- Softball akan tetap jadi event pembuka Olimpiade Tokyo 2020 di tengah kekhawatiran soal wabah COVID-19.
- Jepang dijadwalkan bertemu Australia pada laga pembuka di Fukushima Azuma Baseball Stadium, 22 Juli 2020.
- Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pembatalan Olimpiade tidak masuk pertimbangannya dan panitia.
SKOR.id – Penyelenggara Olimpiade XXII/2020 Tokyo menegaskan bahwa cabang olahraga (cabor) softball tetap menjadi event pembuka dan akan bergulir sesuai jadwal.
Tim softball tuan rumah Jepang dijadwalkan berhadapan dengan Australia di Fukushima Azuma Baseball Stadium pada 22 Juli 2020 atau dua hari sebelum Olimpiade resmi dibuka.
Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pertandingan softball antara Italia versus Amerika Serikat (AS) kemudian Meksiko melawan Kanada.
Hal ini disampaikan pihak penyelenggara pada Kamis (12/3/2020). Pengumuman ini datang di tengah kekhawatiran masifnya wabah virus corona (COVID-19) di seluruh dunia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menaikkan status virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina itu dari endemi menjadi pandemi, Rabu (11/3/2020).
“Kami merasa terhormat softball dipilih untuk menjadi ajang pembuka Olimpiade Tokyo 2020,” ujar Presiden Konfederasi Baseball dan Softball Dunia (WBSC) Riccardo Fraccari.
Softball dalam Olimpiade nanti akan menampilkan enam tim, Jepang, AS, Australia, Kanada, Italia, dan Meksiko dengan sistem round robin (setiap tim akan saling berhadapan).
Total cabor ini akan memainkan 17 pertandingan, termasuk perebutan medali perunggu dan emas. Partai final rencananya berlangsung di Yokohama Stadium, 28 Juli 2020.
Baca Juga: Road to Olimpiade 2020: Selancar Indonesia Akan Berburu Tiket di El Salvador
Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada Kamis (12/3/2020) mengatakan bahwa pembatalan Olimpiade tidak masuk dalam pertimbangan pihaknya dan penyelenggara.
Meskipun, klasifikasi COVID-19 sebagai pandemi kemungkinan besar akan memengaruhi pesta olahraga terbesar dunia tersebut.
“Kami tidak bilang bahwa pengumuman wabah virus corona sebagai pandemi tidak akan memiliki dampak…. Namun pembatalan juga tidak ada dalam pikiran kami,” ujar Koike.
Perempuan 67 tahun itu menegaskan pihaknya, bersama pemerintah Jepang, dan penyelenggara akan terus bekerja dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mencari solusi terbaik.
Yuriko Koike tentu saja ingin Olimpiade 2020 yang berlangsung di wilayah kepemimpinannya tetap berjalan sesuai dengan jadwal awal, yakni pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
Namun keputusan akhir akan tetap berada di tangan IOC. Dan apapun keputusannya nanti, Koike, pihak penyelenggara, dan Jepang harus menerimanya.
“Pemerintah (Tokyo dan Jepang) harus mulai berpikir soal apa yang harus dilakukan jika Olimpiade dibatalkan atau ditunda,” ujar politisi Jepang dari Partai Demokratik Liberal, Shigeru Ishiba.