- Malaysia gagal menambah medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020 setelah atlet tolak peluru, Muhammad Ziyad Zolkefli, didiskualifikasi.
- Medali emas Muhammad Ziyad Zolkefli dicabut, menyusul protes dari Ukraina terkait masalah teknis.
- Muhammad Ziyad Zolkefli meminta maaf kepada masyarakat Malaysia karena gagal menyumbang medali di Paralimpiade Tokyo.
SKOR.id - Upaya atlet Malaysia, Muhammad Ziyad Zolkefli, untuk menyumbang medali emas di Paralimpiade Tokyo, berakhir antiklimaks.
Insiden mewarnai penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo 2020. Medali emas yang sempat diraih atlet tolak peluru Malaysia itu akhirnya dicabut.
Tim Ukraina, lawan Malaysia di partai final, melayangkan protes kepada panitia terkait kesalahan administrasi Muhammad Ziyad Zolkefli.
Ziyad, sapaannya, dianggap bersalah karena terlambat ke call room sebelum laga dimulai. Medali emas nomor F20 pun jadi milik Maksym Koval asal Ukraina
Padahal, Muhammad Ziyad Zolkefli tampil luar biasa. Peraih emas Paralimpiade Rio 2016 tersebut membukukan rekor dunia yang baru dengan 17,94m.
Jika tidak didiskualifikasi, atlet tolak peluru tersebut menjadi orang kedua yang menyumbangkan medali emas untuk Malaysia di Paralimpiade Tokyo.
Apalagi, prestasi tersebut diraih Ziyad bertepatan dengan hari ulang tahun Kemerdekaan Malaysia yang jatuh Selasa (31/8/2021).
Namun, kegembiraan Ziyad dan Kontingen Malaysia tidak berlangsung lama. Panitia akhirnya memutuskan untuk mendiskualifikasinya.
"Saya meminta maaf kepada seluruh rakyat Malaysia. Terima kasih telah mendukung saya," ucap Zayid, dikutip dari The Star Malaysia.
Di sisi lain, insiden tersebut membuat kontingen Malaysia murka. Eks Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, meluapkan kekecewaan.
Lihat postingan ini di Instagram
"Ini adalah keputusan yang memalukan. Ini aib luar biasa yang melawan semangat Paralimpiade," tulis Khairy Jamaluddin via Twitter.
"Itu adalah pelanggaran call room. Harusnya, di awal dia sudah dilarang bertanding. Ini kejam dan licik. Medali emas dan rekor dunia kami, dirampok."
This is a shameful decision. An absolute disgrace that goes against the spirit of the Paralympics. If it was a call room violation you should have not allowed them to compete in the first place. Mean spirited and petty. A stolen gold medal and world record.— Khairy Jamaluddin ???????????? (@Khairykj) August 31, 2021
Dalam siaran resmi, panitia menegaskan keputusan tersebut sudah final Merujuk aturan World Para Athletics pasal 5.5, Ziyad tanding dengan status 'under protest'.
Malaysia, bersama Australia dan Ekuador, dianggap gagal memberikan alasan yang masuk akal mengapa atletnya terlambat melapor ke call room.
Sebagai informasi, panitia juga mendiskualifikasi Todd Hodgets (Australia) dan Jordi Patricio Congo Villalba (Ecuador) karena alasan sama.
Menindaklanjuti keputusan ini, CdM Malaysia, Datuk Seri Megat D. Shahriman Zaharudin, akan melakukan banding ke IPC dan World Para Athletics (WPA).
Lihat postingan ini di Instagram
Berita Paralimpiade lainnya:
Paralimpiade Tokyo 2020: Dua Faktor Kegagalan Bolo Triyanto versi Pelatih Para Menembak Indonesia
Update Klasemen Medali Paralimpiade Tokyo 2020: Indonesia Masih Sejajar dengan Argentina