- Rabu (3/2/2021), Tokyo 2020 merilis buku panduan Olimpiade dan Paralimpiade di tengah pandemi Covid-19.
- Buku ini berisi panduan protokol kesehatan untuk atlet, media, dan staf, selama event berlangsung.
- Tokyo 2020 akan menekankan tes kesehatan, baik sebelum terbang ke Jepang hingga seluruh rangkaian acara berakhir.
SKOR.id - Panitia Tokyo 2020 dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan buku panduan Olimpiade dan Paralimpiade, Rabu (3/2/2021).
Dalam acara peluncuran yang berlangsung secara virtual tersebut buku panduan ini diharapkan jadi gambaran untuk mereka yang terlibat.
Buku panduan ini berisi protokol kesehatan selama kejuaraan. Direktur eksekutif Olimpiade, Christophe Dubi, mengatakan ini sebagai bukti keseriusan.
Pemerintah Jepang dan IOC bertekad menggelar Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dengan aman meski masih dihantui pandemi Covid-19.
"Ada banyak pertanyaan di benak publik tentang event, musim panas ini. Dan, hari ini, gambaran awal bagaimana siatuasi akan diatasi," kata Christope Dubi.
Direktur Operasional Kejuaraan, Pierre Ducrey, menjabarkan beberapa contoh protokol kesehatan yang akan diberlakukan oleh panitia.
Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021, sedangkan Paralimpiade 2020 berlangsung pada 24 Agustus-5 September.
"Buku panduan ini memberikan gambaran soal apa yang akan dilakukan kontingen sejak 14 hari sebelum terbang (ke Tokyo)," katanya.
"Termasuk (di dalamnya) tes kesehatan di negara masing-masing dan setibanya di tujuan (Tokyo). Lalu, tes selama berada di Jepang."
Terkait penonton, saat ini, panitia melarang pelancong internasional. Mereka juga akan membatasi jumlah penonton lokal di setiap venue.
"Keputusan belum diambil untuk saat ini. Namun, di musim semi (sekitar Maret) kami akan memutuskan jumlah penonton yang diizinkan."
Buku panduan edisi pertama ini akan kembali disempurnakan sekitar Maret atau April 2021, menindaklanjuti perkembangan yang terjadi.
Berikut gambaran peraturan yang terdapat dalam buku panduan Olimpiade dan Paralimpiade 2020 edisi pertama:
1. Dilarang berteriak dan mengunjungi restoran
Untuk memberi dukungan kepada atlet, penonton dilarang berteriak. Mereka hanya boleh tepuk tangan guna mengantisipasi penyebaran virus corona.
Untuk mengurangi kerumunan, atlet dilarang meninggalkan Kampung Olimpiade untuk mengunjungi bar atau restoran. Penggunaan alat transportasi umum juga dilarang.
2. Dilarang kontak langsung
Jabat tangan, high five, dan berpelukan, sangat dilarang selama acara. Semua wajib pakai masker dan dilarang memegang area wajah, rajin cuci tangan, jaga jarak sekitar dua meter.
3. Peraturan 14 hari sebelum dan sesudah tiba di Jepang
14 hari sebelum berangkat, kontingen harus membatasi kontak. Tes Covid-19 maksimal 72 jam sebelum keberangkatan dan mengunduh aplikasi Covid-19 dari panitia.
Setelah mendarat di Jepang, partisipan harus beradaptasi dan proaktif mengikuti seluruh protokol kesehatan yang diterapkan panitia.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Jesse Lingard Ukir Catatan Manis pada Laga Debut Bersama West Ham United https://t.co/EK3OHOsnBz— SKOR Indonesia (@skorindonesia) February 4, 2021
Berita Olimpiade Tokyo Lainnya:
Panitia Tokyo 2020 Pakai Robot untuk Lancarkan Olimpiade dan Paralimpiade