- Liga Renang Internasional (ISL) akan mendanai 320 atlet dari September 2020 hingga Juli 2021.
- Ini merupakan bagian dari Program Solidaritas yang disusun ISL selama masa pandemi global virus corona.
- Katinka Hosszu dan kawan-kawan nantinya akan menerima Rp22,9 juta per bulan dari ISL.
SKOR.id – Liga Renang Internasional atau International Swimming League (ISL) akan mendanai para atlet yang mereka kontrak setiap bulannya.
Kebijakan ini diambil setelah seluruh turnamen renang dan Olimpiade Tokyo yang dijadwal ulang pada musim panas 2021 mendatang akibat pandemi global virus corona.
Pembayaran bulanan akan dimulai pada 1 September 2020. ISL juga berencana menggelar kombinasi latihan dan kompetisi dari 14 Oktober-17 November mendatang.
Langkah dan rencana ini diambil untuk membantu para perenang selama masa pandemi virus penyebab penyakit Covid-19 yang tidak bisa diprediksi kapan akan reda itu.
Baca Juga: Perenang Cate Campbell Optimistis Mampu Bertahan Hingga Paris 2024
“Kami telah memutuskan memberikan dukungan kepada para atlet pada 2020-2021 dengan menerapkan ISL Solidarity Program,” ujar pernyataan ISL, Jumat (3/4/2020).
“Setiap atlet yang memiliki kontrak atau akan dikontrak klub-klub ISL akan menerima uang yang sama per bulan, mulai 1 September 2020 hingga 1 Juli 2021.”
ISL berharap hibah finansial ini akan meringankan beban perenang selama masa pandemi virus corona yang membuat banyak ajang dan turnamen olahraga ditunda atau dibatalkan.
Mereka juga ingin uang yang diberikan dapat membantu atlet dalam mempersiapkan diri menghadapi ajang mayor Olimpiade Tokyo yang akan digelar 23 Juli-7 Agustus 2021.
Kebijakan ISL ini disambut baik oleh para atlet. Perenang putri Hungaria Katinka Hosszu mengatakan Program Solidaritas akan membuat ia dan koleganya tenang.
Memang belum ada detail resmi soal berapa banyak uang yang diberikan. Namun kabarnya setiap atlet akan menerima 1.400 dolar AS (setara Rp22,9 juta) per bulan.
Hibah finansial tersebut nantinya bakal diterima oleh 320 perenang serta para pelatih dan juga manajer 10 klub peserta ISL.
“Bagi kami, para atlet, sangat penting bisa melewati periode sulit ini dalam mempersiapkan diri untuk musim panas (Olimpiade) mendatang,” ujar Hosszu seperti dikutip dari Reuters.
“Dengan jaminan (keuangan), kami dapat menjaga fokus menjalani latihan dan turnamen yang akan digelar,” peraih tiga medali emas Olimpiade 2016 itu menambahkan.
Hal serupa juga diungkapkan Adam Peaty. Perenang putra Inggris ini mengatakan bantuan ISL akan sangat dibutuhkan dalam persiapan menghadapi musim 2021.
“Saat ini semua orang mengalami ketidakpastian sehingga hibah keuangan dari ISL tentu menjadi kabar baik karena akan sangat membantu kami,” ujar Peaty kepada BBC Sport.
Selain akan memberikan hibah finansial, ISL juga telah menyiapkan rencana menggelar event renang radikal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
“Kami meyakini bahwa turnamen ini nantinya juga berfungsi sebagai demonstrasi solidaritas dan persatuan komunitas renang kepada dunia,” ujar keterangan ISL dalam rilisnya.
Baca Juga: Olimpiade Ditunda, Perenang Indonesia Siman Sudartawa Intip Peluang
Untuk diketahui, ISL merupakan ajang tahunan para perenang profesional dengan format kompetisi antartim. Event ini pertama kali digelar pada 2019 lalu.
Pada musim debutnya, ISL diikuti oleh delapan tim. Gelaran perdana dimenangi oleh Energy Standard yang diperkuat perenang top seperti Chad Le Clos dan Sarah Sjostrom.
Untuk ISL 2020, akan ada tambahan dua tim. Kompetisi nantinya akan digelar di satu tempat, berbeda dengan tahun sebelumnya di mana berlangsung di lima negara.
ISL tengah mempertimbangkan empat negaras sebagai kandidat tuan rumah, yakni Australia, Jepang, Hungaria, dan Amerika Serikat (AS).