- Panitia lari marathon di Kota Nagoya, Jepang, membuat aplikasi lomba mandiri agar perlombaan tetap terselenggara.
- Ada dua aplikasi yang dirilis oleh panitia.
- Para peserta sudah bisa menggunakan aplikasi lari marathon tersebut sejak 8 Maret dan berakhir pada 31 Mei 2020.
SKOR.id - Panitia lari marathon di Kota Nagoya, Jepang, membuat aplikasi lomba mandiri agar perlombaan tetap terselenggara.
Ide pembuatan aplikasi marathon muncul setelah dua ajang lari jarak jauh di Nagoya, yaitu The Nagoya Women's Marathon dan Nagoya City Marathon 2020, batal terselenggara.
Baca Juga: Juara Olimpiade dan SEA Games yang Jadi Abdi Negara, dari ASN hingga Paspampres
Panitia pun memutar otak agar para peserta dua turnamen tersebut tetap bisa berpartisipasi, tetapi tanpa memunculkan kerumunan demi meminimalisir penyebaran virus Covid-19.
Alhasil, terciptalah aplikasi lari marathon yang akan berfungsi untuk mencatat dan memverifikasi catatan waktu dan jarak yang telah ditempuh oleh pelari.
Panitia setempat merilis dua aplikasi marathon yang mana aplikasi pertama berguna untuk peserta yang ingin menyelesaikan 42,195 km, jarak lari marathon, dalam satu waktu.
Aplikasi kedua diperuntukkan untuk peserta yang ingin menyelesaikan perlombaan dalam waktu beberapa hari.
Tidak seperti perlombaan asli yang menggunakan jalur yang telah ditentukan oleh panitia, lomba pengganti tersebut membuat pelari bebas memilih trek yang ingin dilalui.
Para peserta sudah bisa menggunakan aplikasi lari marathon tersebut sejak 8 Maret dan berakhir pada 31 Mei 2020.
Nantinya, partisipan yang berhasil menyelesaikan perlombaan akan mendapatkan kenang-kenangan berupa kaus dan kalung dari panitia.
Namun, panitia mengimbau agar para peserta melakukan lomba secara mandiri dan hindari kerumunan agar virus Covid-19 tidak semakin menyebar.
Menurut panitia, lomba marathon yang digantikan aplikasi itu baru kali ini terjadi sepanjang sejarah penyelenggaraan acara.
"Tahun ini adalah kali pertama lomba marathon tahunan ditiadakan. Selain itu, untuk pertama kalinya juga digantikan dengan aplikasi," kata panitia seperti dilansir japantoday.com.
Karena situasi luar biasa tersebut, panitia berharap agar para partisipan mematuhi aturan yang telah dibuat oleh panitia dan menyelesaikan perlombaan dengan aman.
Baca Juga: Peter Schmeichel Tepis Anggapan Dean Henderson sudah Siap Gantikan De Gea
Meskipun tidak melakukan penutupan wilayah, area Nayoga dan sekitarnya menerapkan sistem jaga jarak serta menghindari kerumunan untuk memangkas penyebaran Covid-19.
Secara keseluruhan, jumlah pasien positif Covid-19 di Jepang mencapai 3.600 orang dengan korban meninggal 85 jiwa hingga Senin (6/4/2020).