- NOC Indonesia menjalin nota kesepahaman dengan IADO.
- Ini terkait sosialisasi anti-doping dalam keikutsertaan Indonesia di ajang internasional.
- Ketua IADO, Gatot S Dewa Broto, menyatakan atlet maupun pelatih harus memahami aturan anti-doping.
SKOR.id - Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia menjalin nota kesepahaman dengan Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) pada Jumat (18/11/2022).
Kerja sama tersebut berkaitan dengan persiapan Indonesia menuju event-event yang akan berlangsung pada 2023.
Intinya, lewat kerja sama ini, atlet maupun pelatih diharapkan semakin paham dengan regulasi penggunaan zat terlarang dalam olahraga.
Jangan sampai Indonesia kembali mendapatkan sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) seperti pada 2021 lalu.
Selain mencoreng citra negara, Indonesia sedang berupaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ketua IADO, Gatot S Dewa Broto, mengatakan atlet maupun pelatih harus paham dengan aturan terbaru doping.
Pasalnya, pelaku doping bukan hanya atlet yang memakai. Atlet yang mengabaikan tes doping, mengelak, maupun menunda-nunda tes, bisa dianggap sebagai pelaku.
"Atlet-atlet yang mengabaikan tes doping juga akan mendapatkan hukuman. Intinya, ada 11 aturan yang harus bisa dipahami atlet dan pelatih," ucapnya.
Eks Sesmenpora itu juga memperingatkan kalau ada pelatih yang mengancam atau mengharuskan atlet memakai zat terlarang, bisa dijerat sanksi.
Gatot S Dewa Broto mewanti-wanti para atlet untuk berhati-hati dalam pemilihan suplemen. Jangan sampai itu mengandung zat-zat yang dilarang WADA.
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menegaskan IADO bukanlah badan yang bertugas menangkap atlet pemakai doping.
Gatot S Dewa Broto dan jajarannya, bertugas melakukan sosialisasi terkait bahaya dan akibat bila atlet memakai zat terlarang dalam kejuaraan.
"Yang jelas, sanksi yang menimpa Indonesia pada 2021 ada hikmahnya. Lembaga kredibel seperti IADO bisa lahir (menggantikan LADI),"
"Good Governance dalam anti-doping di Indonesia, bertahap sudah kami wujudkan. Sekarang, bagaimana sosialisasi anti-doping bisa berjalan baik sesuai kode WADA," kata sosok yang akrab disapa Okto ini.
Berita IADO Lainnya:
IADO Umumkan 5 Atlet PON Papua 2021 Positif Doping, Ini Sanksinya
IADO Siapkan Skuad Terbaik Kawal Gerakan Anti Doping di ASEAN Para Games 2021