewarnai sukses Bayern dalam suksesnya merajai Liga Jerman satu dekade terakhir.
1. Munculnya Jurgen Klopp
Bayern Munchen sudah mendominasi Liga Jerman pada periode 2000-2010 dengan memenangkan enam di antaranya.
Namun, hadirnya Jurgen Klopp menjadikan Borussia Dortmund mesin penghancur yang merusak dominasi Bayern.
Klopp berhasil membawa Borussia Dortmund mengamankan titel Liga Jerman pada musim 2010-2011 dan 2011-2012 sebelum akhirnya Bayern kembali mengambil alih sampai sekarang.
2. Sixtuple Hansi Flick
Hansi Flick, pelatih sebelum Julian Nagelsmann pernah menorehkan sejarah meraih sixtuple alias enam gelar dalam satu musim untuk Bayern Munchen.
Momen bersejarah itu terjadi pada tahun 2020 di mana Bayern memenangkan Liga Jerman, DFB-Pokal, Piala Super Jerman, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
3. Perekrutan Robert Lewandowski
Perekrutan Robert Lewandowski juga merupakan salah satu momen penting yang mewarnai sukses Bayern Munchen satu dekade terakhir.
Robert Lewandowski didatangkan Bayern Munchen dari Borussia Dortmund pada tahun 2014 secara gratis.
Ia berhasil menorehkan sejumlah pencapaian termasuk memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu musim Liga Jerman milik Gerd Muller.
4. Dominasi Pep Guardiola
Pep Guardiola ditunjuk untuk menangani Bayern Munchen pada musim 2013-2014 setelah Jupp Heynckes turun dari jabatannya.
Meski sempat kehilangan titel Piala Super Jerman di awal kepelatihannya, Pep kemudian mengubah Bayern menjadi tim yang superior.
Selama menjabat, Pep Guardiola berhasil mengamankan 82 kemenangan dari 102 pertandingan di Liga Jerman.
Ia memenangkan Bundesliga tiga musim beruntun dari 2013-2015, ditambah dua gelar DFB-Pokal, dan masing-masing satu gelar di Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
5. Pemain 'Pembuka Jalur'
Bayern Munchen memiliki pemain-pemain mengerikan yang berhasil mengantarkan tim meraih treble hingga sixtuple.
Adalah Thomas Muller, David Alaba, Jerome Boateng, Manuel Neuer, dan Javi Martinez meski pada musim ini hanya tersisa Neuer dan Muller.
6. Robbery
Robbery adalah julukan duet Arjen Robben dan Franck Ribery yang pernah menjadi andalan Bayern Munchen di sisi sayap.
Robben dan Ribery memainkan 734 pertandingan untuk Die Roten dengan catatan 268 gol dan hampir 300 assist.
7. Konsistensi Thomas Muller
Thomas Muller adalah salah satu pemain yang bisa dibilang paling konsisten baik di level klub atau pun timnas Jerman.
Untuk Bayern Munchen, Muller telah bermain dalam 625 pertandingan dan mengumpulkan 226 gol serta hampir 250 assist.
Ia mendapat julukan raja assist saat memecahkan rekor assist terbanyak dalam satu musim Liga Jerman, yakni 21 pada 2019-2020.
8. Insting Pep Guardiola
Kala menangani Bayern Munchen, Pep Guardiola dikenal sebagai sosok yang memaksakan kehendak untuk perekrutan pemain.
Kata-kata 'Thiago (Alcantara) atau tidak sama sekali' pernah melekat kepada juru taktik asal Spanyol tersebut.
Ia juga pernah melakukan hal serupa ketika ingin mendatangkan Joshua Kimmich dari RB Leipzig.
Dua pemain tersebut nyatanya berhasil menghadirkan permainan memukau untuk Bayern Munchen.
9. Jupp Heynckes yang Ringan Tangan
Jupp Heynckes memutuskan pensiun pada tahun 2013 setelah mengantarkan Bayern Munchen meraih treble winner.
Akan tetapi, empat tahun berselang ia bersedia menerima pinangan Bayern setelah mereka memberhentikan Carlo Ancelotti.
Kala itu Heynckes mengatakan bahwa kesediannya kembali menukangi Bayern Munchen adalah karena membantu Uli Hoeness, presiden klub yang merupakan rekannya.
10. Mulai Menciptakan Bintang dari Akademi
Bayern Munchen menghabiskan 70 juta euro pada tahun 2017 untuk membuka akademi klub.
Setelah era Gerd Muller dan Franz Beckenbauer, Bayern sangat jarang mengorbitkan bintangnya sendiri, terakhir pada 2000-an yakni David Alaba.
Akan tetapi, kini akademi Bayern mulai menghasilkan produk berkualitas seperti contoh Jamal Musiala yang sebelumnya tidak mendapat prospek cerah di akademi Chelsea.
Berita Bayern Munchen Lainnya:
Usai Petinggi Klub, Giliran Pelatih Bayern Munchen yang Isyaratkan Robert Lewandowski Bertahan