- KONI DIY bersama Kepala Balai Pemuda dan Olahraga (BPO), Eka Heru Prasertya, beraudiensi dengan Disdikpora DIY pada Selasa (25/8/2020).
- Ketum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, memohon kepada Kepala Disdikpora DIY agar fasilitas olahraga di Yogyakarta dapat segera dibuka.
- KONI DIY ingin fasilitas mulai dibuka pertengahan September 2020 meliputi Stadion Mandala Krida, Lapangan Kenari, hingga GOR Amongrogo Yogyakarta.
SKOR.id – KONI DIY bersama Kepala BPO, Eka Heru Prasertya, beraudiensi dengan Disdikpora DIY di kantor dinas setempat pada Selasa (25/8/2020).
Ketua Umum KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, memohon kepada Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, agar fasilitas olahraga milik Pemda DIY dapat segera dibuka.
"Kami mengajukan permohonan supaya sarana dan prasarana olahraga milik Pemda DIY bisa segera dibuka," kata Djoko Pekik Irianto.
"Secara prinsip beliau setuju. Bahkan, beliau sempat menanyakan kapan kira-kira mau digunakan," ia melanjutkan.
Menanggapi pertanyaan itu, pihak KONI DIY berharap agar fasilitas olahraga di seluruh provinsi Yogyakarta dapat segera dibuka kembali pada pertengahan September 2020.
Fasilitas olahraga milik Pemda DIY yang dimaksud di antaranya adalah kompleks Stadion Mandala Krida, Lapangan Kenari, hingga GOR Amongrogo Yogyakarta.
Tentu keinginan ini juga perlu didukung dengan pemenuhan sarana pendukung protokol kesehatan yang operasionalnya berada di bawah langsung BPO Disdikpora DIY.
Pembukaan fasilitas olahraga yang diharapkan segera dibuka pun terbatas pada cabor yang digelar outdoor dan cabor yang tidak melakukan sentuhan fisik secara langsung.
Beberapa cabor yang dimaksud adalah atletik, bola voli pasir, panjat tebing, sepatu roda, dan panahan. Olahraga ini dinilai lebih tidak berisiko menularkan Covid-19.
"Mulai pertengahan September, harapan KONI DIY bisa segera digunakan. Tahap awal untuk para atlet dulu, baik Puslatda maupun Puslatkot," kata Djoko Pekik Irianto.
"Tentu saja, semua kegiatan sudah harus sesuai dengan protokol kesehatan," dia melanjutkan.
Selama ini, para atlet dan pelatih yang tergabung dalam Puslatda PON DIY menjalankan pelatihan di rumah (training at home) atau di tempat terbuka secara tertutup.
Namun, proses latihan itu dilakukan secara tidak formal dan belum dapat memaksimalkan program latihan 15 jam dalam sepekan, mengingat keterbatasan anggaran.
Diharapkan pelatihan formal dapat segera terlaksana dengan menyesuaikan kapasitas tempat latihan yang ada.
"Harapan kami, setelah dibuka nanti, ya maintenance naik sedikit demi sedikit. Sehingga pada Januari 2021 kami sudah mulai latihan normal dan langsung meningkat."
"Apalagi, ini kami reschedule lagi programnya. Atlet tidak lagi mencapai peak performance pada Oktober 2020, tetapi pada 2021," Djoko Pekik Irianto memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita KONI DIY lainnya :