- FINA tengah melakukan reformasi internal besar-besaran jelang tahun baru 2022.
- FINA menyelidiki ulang kasus doping masa lalu yang melibatkan kontingen Jerman Timur di Olimpiade 1980.
- Hasilnya, Sharron Davies menerima hak medali Olimpiade 1980 yang tertunda 21 tahun.
SKOR.id - Federasi Renang Internasional (FINA) di bawah kepemimpinan presiden anyar, Husain Al-Musallam, tengah gencar melakukan bersih-bersih internal federasi.
Pria asal Kuwait itu mencanangkan program perubahan internal federasi dengan menugaskan 12 Komisi Reformasi.
Mereka kemudian membentuk satuan tugas (satgas) yang salah satu fungsi utamanya mengusut masalah anti-doping di dunia renang yang terjadi pada masa lalu.
Satgas yang diberi nama Aquatics Integrity Unit diharapkan sepenuhnya selesai dibentuk sebelum akhir 2021 agar dapat disetujui oleh Kongres FINA pada Juni tahun depan.
"FINA berkomitmen untuk melakukan apa yang bisa kami lakukan untuk mengatasi masalah ketidakadilan di masa lalu," ucap perwakilan FINA dikutip dari insidethegames.
"Selain itu, FINA juga ingin memastikan keadilan masa kini dan masa depan untuk para atlet akuatik."
Pekan lalu, FINA mengumumkan telah mencopot gelar kehormatan yang diberikan pada tahun 1985 kepada Lothar Kipke, kepala dokter Jerman Timur era 1970-an hingga 1980-an.
Pencopotan ini baru dilakukan setelah hampir 22 tahun pengadilan menjatuhkan hukuman pidana kepada Kipke atas peran kuncinya dalam skandal doping perenang Jerman Timur.
Meskipun terkesan sangat terlambat, para veteran renang memuji langkah yang diambil FINA di bawah kepemimpinan Al-Musallam.
Sharron Davies, yang bertahun-tahun bersama atlet renang lain memperjuangkan hak kenaikan medali ke FINA, mengaku lega dengan langkah yang diambil federasi.
Perenang Inggris tersebut meraih medali perak pada Olimpiade Moscow 1980 setelah finis di belakang atlet Jerman Timur, Petra Schneider.
Petra Schneider belakangan terbukti menggunakan doping tetapi Sharron Davies dan perenang lain belum mendapatkan hak revisi medali Olimpiade.
More nice shots from last night… been grandma all day today, just slightly less glamorous ???? pic.twitter.com/YXYKCElkt5— Sharron Davies MBE (@sharrond62) November 12, 2021
"Saya sangat senanng FINA ingin memperbaiki masalah serius di masa lalu. Mereka memiliki kepemimpinan di bawah standar selama bertahun-tahun," ucap Davies.
"Namun, kepemimpinan anyar ini sepertinya memiliki komitmen yang menjanjikan. Saya sangat gembira karena perenang masa lalu banyak dikecewakan."
"Saat ini, yang diharapkan hanyalah kepemimpinan yang transparan dan adil dengan atlet sebagai pusatnya," ujarnya.
"Saya berharap langkah ini menunjukkan komitmen besar FINA untuk dunia akuatik untuk mengoreksi yang salah tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan."
Indonesia Open 2021: Dihajar Jadwal Padat, Kevin Sanjaya Merasa Diperlakukan seperti Robothttps://t.co/xxMLotkq0m— SKOR.id (@skorindonesia) November 23, 2021
Berita Renang Lainnya:
Perenang Australia Bocorkan Sisi Gelap Dunia Olahraga di Negaranya
10 Rekor Nasional Tercipta dari Cabor Para Renang Peparnas XVI Papua 2021