- Ryan Sandes adalah pelari ultra marathon asal Cape Town, Afrika Selatan, yang melakukan tantangan #HomeRun selama karantina Covid-19.
- Tantangan yang dilakukan Ryan Sandes adalah berlari sejauh 100 mil (160 km), termasuk pendakian vertikal setinggi 4.500 meter.
- Diawali dengan menaiki tangga di rumah, Ryan Sandes yang merupakan pelari 38 tahun itu menyelesaikan tantangannya dalam 26 jam 27 menit.
SKOR.id – Beberapa pelari jarak jauh dunia memanfaatkan era karantina pandemi Covid-19 sebagai ajang untuk menantang batas kemampuan sendiri.
Pelari maraton Kanada, Gary Robbins berlari 100 mil – 160 km – di atas treadmill dalam rangka menggalang dana untuk B.C Search and Rescue Association.
Gary Robbins selesai dalam waktu 26 jam.
Ultrarunner Amerika, Mike Wardian memenangi balap lari virtual #QuarantineBackyardUltra setelah menyelesaikan jarak lebih dari 262 mil – 422km dalam waktu 60 jam.
Satu lagi, pelari ultra marathon asal Afrika Selatan, Ryan Sandes yang berlari 160km, termasuk pendakian vertikal 4500meter, dengan mengelilingi sekitaran rumahnya di Cape Town.
Ultra marathon, yang juga disebut ultra distance atau ultra running, adalah jenis lari jarak jauh. Jarak tempuhnya bisa mencapai lebih dari 150 km.
Ryan Sandes menyebut tantangannya kali ini #HomeRun, dan dia butuh lebih dari 26 jam untuk menyelesaikannya.
Sepanjang kariernya, Ryan Sandes telah mencatatkan sejumlah prestasi luar biasa, termasuk kemenangan di Western States 100 pada 2017.
View this post on Instagram
Sandes juga finis urutan kedua dan keempat di Tur Dunia Ultra-Trail pada 2014 dan 2016, catatan FKT (waktu tercepat) di Great Himalaya Trail dan banyak lainnya.
Pada 2010, Sandes menjadi kompetitor pertama yang memenangi semua dari empat lomba Gurun Pasir, yang masing-masing membutuhkan waktu 6/7 hari,
Selama hampir satu bulan, Sandes berlari sejauh 250 km (160 mil), jalur mandiri, melewati Gurun Atacama (Cile), Gurun Gobi (Cina), Gurun Sahara (Mesir), dan Antartika.
Sayangnya, pelari 38 tahun ini tidak mendapatkan kesempatan untuk balapan lagi pada 2020 sebelum Covid-19 menunda semua kompetisi.
"Fokus utama saya untuk tahun ini adalah Ultra-Trail du Mont Blanc, tetapi sekarang ini sangat tidak mungkin," kata pelari kelahiran 10 Maret 1982 itu.
#HomeRun mungkin jadi ajang lari terbesar Sandes untuk saat ini, terutama karena Cape Town memiliki aturan karantina yang ketat.
“Sangat sulit karena kami hanya diizinkan meninggalkan rumah kami untuk keadaan darurat dan pergi ke toko-toko,” ujar Sandes.
"Karena itu, saya tidak bisa melakukan banyak lari dan hanya menggunakan putaran pendek 100 meter di rumah saya."
Home Run
Sandes mengungkapkan bahwa 100 mil adalah jarak favoritnya untuk lomba lari.
"Saya pikir itu adalah batas tantangan fisik dan mental yang penghabisan, dan saya pikir melakukannya di rumah pasti cukup sulit."
Rute perjalanan Sandes dimulai dengan menaiki 23 tangga rumahnya, dan dari sana, ia berlari di sepanjang jalan masuk, di sekitar rumahnya dan ke ruang makannya.
Pada titik ini, di ruang makan, Sandes menempatkan aid station dengan makanan, gel, dan minuman berenergi kalengan Red Bull.
Sandes juga mengganti arah setiap 20 menit untuk menghindari cedera.
Sandes mulai berlari pada jam 1 pagi pada tanggal 16 April dan semuanya selesai 26 jam dan 27 menit kemudian.
Dengan jujur, Sandes mengakui mentalnya benar-benar diuji, antara keinginan untuk berhenti dan bersantai bersama keluarganya.
Tantangan itu dirasakannya setelah melewati kilometer 70, yang berlanjut sepanjang kuartal terakhir.
"Secara mental saya sangat lelah. Saya mulai kehilangan arah. Sulit untuk fokus. Rasanya seperti saya berlari di tempat.”
Beruntung ada istri dan putranya yang menjadi kru pendukung terbesar Sandes.
Para tetangga juga menunjukkan dukungan dengan menyemangatinya ketika dia lewat di depan rumah mereka.
Sandes mengatakan keluarganya membantunya melewati masa-masa sulit selama tantangan lari itu.
Proses Pemulihan
Pada tahun 2019, di Western States 100, Sandes finis ke-11 setelah menempuh jalur 100 mil hanya dalam waktu 16 jam.
Dia terbiasa berlari jauh lebih cepat daripada yang dia lakukan untuk #HomeRun, dan maka itu pemulihan kali ini berjalan dengan baik.
"Tubuh dan kaki saya terasa cukup baik setelah berlari, karena saya benar-benar bergerak cukup lambat," katanya.
Namun, tidak demikian dengan mentalnya.
Ryan Sandes mengatakan matanya sakit "karena berlari dari gelap ke terang setiap 50 atau 60 meter", masuk dan keluar dari rumahnya.
#HomeRun memang tantangan yang panjang dan sulit, tetapi itu belum tentu yang terakhir bagi Ryan Sandes.
"Saya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya tidak akan pernah melakukan itu lagi setelah saya selesai, karena itu sangat brutal," kata Ryan Sandes.
"Tetapi jangan pernah bilang tidak pernah!” ujar Ryan Sandes.
Ikuti juga Instagram, Facebook, Youtube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Bos Ducati Senang Danilo Petrucci Menemukan Solusi untuk Masa Depanhttps://t.co/Iu9a5mg2Gv— SKOR Indonesia (@skorindonesia) June 20, 2020
Berita Olimpik Lainnya:
Dominic Thiem Klarifikasi soal Keengganannya Bantu Petenis Hadapi Pandemi
Gagal Tes Doping, Manusia Tercepat di Dunia Terancam Absen di Olimpiade Tokyo