- 10 hal tentang Matthijs de Ligt bek tengah baru Bayern Munchen.
- Bayern Munchen berhasil merekrut Matthijs de Ligt dari Juventus.
- Di usianya yang baru 22 tahun, De Ligt dianggap sudah sangat matang.
SKOR.id - Bintang Belanda Matthijs de Ligt kini resmi menjadi pemain Bayern Munchen.
Bayern menebus De Ligt dari Juventus dengan nilai transfer sekitar 70 juta euro (sekitar Rp1,071 triliun) ditambah 10 juta euro bonus.
Klub raksasa Bundesliga mengontrak bek berusia 22 tahun tersebut hingga Juni 2027.
De Ligt menjadi rekrutan bintang kedua Bayern setelah tim asuhan Julian Nagelsmann ini membel Sadio Mane dari Liverpool.
Di usianya yang baru 22 tahun, De Ligt dianggap sudah sangat matang sebagai pemain belakang.
Melangsir Bundesliga, berikut 10 fakta menarik tentang bek baru Bayern Munchen tersebut:
1. Digodok di Akademi Terbaikk
Lahir di provinsi Leiderdorp, De Ligt pindah dari barat daya Belanda ke ibu kota pada usia 9 tahun untuk bergabung dengan akademi Ajax.
Akademi Ajax adalah satu sekolah sepak bola paling dihormati dan menghasilkan banyak pemain berkelas sebut saja Johan Cruyff, Marco van Basten, Dennis Bergkamp, Christian Eriksen, dan Frenkie de Jong.
Matthijs de Ligt menjadi kapten Ajax saat merebut gelar Eredivisie 2018-2019 dalam tahun yang tak terlupakan bagi klub.
2. Golden Boy
De Ligt bisa disebut Golden Boy. Di usianya yang baru 19 tahun, meraih predikat itu pada 2018.
Ia mengalahkan pemain seperti Trent Alexander-Arnold untuk trofi bergengsi itu dan menjadi bek pertama yang pernah memenangkannya.
France Football memberinya Trofi Kopa sebagai pemain U21 terbaik di planet ini setahun kemudian.
3. Pemecah Rekor - Bagian I
Sejumlah rekor dipecahkan De Ligt di usia muda. Dia menjadi debutan termuda klub ketika dia menjadi starter melawan Willem II di laga Piala Liga hanya 1 bulan 9 hari setelah ulang tahunnya yang ke-17.
Ia juga menandai momen tersebut dengan mencetak gol setelah hanya 25 menit. Menjadikannya pencetak gol termuda kedua klub di belakang Clarence Seedorf.
Dia kemudian menjadi kapte termuda (19 tahun 186 hari) saat memimpin Ajax dalam laga sistem gugur Liga Champions UEFA saat menekuk Real Madrid pada Februari 2019.
4. Pemecah Rekor - Bagian II
De Ligt juga mencatat rekor sebagai pemain termuda (17 tahun 285 hari) yang tampil di final Eropa ketika ia menjadi starter melawan Manchester United 2018.
Dia kemudian mencapai 100 penampilan untuk Ajax di usia yang lebih muda daripada pemain lain, dan terus menorehkan rekor baru di klub.
De Ligt menjadi debutan penuh termuda Belanda dan pemain termuda yang mewakili negaranya sejak 1931, saat melawan Bulgaria di kualifikasi Piala Dunia 2018.
5. Garis suksesi
Hubungan Bayern di Belanda berawal dari Dr. Willem Hesselink, yang pindah ke Bavaria pada tahun 1901 dan kemudian mewakili klub sebagai pemain, pelatih dan sebagai presidennya.
Sejak itu, Martin Jol, Jan Wouters, Roy Makaay, Mark van Bommel, Arjen Robben, Edson Braafheid dan Joshua Zirkzee semuanya bermain untuk Bayern.
Kini ada De Ligt dan mantan rekan setimnya di Ajax, Ryan Gravenberch di Bayern.
6. Bisa Bisa Menjadi Gelandang
Dikenal sebagai salah satu bek tengah terbaik saat ini, De Ligt juga bisa bermain lebih ke depan di tengah lapangan.
"Sampai saya berusia 15 tahun, saya adalah seorang gelandang serang,” jelasnya kepada UEFA.com.
“Saya banyak bermain di lini tengah, saya mencetak beberapa gol, memberikan beberapa assist, dan kemudian mereka berkata bahwa akan lebih baik bagi karier saya untuk pergi satu posisi ke belakang, ke bek tengah."
7. Bermimpi Menjadi Cristiano Ronaldo
Saat muda De Ligt memilih Cristiano Ronaldo ketimbang Franz Beckenbauer atau Mats Hummels.
"Saya selalu ingin menjadi Cristiano Ronaldo. Terutama saat dia bermain di Manchester United. Baju sepak bola pertama saya juga miliknya dari waktu itu," katanya dalam sebuah wawancara dengan outlet Belanda VI.
8. Bisa Main Kotor
Meski disebut-sebut sebagai bek dengan kemampuan menguasai bola dia juga tidak ragu main kotor jika berusaha merebut bola.
"Pekerjaan kotor itu sangat penting," katanya kepada The Guardian.
"Orang-orang menyebutnya kotor, tapi saya merasa itu sangat bagus. Untuk menyundul bola, untuk memenangkan duel. Saya juga suka bertahan satu lawan satu, bertarung melawan lawan."
9. Dia Belajar dari yang Terbaik
De Ligt tidak hanya bermain bersama Virgil van Dijk untuk negaranya, tetapi ia juga memiliki duo legendaris Italia Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini untuk menemani di Juve.
Ini "sekolah" terbaik bagi De Ligt untuk belajar, seperti yang diakui oleh pemain itu sendiri.
"Virgil adalah pemain yang memiliki pengalaman di liga-liga top dan, tentu saja, Anda ingin belajar darinya," katanya seperti dikutip Goal.
"Sementara Giorgio sekarang berusia 37 tahun. Dan sekarang dia bermain seperti sedang membaca buku," tuturnya kepada Guardian.
10. Suka Menang
Berstatus sebagai salah satu bek tengah terbaik, De Ligt selalu dihadapkan pada ekspektasi tinggi. Itu ia temukan saat membela Juventus.
Hal sama juga akan ia dapatkan saat mengenakan kostum Bayern, sehingga diyakini ia mampu mengatasinya. "Terpenting bagi saya adalah menang," katanya.
Berita Bola Internasional Lainnya
FC Tokyo Datangkan Penyerang Baru dari Sporting Lisbon
Setelah Absen 10 Tahun, Gelandang Yokohama F. Marinos Kembali ke Timnas Jepang