- CdM Tim Pengungsi Tegla Loroupe mengatakan IOC ingin standar seleksi atlet ditingkatkan.
- IOC memberikan bea siswa untuk 49 atlet dari negara-negara yang terlibat konflik dan perang.
- Perenang putri Suriah Yusra Mardini kembali berpeluang tampil di Olimpiade sebagai bagian dari Tim Pengungsi.
SKOR.id – Tegla Loroupe mengungkapkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) ingin meningkatkan standar untuk Tim Pengungsi (Refugee Team) pada gelaran 2020 ini.
Untuk Olimpiade Tokyo 2020, Tegla Loroupe menjelaskan bahwa standar dan talenta tidak akan bisa dikompromi dalam pemilihan atlet nantinya.
Menurut Chef de Mission (CdM) Tim Pengungsi itu, IOC telah memberikan bea siswa kepada 49 atlet, termasuk mereka yang telah tampil dalam gelaran sebelumnya.
IOC pertama kali membentuk Refugee Team pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016. Isinya adalah para atlet yang mengungsi dari negara mereka karena konflik atau perang.
Empat tahun lalu, 10 dari 43 nama atlet terpilih untuk berlaga di Rio de Janeiro. Dari 10 nama, dua di antaranya adalah perenang asal Suriah, Rami Anis dan Yusra Mardini.
Baca Juga: Raih Enam Emas, Lifter Indonesia Berjaya di Iran
Suriah menjadi satu dari empat negara yang dipilih IOC. Tiga lainnya berasal dari Sudan Selatan (5 atlet lari), Republik Demokrasi Kongo (2 judoka), dan Etiopia (1 pelari maraton).
Untuk Olimpiade di Tokyo, Jepang, musim panas nanti, cabang olahraganya bertambah, meliputi bulu tangkis, tinju, karate, taekwondo, dan angkat besi.
Saat ini, Tegla Loroupe memimpin langsung pemusatan latihan di Nairobi, Kenya, di mana lima atlet lokal dan 25 lainnya terus mempersiapkan diri.
“Ekspektasi terhadap para atlet pengungsi untuk Olimpiade Tokyo lebih tinggi dibandingkan pada gelaran 2016,” kata mantan atlet maraton Kenya tersebut.
“Tanpa mengurangi standar, seleksi atlet akan didasarkan pada performa terbaik. Tentu tingkat persaingannya bakal lebih tinggi,” Tegla Loroupe menambahkan.
Cabang renang mendapatkan tambahan atlet. Alaa Maso dan Mohamed Eyad Masoud yang berasal dari Suriah bakal bergabung dengan kompatriotnya, Rami Anis dan Yusra Mardini.
Baca Juga: Viral Riska Ramadila, Ini Tanggapan Pengprov PBVSI Riau
Namun karena keempatnya belum mencapai klasifikasi waktu A dan B, maka tim akan bergantung pada jatah universalitas (tidak memenuhi standar) Olimpiade.
Komite Olimpiade Nasional (NOC) hanya memberikan dua tempat universalitas, masing-masing satu atlet putra dan putri untuk satu perlombaan.
Namun belum diketahui bagaimana itu akan diaplikasikan terhadap Tim Pengungsi. Pada Olimpiade 2016, Rami Anis (putra) dan Yusra Mardini (putri) bisa berpartisipasi karena tidak ada pesaing.
Jika merujuk pada jatah universalitas, maka Yusra Mardini berpeluang kembali tampil di Olimpade. Sementara Rami Anis harus bersaing dengan Alaa Maso dan Mohamed Eyad Masoud.