- PB ISSI bakal merekrut 1.000 atlet di bawah usia 13 tahun yang tinggal di dataran tinggi.
- Program ini merupakan langkah untuk mempersiapkan atlet masa depan, khususnya menghadapi Olimpiade 2032.
- PB ISSI akan mendapatkan bantuan seorang super konsultan asal Prancis, Frederic Magne.
SKOR.id – Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) berencana merekrut 1.000 atlet muda di bawah usia 13 tahun sebagai bagian dari program jangka panjang meningkatkan prestasi.
Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari, mengatakan pencarian bibit atlet muda ini akan dilakukan di dataran tinggi lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Kami percaya seseorang yang tinggal di atas ketinggian 1.500 atau 2.000 mdpl, rata-rata memiliki paru-paru lebih besar. Sehingga VO2 Max juga dipercaya lebih besar,” kata Raja Sapta Oktohari kepada wartawan, Selasa (21/1/2020).
“Jika modal paru-paru lebih besar, dengan kerja keras dan fokus, itu bisa melahirkan pesepeda besar pula. Kami akan bekerja sama dengan semua stakeholder untuk menjalankan program ini,” ia menambahkan.
Baca Juga: PB ISSI Boyong Konsultan Asing Peraih Tujuh Gelar Juara Dunia
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu juga mengatakan program ini merupakan langkah untuk mempersiapkan atlet masa depan, khususnya menghadapi Olimpiade 2032.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia tengah melakukan bidding atau pengajuan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Jika terpilih, Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, tidak ingin Indonesia sekadar menjadi penghibur, namun harus sukses dalam segi prestasi.
“Kami sudah berhitung rekrutmen akan dimulai pada usia 13 tahun. Jadi ketika Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, mereka berusia 25 tahun dan tengah dalam performa maksimal,” katanya.
“Kami percaya dari 1.000 yang direkrut, akan dapat 10 persen yakni 100. Dari 100 itu akan ada 10 atlet dan nantinya akan ada 1 anak yang menjadi juara di Olimpiade,” Okto optimistis.
Dalam proses perekrutan bibit muda nanti, PB ISSI bakal mendapatkan bantuan dari super konsultan asal Prancis, Frederic Magne.
Baca Juga: Tinggalkan Tour de France 2019, Rohan Dennis Alami Masalah Kesehatan Mental
Frederic Magne adalah mantan atlet balap sepeda yang pernah tujuh kali menjadi juara dunia di nomor trek. Empat di antaranya nomor trek tandem bersama Fabrice Colas pada1987, 1988, 1989, dan 1994. Sisanya, keirin pada 1995, 1997, dan 2000.
Selama aktif menjadi atlet, Frederic Magne juga telah tampil dalam empat Olimpiade.
Lebih dari itu, ia adalah pendiri dan Director General of the UCI World Cycling Centre (WCC) selama 10 tahun.
UCI WCC telah menyelenggarakan sekitar 1.000 kamp pelatihan sejak berdiri 2002 lalu. Deretan pesepeda top dunia seperti peraih empat gelar Tour de France, Chris Froome, pernah mengikuti program UCI WCC.
“Bukan hanya target jangka pendek, tetapi juga menginginkan janga menengah, dan jangka panjang,” kata Okto.
“Jangka pendeknya tentunya Olimpiade 2024. Jangka menengah itu target antara. Target panjang adalah 2032 yang semoga Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade,” ia menuturkan.